Kanjeng Sultan Hamengku Buwono V / Gusti Raden Mas Gathot Menol [Hb.4.6] (Sinuhun Menol) b. 24 Januari 1820 d. 5 Juni 1855
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Hamengku Buwono V |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Kanjeng Sultan Hamengku Buwono V / Gusti Raden Mas Gathot Menol [Hb.4.6] |
Nama belakang lainnya | Sinuhun Menol |
Orang Tua
♂ Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwono IV [Hb.III.18] / Gusti Raden Mas Ibnu Jarot (Sinuhun Jarot) [Hamengku Buwono III] b. 3 April 1804 d. 6 Desember 1822 ♀ Gusti Kanjeng Ratu Kencono [Gp.Hb.4.1] / Gusti Kanjeng Ratu Agung (Gusti Kanjeng Ratu Hageng) [Danurejo II] | |
Halaman-wiki | wikipedia:Hamengkubuwana_V |
Momen penting
24 Januari 1820 lahir:
kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Timur [Hb.5.3] [Hamengku Buwono V]
kelahiran anak: ♂ Bendoro Raden Mas Sepuh [Hb.5.2] [Hamengku Buwono V]
kelahiran anak: ♀ Gusti Bendoro Raden Ayu Angabehi [Hb.5.1] [Gp.Hb.6.3] (Bendoro Raden Ayu Gondokusumo) [Hamengku Buwono V]
kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Hadiwinoto [Hb.5.7] [Hamengku Buwono V]
kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Suwardi [Hb.5.4] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Bumisalamah [Hb.5.6] [Hamengku Buwono V]
kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Rabingu [Hb.5.5] [Hamengku Buwono V]
perkawinan: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Sultan [Gp.Hb.6.2] / Gusti Kanjeng Ratu Hageng (Roromunting) [Prawirorejoso]
perkawinan: ♀ Kanjeng Mas Hemawati [Hamengku Buwono]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Panukmowati [Ga.Hb.5.2] [?]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Dewaningsih [Ga.Hb.5.1] [?]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retno Sriwulan [Ga.Hb.5.3] [?]
19 Desember 1823 - 17 Agustus 1826 gelar: Yogyakarta, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana V Senopati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid'din Panatagama Khalifatu'llah Ingkang Jumeneng Kaping V
17 Januari 1828 - 5 Juni 1855 gelar: Yogyakarta, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana V Senopati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid'din Panatagama Khalifatu'llah Ingkang Jumeneng Kaping V
14 November 1834 perkawinan: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Kencono [Hb.2.52.2] / Bendoro Raden Ajeng Suradinah [Gp.Hb.5.1] [Hamengku Buwono II / Hamengku Buwono III]
1836 kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Adipati Mangkubumi [Hb.5.8] / Bendoro Raden Ayu Sukinah [Gp.Hb.7.11.1] [Hamengku Buwono V] b. 1836
1839 gelar: Yogyakarta, Letnan Kolonel
1847 gelar: Yogyakarta, Kolonel
19 April 1847 perceraian: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Kencono [Hb.2.52.2] / Bendoro Raden Ajeng Suradinah [Gp.Hb.5.1] [Hamengku Buwono II / Hamengku Buwono III]
Mei 1847 perkawinan: Yogyakarta, ♀ Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kedhaton [Hb.3.2.22] / Bendoro Raden Ayu Andaliya [Gp.Hb.5.2] [Hamengku Buwono III] b. 1834 d. 25 Mei 1919
5 Juni 1855 wafat: Yogyakarta
17 Juni 1855 kelahiran anak: Yogyakarta, ♂ Kanjeng Gusti Timur Muhammad Suryengalogo [Hb.5.9] / Raden Mas Muhammad [Hb.3.2.22.1] [Hamengku Buwono V] b. 17 Juni 1855 d. 12 Januari 1901
Catatan-catatan
Sri Sultan Hamengkubuwana V (Bahasa Jawa:Sri Sultan Hamengkubuwono V, lahir: 20 Agustus 1821 – wafat: 1855) adalah sultan kelima Kesultanan Yogyakarta, yang berkuasa tanggal 19 Desember 1823 - 17 Agustus 1826, dan kemudian dari 17 Januari 1828 - 5 Juni 1855 yang diselingi oleh pemerintahan Hamengkubuwana II karena ketidakstabilan politik dalam Kesultanan Yogyakarta saat itu. Riwayat pemerintahan Nama asli Sri Sultan Hamengkubuwana V adalah Raden Mas Mustoyo, putra Hamengkubuwana IV yang lahir pada tanggal 20 Agustus 1821. Sewaktu dewasa ia bergelar Pangeran Mangkubumi. Ia juga pernah mendapat pangkat Letnan Kolonel tahun 1839 dan Kolonel tahun 1847 dari pemerintah Hindia Belanda.Melihat tahun pemerintahannya dimulai tahun 1823 sedang lahirnya adalah tahun 1821 maka Sultan Hamengku Buwono V waktu permulaan bertahta berumur 2 (dua) tahun.
