2. RAy. Gondomirah b. 1852c d. 5 Juli 1908 - Keturunan (Inventaris)
Dari Rodovid ID
wafat: 5 Juli 1908
mengenai Kalkulasi usia perkawinan dan status perkawinan :
- Perbedaan usia antara RTA. Suradimenggala dengan RAy. Gondomirah sebanyak (1852-1819) = 33 tahun, ini dapat diartikan bahwa RAy. Gondomirah adalah isteri ke 2 / ke 3.
- Pernikahan berlangsung pada saat usia RAy Gondomirah mencapai 26 tahun atau pada tahun 1878, dimana RTA. Suradimenggala sudah berusia (1878-1819) = 59 tahun.
2
21/2 <1+?> ♂ 1. Raden Mas H. Ibrahim \ Abdul Rochman Wiradimenggolo \ Raden Mas Wiradinegara [Hamengku Buwono]wafat: 1917
pekerjaan: 6 Mei 1916 - 29 Agustus 1925, Zelfstandig Patih Buitenzorg
RA. M. Suradhiningrat (Tjandraningrat) adalah putra RTA Suradimanggala (Bupati Bogor Tahun 1876-1884). Beliau juga Generasi ke 4 dari Pangeran Diponegoro melalui Ibunya RAy Gondomirah binti RM. Haryo Dipomenggolo bin RM. Djonet Dipomenggolo bin Pangeran Diponegoro.
Afdeeling Buitenzorg
Assistent-resident: K. Kool (4 Nov. 1924) Commies, tevens buitengewoon ambtenaaar van den burgerlijken stand: J. Loen (11 Maart 1919), eerste; P.O. Panhuyzen (24 Aug. 1923), eerste; H.C. Barkmeijer (29 April 1922), eerste Ondercommissaris van politie: C.J. Martens Politieopzieners der 1e klasse: J. Trilk; G.J. Peeters (Tjibaroesa)
Patih: Raden Aria Mohamad Soeradhiningrat (6 Mei 1916)
Wedana van het district: Buitenzorg: Raden Koesoemadinata (6 Juni 1924) Tjiawi: Mas Joedo Atmodjo (26 Aug. 1921) Paroeng: Mas Aliredja (29 Jan. 1923) Leuwiliang: Raden Adikoesoemah (23 Juni 1921) Djasinga: Mas Martodimedjo (1 Nov. 1920) Tjibinong: Mas Soeminta Atmadja (8 Oct. 1923) Tjibaroesa: Raden Soeriakoesoemo (1 Maart 1921)
Kapitein der Chineezen: Tan Hong Yoe (13 Aug. 1919) Luitenant der Chineezen: Tan Hong Tay (8 April 1913) (v.)Luitenant der Arabieren: Sech Achmad bin Said Badjenet (13 Oct. 1921)
3
pekerjaan: 26 Agustus 1921 - 26 Februari 1925, Wedana Karawang
Raden Toemengoeng Pandji Soeradhiningrat adalah putra RA. M. Suradhiningrat (Tjandraningrat) bin RTA Suradimanggala (Bupati Bogor Tahun 1876-1884). Beliau juga Generasi ke 5 dari Pangeran Diponegoro melalui neneknya RAy Gondomirah binti RM. Haryo Dipomenggolo bin RM. Djonet Dipomenggolo bin Pangeran Diponegoro.
Sumber Data : Regeerings_almanak_voor_Nederlandsch_Indie, 1922 (part-2,p256)

wafat: 1976, Pamoyanan-Bogor
wafat: Ciluar
4
654/4 <14+?> ♂ 1. R. Amir Suradhiningrat (a.t.r Landr. Poerwakarta) [Hamengku Buwono]perkawinan: <1> ♀ NR. Siti Roebiah [?]