Hamengkubuwana V sendiri mendekatkan hubungan Keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Hindia-Belanda yang berada di bawah Kerajaan Belanda, untuk melakukan taktik perang pasif, dimana ia menginginkan perlawanan tanpa pertumpahan darah. Sri Sultan Hamengkubuwana V mengharapkan dengan dekatnya pihak keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Belanda akan ada kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak keraton dan Belanda, sehingga kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara.
Kebijakan Hamengkubuwana V tersebut ditanggapi dengan tentangan oleh beberapa kanjeng abdi dalem dan adik Sultan HB V sendiri, yaitu Raden Mas Ariojoyo (nantinya Hamengkubuwana VI). Mereka menganggap tindakan Sultan HB V adalah tindakan yang mempermalukan Keraton Yogyakarta sebagai pengecut, sehingga dukungan terhadap Sultan Hamengkubuwana V pun berkurang dan banyak yang memihak adik sultan untuk menggantikan Sultan dengan Raden mas Ariojoyo.
Keadaan semakin menguntungkan Raden Mas Ariojoyo setelah ia berhasil mempersunting putri Kesultanan Brunai dan menjalin ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Brunai. Kekuasaan Sultan Hamengkubuwana V semakin terpojok setelah timbul konflik di dalam tubuh keraton yang melibatkan istri ke-5 Sultan sendiri, Kanjeng Mas Hemawati. Sri Sultan Hamengkubuwana V hanya mendapatkan dukungan dari rakyat yang merasakan pemerintahan yang aman dan tenteram selama masa pemerintahannya.
Sri Sultan Hamengkubuwana V wafat pada tahun 1855 dalam sebuah peristiwa yang hanya sedikit diketahui orang, peristiwa itu dikenal dengan wereng saketi tresno ("wafat oleh yang dicinta"), Sri Sultan meninggal setelah ditikam oleh istri ke-5-nya, yaitu Kanjeng Mas Hemawati, yang sampai sekarang tidak diketahui apa penyebab istrinya berani membunuh Sri Sultan suaminya.[2]
Ketika insiden pembunuhan itu terjadi, permaisuri Sultan HB V yakni Kanjeng Ratu Sekar Kedaton, sedang hamil tua. 13 hari pasca sultan tewas, lahirlah anak yang dikandungnya itu dan seharusnya menjadi penerus tahta Yogyakarta. Putra mahkota Sultan HB V tersebut diberi nama Raden Mas Kanjeng Gusti Timur Muhammad.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana_V
Peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono V Salah satu mahakarya yang lahir di era beliau adalah Serat Makutha Raja. Di dalamnya memuat tentang prinsip-prinsip dasar menjadi raja yang baik. Dari karya ini dapat dilihat visi ke depan Sultan Hamengku Buwono V yang sangat memihak kepada rakyat.
Serat Makutho Raja ini pula yang nantinya menjadi pedoman bagi raja-raja selanjutnya, dan juga menjadi rujukan bagi pemimpin-pemimpin di luar keraton. Serat Makutho Raja ini kurang lebih mengandung nasehat-nasehat dari Kitab Tajussalatin.
Kitab Tajussalatin diterjemahkan di era Sri Sultan Hamengku Buwono V. Kemudian lahir pula karya lain seperti Suluk Sujinah, Serat Syeh Tekawardi dan Serat Syeh Hidayatullah.
Sri Sultan Hamengku Buwono V juga menunjukkan perhatiannya yang besar terhadap kegiatan-kegiatan seni, terutama seni tari. Beliau memimpin sendiri komunitas tari di istana. Bahkan, beberapa sumber juga mengatakan ia turut menjadi penari.
Disamping tarian, Sri Sultan Hamengku Buwono V memprakarsai Gendhing Gati yang memadukan alat musik diatonis seperti terompet, trombon, suling dan jenis drum atau tambur dengan karawitan Jawa. Gendhing Gati ini lazimnya digunakan dalam gerak Kapang-Kapang pada tari Bedaya atau Serimpi, yaitu komposisi ketika masuk atau keluar dari ruang tari.
Pada era pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V juga terdapat keunikan-keunikan lain dalam pelembagaan tari. Beliau membentuk kelompok penari Bedaya yang biasanya ditarikan oleh para penari wanita, digantikan oleh sekelompok penari laki-laki yang disebut kelompok Bedaya Kakung.
Karya seni tari lain yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono V adalah Tari Serimpi Renggawati yang ditarikan oleh lima orang penari, yang salah satunya berperan sebagai Dewi Renggawati. Jalan cerita tari ini menggambarkan kisah Prabu Anglingdarma.
Selain itu, Sri Sultan Hamengku Buwono V juga mengembangkan seni wayang orang. Pada masanya tak kurang dari lima judul lakon yang sering dipertunjukkan yakni Pragulamurti, Petruk Dadi Ratu, Angkawijaya Krama, Jaya Semedi dan Pregiwa-Pregiwati. Media:https://www.kratonjogja.id/raja-raja/6/sri-sultan-hamengku-buwono-v
[sunting] Sumber-sumber
- ↑ http://www.royalark.net/Indonesia/yogya6.htm -
- ↑ https://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana_V -
- ↑ https://kanjengratusekarkedaton.blogspot.com/p/sejarah.html -
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
perkawinan: ♀ Raden Ayu Mangkudiningrat ? (Raden Ayu Kustinah)
wafat: 13 Maret 1824?, Ambon
perkawinan: ♀ 2. Bendoro Raden Ayu Nuryani / Bendoro Raden Ayu Abdu'l Arifin Hadiwijoyo
wafat: 30 Juli 1826, Nglengkong-Sleman, Termasuk dalam Daftar Panglima Perang Pangeran Diponegoro, (wafat pada 30 Juli 1826, dalam sebuah penyergapan Belanda didaerah Nglengkong-Sleman, Royal.Ark)
perkawinan: ♂ Kanjeng Sultan Hamengku Buwono III [Hb.2.]
wafat: 7 Oktober 1852, Yogyakarta
perkawinan: ♂ Kanjeng Sultan Hamengku Buwono III [Hb.2.]
perkawinan: ♀ 3. Raden Ayu Retnodewati
perkawinan:
perkawinan: ♀ 5. Raden Ayu Retnaningsih
perkawinan: ♀ 7. Raden Ayu Retnaningrum
perkawinan:
perkawinan:
perkawinan:
perkawinan: ♀ 1. Raden Ayu Retno Madubrongto
gelar: 3 September 1805, Yogyakarta, Bendoron Raden Mas Ontowiryo (Carey,Peter, Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro, 2014, pp.17)
perkawinan: ♀ 2. Raden Ayu Retnakusuma / Raden Ayu Supadmi , Yogyakarta
perkawinan: ♀ 3. Raden Ayu Maduretno / Raden Ayu Diponegoro (Bendoro Raden Ayu Ontowiryo) , Keraton Yogyakarta
perkawinan: ♀ 6. Raden Ayu Retnakumala
gelar: 15 Agustus 1825, Selarong, Yogyakarta, Sultan Eru Cakra, Sultan Ngah 'Abdu'l Hamid Eru Chakra Kabir ul-Mukminin Saiyid ud-din Panatagama Jawa Khalifat Rasu'llah
perkawinan: ♀ 6. Raden Ayu Retnakumala , Kasongan
wafat: 8 Januari 1855, Makasar
perkawinan: ♀ Raden Ayu Suryaningalogo II [Gp.Hb.3.2.2]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Suryaningalogo [Gp.Hb.3.2.1]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Dayaningsih [Ga.Hb.3.2.1]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Purwaningsih [[Ga.Hb.3.2.2]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Semitaningsih [Ga.Hb.3.2.3]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Wuryaningsih [Ga.Hb.3.2.4]
gelar: 1825?, Bendoro Pangeran Haryo Suryengalogo
perkawinan: ♀ Raden Ayu Adipati Danurejo [Hb.3.4.3]
wafat: 1844, Yogyakarta, Dimakamkan di Mlangi, sebelah utara Demakijo