pendidikan: 1 Januari 1921, Purwakarta, Europeesche Lagere School (E.L.S)
pendidikan: 1 Januari 1922 - 31 Desember 1927, Batavia, Rechtsschool (R.S)
pendidikan: 1 Januari 1928, Batavia, Rechtshoogeschool te Batavia (R.H.S)
pekerjaan: 1 Januari 1929 - 31 Desember 1930, Poerwakarta, A.T.R Landr. Poerwakarta
pekerjaan: 1 Januari 1929 - 31 Desember 1932, Soerabaja, Landr. Soerabaja
pekerjaan: 1 Januari 1932 - 31 Desember 1933, Soerabaja, Adpokat Mrs. Jaarsma-Adolfs Soerabaja
pekerjaan: 1 Januari 1934 - 31 Desember 1938, Buitenzorg, Rechtsk Gemachtigde Tanah Part. Tjiampea
pekerjaan: 1954, Tanjung Pinang, Ketua PN. Tj. Pinang (1954)
pekerjaan: 9 November 1956 - 12 Juli 1957, Jakarta, Anggota Badan Konstituante Partai Nasional Indonesia
wafat: 12 Juli 1957, Purwakarta
wafat: 26 November 2007, Pondok Cabe-Jaksel
perkawinan: <2> ♀ 1. NR. Yani Syartiani [?] b. 27 November 1947 d. 19 Mei 2016
wafat: 2 September 2021, Bogor, Dimakamkan di Pemakaman Keluarga Keramat - Warungpari - Rangga Mekar Kota Bogor
1. SD. YOGAPRANA
2. SD NEGERI PAMOYANAN 1
3. SMP PGRI 129 PAMOYANAN
(Sekarang SMP PGRI 11 KOTA BOGOR)
'MANTAN' :
1. Ketua PGRI Cabang KEC. CIJERUK.
2. Kepala SD NEGERI PAMOYANAN. 1
3. Kepala SMP PGRI 129 Pamoyanan
4. Ketua LKMD Desa RanggamekarSumber : R. Rachmat Kurniawan, Generasi IX Sultan Hamengku Buwono III

Palika dan Delman di Sungai Cisadane
Ditulis batarfie 15 Mei 2019
Rd.H.Moh Thohir bin Rd.H.Gaos
Lubuk adalah bagian dari aliran sungai yang terdalam. Air dibagian lubuk ini pada umumnya tenang dan tidak mengalir tapi terkadang ada arus yang kuat dari bagian dasarnya. Beberapa lubuk memiliki nama tersendiri dan karenanya sudah ada yang menjadi nama daerah seperti Lubuk Linggau di Sumatera Selatan dan Lubuk Pakam di Sumatera Utara.
Masyarakat sunda mengenal istilah lubuk dengan sebutan Leuwi. Seperti halnya Lubuk, beberapa nama daerah di Jawa Barat juga diambil dari nama Leuwi, antaranya adalah Leuwiliang di Kabupaten Bogor dan Leuwi Panjang yang kini menjadi nama terminal bis di Bandung. Bahkan ada beberapa nama Leuwi di Bogor memiliki kaitan erat dengan sejarah Pakuan Pajajaran dan ada yang sudah menjadi legenda salah satu antaranya bernama Leuwi Sipatahunan yang berada dekat dengan Istana Bogor di sungai Ciliwung.
Dalam tradisi lisan masyarakat sunda, kata Leuwi juga dipakai sebagai peribahasa untuk menggambarkan sikap dalam filosofi kehidupan sehari-hari seperti ungkapan "Ka Cai jadi saleuwi ka darat jadi salogak" yang memiliki makna; pepatah ini mengingatkan kita dalam menjalani hidup untuk selalu tetap bersama-sama, sebab manusia tidak dapat hidup sendirian.
Di sepanjang sungai Cisadane yang melintasi kawasan di Empang, ada dua Leuwi yang populer dengan sebutan Leuwi Ceuli dan Leuwi Kuda.
Ceuli dalam bahasa sunda berarti telinga, disebut demikian karena bentuknya yang hampir mirip daun telinga yang menjoros setengah melingkar yang dalam bahasa sunda disebut dengan sedong. Bagian dari sedong itulah yang jika dilihat dari atas jembatan Ledeng akan ada penampakan seperti berbentuk daun telinga, karena itulah orang-orang menamakannya dengan sebutan Leuwi Ceuli. Dahulu pada bagian sedong itu pula sering menjadi titik untuk pencarian jenazah yang hanyut terbawa oleh derasnya air sungai di Cisadane.
Adalah R.Mohammad Tohir atau akrab disapa Gan Toing yang dikenal memiliki kemampuan menyelam berlama-lama dalam sungai yang karena keahliannya itulah, Ia dikenal sebagai sebagai seorang Palika, sebuah kata petukangan yang dalam istilah Sunda maksudnya adalah "tukang teuleum".
Gan Toing sering dimintai bantuan untuk melakukan pencarian korban yang tenggelam di sungai, bahkan ia wafat saat sedang melakukan tugas mulianya ketika tengah mencari jenazah korban palid di sungai Cisadane, korbannya kala itu adalah anak seorang peranakan Arab putera laki-laki dari ami Mahfudz Mahdami yang tinggal dalam lorong sempit di Gang Surya, Lolongok Empang.
Peristiwa itu terjadi pada Bulan Suci Ramadhan saat dimana umat Islam tengah melaksanakan Ibadah puasa, demikian pula halnya dengan Gan Toing. Kejadian itu diperkirakan pada pukul 2 siang di tengah panasnya terik matahari, setelah dimintai pertolongan Ia pun segera bergegas dari kediamannya di Gang Intan dengan diiringi oleh para kerabat korban palid menuju sungai Cisadane. Diduga korban sudah terbawa arus sungai di dekat bendungan (dam pulo), atau pada bagian bawah arus air yang keluar dari pintu bendungan yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda tahun 1872.
Seperti biasanya, Gan Toing langsung menenggelamkan diri untuk melakukan pencarian pada celah bebatuan di dasar sungai. Ratusan masyarakat menyaksikan peristiwa yang mencekam itu karena setelah setelah timbul tenggelamnya Gan Toing sebagai seorang Palika, beberapa waktu kemudian setelah hampir lebih dari satu jam Ia tidak kunjung muncul kepermukaan.
Hari itu cuaca berubah menjadi mendung dan awan gelap menyeliputi kota Bogor pertanda akan turun hujan. Berkat bantuan seorang Palika lainnya, pada pukul lima sore Gan Toing akhirnya diketemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan ada pendarahan di tempurung kepalanya. Kuat dugaan ia terbentur oleh batu bercadas pada bagian tebing saat akan bangkit dari dasar sungai. Gan Toing wafat di mana ia selalu berhasil menemukan pencarian jenazah yang tenggelam dalam dasar sungai.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, sebelumnya beliau sempat dicegah untuk tidak melakukan pencarian karena usianya yang sudah uzur dan juga kondisi kesehatannya yang sedang kurang sehat, tapi karena panggilan misi kemanusiaan profesinya itupun tetap dilakoninya hingga Ia syahid (Insya Allah) dalam keadaan berpuasa di kedalaman sungai Cisadane pada 16 Romadhon tahun 1969.
Palika yang insya Allah syahid di dasar sungai cisadane itu kemudian dimakamkan dalam komplek Pemakaman Keluarga Besar Dalem Sholawat di Empang, di batu nisannya ditulis Rd.Moh Thohir bin R.H.Gaos.
Ayahnya R.H.Gaos adalah bekas Hofd Penghoeloe Tjibadak di masa kolonial Hindia Belanda. R.H Gaos merupakan generasi kedua Raden Patih Candra Menggala atau Patih Bogor, sementara itu dari garis nasab ibunya merupakan generasi kelima Pangeran Dipenogoro dari garis anak laki-laki tertuanya Rd.Mas Djonet Dipenogoro yang wafat di Kampung Jawa Baru (Jabaru) di desa Pasir Kuda Bogor pada tahun 1832.