pekerjaan: 11 Februari 1847 - 17 November 1879, Yogyakarta, Patih Dalem Kerajaan Mataram Yogyakarta bergelar Danurejo V
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Padmi
perkawinan: ♀ Putri Kerajaan Brunei
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnodiningrum [Ga.Hb.6.7]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Murtiningrum [Ga.Hb.6.6]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Pujoretno [Ga.Hb.6.2]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Dewiningrum [Ga.Hb.6.8]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Puspitoningrum [Ga.Hb.6.5]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnoningdiah [Ga.Hb.6.3]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Sasmitaningrum [Ga.Hb.6.4]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Tedjaningsih [Ga.Hb.6.1]
perkawinan: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Sultan [Gp.Hb.6.2] / Gusti Kanjeng Ratu Hageng (Roromunting)
perkawinan: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Kencono [Gp.Hb.6.1] ? (Gusti Kanjeng Ratu Hamengku Buwono, Pakubuwono VIII) , Yogyakarta
gelar: 5 Juli 1855 - 20 Juli 1877, Yogyakarta, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana VI Senopati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid'din Panatagama Khalifatu'llah Ingkang Jumeneng Kaping VI
perkawinan: ♀ Gusti Bendoro Raden Ayu Angabehi [Hb.5.1] [Gp.Hb.6.3] (Bendoro Raden Ayu Gondokusumo) , Yogyakarta
perceraian: ♀ Gusti Bendoro Raden Ayu Angabehi [Hb.5.1] [Gp.Hb.6.3] (Bendoro Raden Ayu Gondokusumo)
wafat: 20 Juli 1877, Yogyakarta
perkawinan: ♂ Kanjeng Sultan Hamengku Buwono V / Gusti Raden Mas Gathot Menol [Hb.4.6] (Sinuhun Menol) , Yogyakarta
wafat: 25 Mei 1919, Mahakeret, Manado
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Adipati Mangkubumi [Hb.5.8] / Bendoro Raden Ayu Sukinah [Gp.Hb.7.11.1]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Adipati Mangkubumi Muda [Gp.Hb.6.11.2]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Pujomurti I [Ga.Hb.6.11.1]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Tejomurti I [Ga.Hb.6.11.2]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Tejomurti II [Ga.Hb.6.11.3]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Manjonomurti I [Ga.Hb.6.11.4]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyomurti I [Ga.Hb.6.11.5]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Panukmomurti [Ga.Hb.6.11.10]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Manjonomurti II [Ga.Hb.6.11.9]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyomurti II [Ga.Hb.6.11.8]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Hadimurti [Ga.Hb.6.11.7]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Pujomurti II [Ga.Hb.6.11.6]
wafat: 26 Maret 1917
perkawinan: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Mas ? ([Gp.Hb.7.2], Joyodipuro)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnojuwito ? (Ga.Hb.7.6)
perkawinan: ♀ 2. Gusti Kanjeng Ratu Kencono II [Gp.Hb.7.3] (Bendoro Raden Ayu Ratna Sri Wulan)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Ratnaningsih ? (Ga.Hb.7.1)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Ratnaningdia ? ([Ga.Hb.7.2])
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnohadi ? (Ga.Hb.7.3)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnodewati [Ga.Hb.7.5]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Rukmidiningdia [Ga.Hb.8.4] [Hb.6.9.3.1] (Bendoro Raden Ayu Rukhihadiningdyah)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnosangdiah ? ([Ga.Hb.7.4])
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnomurcito [Ga.Hb.7.8]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Pujoretno [Ga.Hb.7.9]