Adapun jembatan Ledeng yang melintasi Leuwi Ceuli dimana Palika Sepuh itu wafat sebagai syahid, dibangun oleh pemerintan kolonial Hindia Belanda yang pemakaiannya resmi dipergunakan pada 23 Desember 1922. Dinamakan Jembatan Ledeng karena dibawah jembatan itu ada saluran pipa air bersih yang diambil dari sumber mata air di daerah Kotabatu. Pipa Air Bersih atau pada masa Kolonial Hindia Belanda dinamakan sebagai waterleiding ini adalah sarana yang disediakan oleh Gemeente setingkat Pemerintah kota dimasa Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi warga Buitenzorg, khususnya orang-orang kaya belanda.
Pusat pengambilan sumber air bersih di daerah Kotabatu tersebut hingga kini masih dikenal sebagai Gang Haminte dari kata asing yang sering sulit diucapkan oleh lidah setempat untuk Gemeente. Pengelolaan sumber air bersih itu sampai dengan sekarang ini tetap berada di bawah pengelolaan pemerintah kota Bogor.
Leuwi lainnya yang berada pada aliran sungai cisadane di Empang adalah yang dikenal dengan sebutan Leuwi Kuda. Lokasinya berada di dekat pertemuan antara sungai Cisadane dan sungai Cipinang Gading. Dinamakan Leuwi Kuda karena dahulu digunakan untuk tempat memandikan kuda-kuda milik Haji Abdullah bin Umar Hasanah, pemilik banyak angkutan delman yang karena itu dikenal pula dengan panggilan Haji Abdullah Delman. Konon ia memiliki 40 orang anak dari 7 orang istri yang dinikahinya.
Haji Abdullah Delman adalah peranakan Arab yang memiliki lahan luas di jalan sedane untuk menyimpan kuda-kuda dan delman miliknya. Pada tahun 90-an di jalan sedane masih terdapat nama tempat yang disebut sebagai Istal Kuda, tapi bukan milik Haji Abdullah. Istal adalah istilah yang digunakan untuk penyebutan nama kandang kuda.
Tidak jauh dari tempat pemandian kuda-kuda milik Haji Abdullah didirikan sebuah langgar (musholla) di tepian dekat dengan Leuwi Kuda. Langgar itu dahulunya berfungsi sebagai sarana ibadah yang disediakan oleh Haji Abdullah Delman untuk para pekerjanya, kusir dan juga para penambang batu dan pasir di sungai Cisadane. Seiring dengan kebutuhan dan banyaknya para pengguna, Langgar itu kelak kemudian diperluas dan dibangun menjadi sebuah masjid yang permanen pada tahun tujuh puluhan dan dinamakan Al-Munawwar. Haji Hasan Hasanah salah seorang anak laki-laki Haji Abdullah Delman memiliki pengaruh dan berperan penting dalam usaha perluasan, pembangunan dan memakmurkan Masjid Al-Munawwar tersebut.
Nama Haji Hasan Hasanah dan masjidnya kian terkenal setelah di Masjid itu diselenggarakan kuliah shubuh pada setiap bulan suci Ramadhan. Jamaah yang menghadiri kuliah shubuh membludak hingga lebih dari seribu orang baik dari kaum pria maupun wanita hingga tumpah ruah ke jalan. Dari kepopuleran tokoh pemakmurnya itulah orang-orang kemudian lebih mengenalnya sebagai Masjid Haji Hasan.
BACA JUGA: Hikayat Nyai Lameh dan Sejarah Kemandoran, Antara Pal Merah dan Soekaboemi; Land yang Dipimpin Landheer dan Para Mandor DIREKTUR YOUTH DEVELOPMENT "My Block, My Hood, My City", Nathaniel Viets-VanLear yang berpusat di Chicago Amerika Serikat mengunjungi Empang Teko dan Cucing Antik dalam keranjang cina peranakan, dan asal usul Patekoan di Batavia
Allahyarham kyai Hadji Hasan Hasanah atau akrab disapa Ustadz Hasan yang merupakan putera Hadji Abdullah Delman
Haji Hasan Hasanah juga dikenal sebagai penyelenggara tour ziarah ketempat-ketempat jejak Islam di Nusantara, jauh sebelum menjamurnya biro-biro perjalanan wisata religi dimasanya. Sebagai penyelenggara dan pimpinan tour ziarah, Haji Hasan dikenal bijak dan bertanggung jawab terhadap anggota rombongan selama dalam perjalanan, karena itu dari waktu ke waktu pesertanya semakin bertambah peminatnya.
Haji Hasan wafat pada 14 Maret 1986, jenazahnya dihantar kepemakaman oleh para penziarah yang memadati masjid Al-Munawwar yang dibinanya dan berada persis di samping kediamannya di Jalan Cisadane. Istrinya Ustadzah Khadidjah juga dikenal sebagai pemimpin Majelis Taklim Muslimah, baik kegiatan yang dipusatkan di Masjid maupun dari rumah ke rumah di kampung Lolongok Empang dan sekitarnya.5
RADEN HAJI ACHMAD SUKENDAR DIPONEGORO alias Donden Sukendar, lahir di Bogor pada ....., ..........19... putra ke 8 dari 9 bersaudara dari pasangan orang tua RH. Soleh Sodik Nataatmadja (Generasi ke 7 dari Sultan Hamengku Buwono III, Generasi ke 5 dari Sultan Haji/Sultan Abu Al Nashr 'Abdul Qahar Banten) dengan Ny. Rd. Hj. Siti Nurkoyah, menikah (tanggal), (bulan), (tahun) dengan Suherti putri Person:............................. (asal/keturunan), dikaruniai 4 orang anak :
1. Ny.Rd. Indri Agustia 2. R. Idham Khaliq 3. RM. Shobur 4. R. Achmad Juarsa
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) 0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA 1. BPH. Dipanegara 2. RM. Djonet Dipamenggala 3. RM. Haryo Dipomenggolo 4. RAy. Gondomirah 5. RAy. Rd. Antamirah 6. RH. Ipih Sodik Nataatmadja 7. RH. Soleh Sodik Nataatmadja 8. RH. Achmad Sukendar Diponegoro (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (JALUR SULTAN BANTEN)
0. Sultan Haji / Sayyid Abu Al Nashr 'Abdul Qahar Al Azmatkhan Al Husaini 1. Pangeran Sayyid Muhammad Thahir al-Azmatkhan al-Husaini / Kanjeng Raden Tumenggung Prawirokusumo 2. RA. Sutawidjaja 3. RA. Mangkuwidjaja (Hoofd Djaksa & Hoofd Demang Bogor) 4. Tb.H. Ipih Sodik Nataatmadja 5. Tb.H. Soleh Sodik Nataatmadja 6. Tb.H. Achmad Sukendar (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (JALUR DALEM CIKUNDUL) 0. Pangeran Ngabehi Jayasasana/Jayalalana/Raja Gagang/H Rd Aria Wiratanu I/Mbah Dalem Cikundul Cianjur (Bupati Cianjur #I, 1681-1691) 1. Pangeran Wiramanggala / H Rd Aria Wiratanu II / Mbah Dalem Tarikolot Cianjur (Bupati Cianjur #II, 1691-1707) 2. H Rd Tumenggung Wiradinata (Bupati Bogor ke 6, 1749 - 1754 3. H Rd Tumenggung Wiradiredja (Bupati Bogor ke 8, 1758 - 1769 4. H Rd Muhammad Thohir (Auliya / Penghoeloe Bogor, 1826) 5. RAy. Habibah 6. RA. Mangkuwidjaja (Hoofd Djaksa & Hoofd Demang Bogor, 1866-1870) 7. RH. Ipih Sodik Nataatmadja 8. RH. Soleh Sodik Nataatmadja 9. R.H. Achmad Sukendar (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (JALUR SUMEDANG LARANG) 0. Prabu Geusan Ulun / Pangeran Kusumadinata II (Pangeran Angkawijaya) (Prabu Sumedanglarang ke 9, 1578-1610) 1. Pangeran Rangga Gede / Kusumadinata IV (Bupati Sumedang ke 2, 1625-1633) 2. Dlm. Rangga Gempol II / Kusumadinata V / Raden Bagus Weruh (Bupati Sumedang ke 3, 1633-1656) 3. Pangeran Panembahan/Rangga Gempol III (Bupati Sumedang ke 4, 1656-1706) 4. Tumenggung Tanoemadja (Bupati Sumedang ke 5, 1706-1709) 5. Pangeran Rangga Gempol IV / Raden Tumenggung Kusumahdinata VI / Pangeran Karuhun (Bupati Sumedang ke 6, 1709-1744) 6. Dalem Istri Rajaningrat (Bupati Sumedang ke 7, 1744-1749) 7. Dalem. Rd. Soerialaga / Soerialaga I / Adipati Kusumadinata (Bupati Sumedang ke 10, 1765 - 1773 8. Dalem Raden Soerialaga II / Raden Tumenggung Suryalaga II (Dalem Taloen) (Bupati Bogor ke 8, 1801 - 1811 9. Patih Rangga Candramenggala 10. Raden Tumenggung Adipati Suradimenggala (Bupati Bogor ke 8, 1758 - 1769) 11. RAy. Rd. Antamirah 12. RH. Ipih Sodik Nataatmadja 13. RH. Soleh Sodik Nataatmadja 14. R.H. Achmad Sukendar (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- SD (Thn .....) - SMP (Thn .....) - SMA (Thn .....) - Perguruan Tinggi (Thn ....)
PEKERJAAN
Tahun ....- ....., ...............................; Tahun ....- ....., ...............................;Tahun ....- ....., ...............................;
3.1. DADANG DARMAYADI, putra 3.1.1. ASTUTI 3.1.2. RIZKI 3.2. SRIYATI, putra 3.2.1. IKA 3.2.2. ALDI 3.2.3. FIA 3.2.4. LINDA 3.3. RODIAH, putra 3.3.1. YUDI 3.3.2. RIRIN 3.3.3. LILI 3.4. DARMAWAN, putra 3.4.1. EKAL3.4.2. ZIRUL
wafat: 29 Januari 2020, Bogor, Dimakamkan di Pemakaman Keluarga Keramat Warungpari Kel. Rangga Mekar Kec. Bogor Selatan Kota Bogor
perkawinan: <7> ♀ Suryaningsih [?] b. 7 Juli 1986, Bumi Nabung, Lampung Tengah
perkawinan: <8> ♀ Sri Rahmawati Sya'diyah [?] , Bogor, Akad nikah dilaksanakan di KUA Bogor Selatan pada tanggal 15 Mei 2022, Pukul 08.00 WIB
4.1. ASEP 4.2. ROSI4.3. IRFAN
5.1. RIZKI5.2. AGUNG
6.1. GITA 6.2. GINA 6.3. GARNIA6.4. GIAN
7.1. FREDI 7.2.7.3. ANNISA
8.1. AGUNG 8.2. DEDE8.3. ENENG
6
2121/6 <122+5> ♀ NR. Dedeh Rysca Juhara [Hamengku Buwono]perkawinan: <9> ♂ Engkus Haryanto, S.H (Kusman) [Sumedang Larang] b. 5 Februari 1960, Karawang
perkawinan: <10> ♂ Mirfan Nurdian Firmansyah [?] b. 16 September 1990
lahir: 13 Juni 1999, RB. Bidan Hayati, Cipaku-Bogor
perkawinan: <11> ♂ Luthfi Chandra Aliem, S.Si [?] b. 8 Mei 1995, Bogor, Akad Nikah, Jam.08.00 WIB. dan resepsi Pada Tanggal 07 Januari 2023, Jam.11.00 s/d Jam.14.00 WIB. Bertempat di Saung Vanila Nagrog, Kel. Pamoyanan Kec.Bogor Selatan Kota Bogor
1. SD NEGERI Pamoyanan 3
2. SMP NEGERI 9 BOGOR
3. SMA NEGERI 4 BOGOR
4. UNIVERSITAS KESATUAN BOGOR (Akuntansi)wafat: 17 Agustus 2008, RSU PMI Bogor
1.R.A Tarbiyatul HUDA Sirnagalih - Ranggamekar