perkawinan: ♀ Kanjeng Bendoro Raden Ayu Retnopurnomo [Ga.Hb.7.10]
perkawinan: ♀ Bendoro Mas Ayu Retnojumanten [Ga.Hb.7.11]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnodewati [Ga.Hb.7.5]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnomurcito [Ga.Hb.7.8]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnomandoyo [Ga.Hb.7.13]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Dewo Retno [Ga.Hb.7.7]
perkawinan: ♀ Raden Ajeng Centhung [Pl.Hb.7.1]
perkawinan: ♀ Raden Roro Sumodirejo [Pl.Hb.7.2]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnoliringhasmoro [Ga.Hb.7.16]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnosetyohasmoro [Ga.Hb.7.15]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnorenggohasmoro [Ga.Hb.7.14]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Retnowinardi [Ga.Hb.7.12]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Adipati Mangkubumi [Hb.5.8] / Bendoro Raden Ayu Sukinah [Gp.Hb.7.11.1] , Yogyakarta
perceraian: ♀ Bendoro Raden Ayu Adipati Mangkubumi [Hb.5.8] / Bendoro Raden Ayu Sukinah [Gp.Hb.7.11.1]
perkawinan: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Kencana [Gp.Hb.7.1] (Bendara Raden Ayu Retno Sriwulan) , Yogyakarta
gelar: 13 Agustus 1877 - 29 Januari 1920, Yogyakarta, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid'din Panatagama Khalifatu'llah Ingkang Jumeneng Kaping VII
perceraian: ♀ Bendoro Raden Ayu Tejaningrum , Yogyakarta
wafat: 30 Desember 1921, Yogyakarta
perkawinan: ♀ Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Amangku Negara [Gp.Hb.8.1] [Hb.6.11.14] (Raden Ajeng Katinah / Kanjeng Alit)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Purya Aningdiya [Ga.Hb.8.1] ? (Raden Ayu Pujoningdiah)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Puspitoningdiah [Ga.Hb.8.3]
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Srengkara Ningdiya [Ga.Hb.8.3] ? (Raden Ayu Srengkorohadiningdiah)
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Rukmi Aningdiya
perkawinan: ♀ Kanjeng Bendoro Raden Ayu Ratna Adiningrum [Ga.Hb.8.6] ? (Raden Ayu Retnohadiningrum)
perkawinan: ♀ Raden Ayu Siti Umiramtilah / Umiramsilah [Ga.Hb.8.6] [Hb.6.20.5.5] (Bendoro Raden Ayu Retnopuspito)
perkawinan: ♀ Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegoro [Gp.Hb.8.1] (Raden Ajeng Kustilah [Hb.6.11.21])
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Rukmidiningdia [Ga.Hb.8.4] [Hb.6.9.3.1] (Bendoro Raden Ayu Rukhihadiningdyah)
perkawinan: ♀ Raden Ayu Pustinah [Hb.6.20.9.3] (Bendoro Raden Ayu Retno Wilanten)
perkawinan: ♀ Raden Ayu Siti Katina [Ga.Hb.8.1] [Hb.6.11.1] , Yogyakarta
gelar: 8 Februari 1921 - 22 Oktober 1939, Yogyakarta, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana VIII Senopati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid'din Panatagama Khalifatu'llah Ingkang Jumeneng Kaping VIII
wafat: 22 Oktober 1939, Yogyakarta, Indonesia
perkawinan: ♀ Raden Ayu Kumoroningrum [Gp.Hb.7.17.2] ? (Raden Ayu Mangkukusumo Enem)
perkawinan: ♀ Raden Ayu Mangkukusumo [Hb.5.8.5] [Gp.Hb.7.17.1] [Hb.6.11.22] (Raden Ajeng Kusdilah / Raden Ayu Mangkukusumo Sepuh)
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyoprono [Ga.Hb.7.17.1]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyoasmoro [Ga.Hb.7.17.2]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyohadiningsih [Ga.Hb.7.17.3]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyohadiningdyah [Ga.Hb.7.17.4]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyopuspito [Ga.Hb.7.17.5]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyosumarno [Ga.Hb.7.17.6]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyorukmi [Ga.Hb.7.17.7]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Doyosuprobo [Ga.Hb.7.17.8]