2.SD NEGERI Ranggamekarwafat: 16 September 2023, Bogor, meninggal di RS. Ummi pukul 19.00 WIB
RADEN DAMON YUSUF MARTADIREDJA DIPONEGORO alias Damon, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 1 dari 4 bersaudara dari pasangan orang tua RADEN HAJI ADANG YUSUF MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III) dengan NYI RADEN MUNDIYAH (Generasi 8 dari HB-III) menikah pada ................ 19.. dengan ......................... dikaruniai 5 orang putra-putri : 1. Rd. M.Yasin Vahreza Yusuf Martadiredja ( Reza Wahyu Martadiredja ) 2. Rd. M.Yasin Vahrezi Yusuf Martadiredja ( Rezi Wahyu Martadiredja ) 3. Rd. Nur Illahi Vahriva Mudaim ( Riva Wahyu Martadiredja ) 4. Rd. Nur Husna Dewinda Fatmah ( Winda Fatmah Martadiredja ) 5. Rd. Nazwa Mustika Negara ( Ica Wahyu Martadiredja )
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak)
#0. Prabu Siliwangi / Sribaduga Maharadja Ratu Hadji, RAJA PAJAJARAN KE I (1482-1521M) #1. Mundingsari Ageung /Mundingsari II (putra no. 6) #2. Mundingsari Leutik / Mundingsari III #3. Prabu Siliwangi III / Prabu Pucuk Umum <menikah dgn> Ratu Dewi Sunyalarang (Ratu Talagamanggung, 1500 M #4. Sunan Parung Gangsa #5. Rd. Aria Kikis / Sunan Wanaperih #6. Rd. Aria Goparana / Sunan Ciburang #7. Dalem Aria Wangsa Goparana / Sunan Sgalaherang #8. Dalem Tumenggung Yudanagara #9. Rd. Aria Tjakrayudha #10. Rd. Aria Tjakradiprana #11. Rd. Aria Yudasena #12. Rd. Rangga Bradjadinata I #13. Ngabey Madamadia #14. Rd. Martadiredja #15. Rd.H.M.Husen / Miarsadiredja #16. Rd. Usmid Adimiarsa (Mbah Papak) #17. Rd. Su'ebMartadiredja (Ama Camat) #18. Rd. Wahyu Martadiredja #19. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #20. Rd. Damon Yusuf Martadiredja
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak)
#0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #9. Rd. Damon Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Ibu) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Rd. Tatang Muchtar #7. Nyi Rd. Siti Aminah #8. Nyi Rd. Siti Mundiyah #9. Rd. Damon Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
RADEN GUNAWAN YUSUF MARTADIREDJA DIPONEGORO alias Wawan, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 2 dari 4 bersaudara dari pasangan orang tua RADEN HAJI ADANG YUSUF MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III)dengan NYI RADEN MUNDIYAH (Generasi 8 dari HB-III) menikah pada ................ 19.. dengan NY. HANIFA dikaruniai 2 orang putra-putri : 1. Rd. Rahmania Purwagunifa 2. Rd. Fathan Adi Gunawan
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak)
#0. Prabu Siliwangi / Sribaduga Maharadja Ratu Hadji, RAJA PAJAJARAN KE I (1482-1521M) #1. Mundingsari Ageung / Mundingsari II (putra no. 6) #2. Mundingsari Leutik / Mundingsari III #3. Prabu Siliwangi III / Prabu Pucuk Umum <menikah dgn> Ratu Dewi Sunyalarang (Ratu Talagamanggung, 1500 M) #4. Sunan Parung Gangsa #5. Rd. Aria Kikis / Sunan Wanaperih #6. Rd. Aria Goparana / Sunan Ciburang #7. Dalem Aria Wangsa Goparana / Sunan Sgalaherang #8. Dalem Tumenggung Yudanagara #9. Rd. Aria Tjakrayudha #10. Rd. Aria Tjakradiprana #11. Rd. Aria Yudasena #12. Rd. Rangga Bradjadinata I #13. Ngabey Madamadia #14. Rd. Martadiredja #15. Rd.H.M.Husen / Miarsadiredja #16. Rd. Usmid Adimiarsa (Mbah Papak) #17. Rd. Su'eb Martadiredja (Ama Camat) #18. Rd. Wahyu Martadiredja #19. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #20. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Ibu)
#0. Pangeran Santri/Kusumadinata I (Raja Sumedang Larang Ke 9 (1530-1578) #1. Pangeran Geusan Ulun Raja Sumedang Larang Ke 10 (1578-1610) #2. Pangeran Rangga Gede, Bupati Sumedang Ke 2 #3. Dalem Rangga Gempol II, Bupati Sumedang Ke 3 #4. Pangeran Rangga Gempol III, Bupati Sumedang Ke 4 #5. Dalem Adipati Tanoebadja, Bupati Sumedang Ke 5 #6. Pangeran Rangga Gempol IV, Bupati Sumedang Ke 6.........>(adik bungsunya NRA. Rajanagara menikah dgn Kd. Rangga Wangsadita I) #7. Dalem Istri Rajaningrat, Bupati Sumedang Ke 7...........>(menikah dengan> Kd. Adipati Soerianagara Putra Kd. Rangga Wangsadita I) #8. Dalem R.T.A. Surialaga I, Bupati Sumedang Ke 10 #9. Dalem R.T.A. Surialaga II, Bupati Bogor, Karawang, Sukapura, Sumedang Ke 17 #10. R.T. Rangga Tjandramanggala, Bupati Bogor #11. R.T.A. Soeriamanggala, Bupati Bogor (?), menikah dengan Cicit Pangeran Diponegoro RAy. Gondomirah #12. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #13. Rd. Tatang Muchtar #14. Nyi Rd. Siti Aminah #15. Nyi Rd. Mundiyah #16. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah menikah dengan RTA. Soeriamanggala/RTA. Soeriadimanggala #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #9. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Ibu) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah menikah dengan RTA. Soeriamanggala/RTA. Soeriadimanggala #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #6. Rd. Tatang Muchtar #7. Nyi Rd. Siti Aminah #8. Nyi Rd. Siti Mundiyah #9. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
Rd. RULLY RAMDHANI KUSUMAH alias Rully, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan orang Ayah RADEN SYARIF KUSNADI JAMAL MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III)dengan Ibu TITING SARYATI (SUTAN SATI) menikah dengan NYI RADEN SRI RAHAYU dikaruniai 1 orang putri : 1. Rd. Sekar Rahayu KusumahSILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Syarif Kusnadi Jamal Martadiredja #9. Rd. Rully Ramdhani Kusumah - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
RADEN KUSNADI WISNU YOGASUWARA alias Wisnu, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 3 dari 3 bersaudara dari pasangan orang Ayah RADEN SYARIF KUSNADI JAMAL MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III)dengan Ibu TITING SARYATI (SUTAN SATI).SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Syarif Kusnadi Jamal Martadiredja #9. Rd. Kusnadi Wisnu Yogasuwara - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
3.1.1. ASTUTI3.1.2. RIZKI
3.2.1. IKA 3.2.2. ALDI 3.2.3. FIA3.2.4. LINDA
3.3.1. YUDI 3.3.2. RIRIN3.3.3. LILI
3.4.1. EKAL3.4.2. ZIRUL