Bendoro Raden Ayu Sentul - Keturunan (Inventaris)

Dari Rodovid ID

Orang:26153
Langsung ke: panduan arah, cari
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 Bendoro Raden Ayu Sentul [Pakubuwono]

2

21/2 <1+1> Pangeran Hario Notokusumo [Amangkurat IV] 32/2 <1+1> Pangeran Hario Hadiwijoyo I [Amangkurat IV]

3

41/3 <2+2> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara III (Th:1835-1853) [Mangkunegara III]
lahir: 16 Januari 1803
perkawinan: <4> Raden Ayu Sekarkedhaton [Pakubuwono V]
gelar: 16 Januari 1843, Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro III
wafat: 27 Januari 1853, Astana Mangadeg
52/3 <3+3> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara IV (Th:1853-1881) [Mangkunegara IV]
63/3 <3+?> Pangeran Hario Hadiwijoyo II [Amangkurat IV]
74/3 <3+?> Raden Ayu Kustiyah [Amangkurat IV]
85/3 <2+2> Raden Ayu Sariadi [Amangkurat IV]

4

161/4 <5> Pangeran Harya Gandahatmaja [Mangkunegara IV]
penguburan: Astana Girilayu, Karanganyar
242/4 <5> Kanjeng Pangeran Haryo Gondosewoyo [Mangkunegara IV]
lahir: 16 September 1838
113/4 <7+6> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X / Sunan Panutup (Raden Mas Malikul Kusno) [Pakubuwono X]
lahir: 29 November 1866, Surakarta
perkawinan: <8> Ratu Mandayaretna [Pakubuwono III]
perkawinan: <23!> B. R. A. Soemarti [Mangkunegara IV]
perkawinan: <9> R. A. Pandamroekmi [Pandamroekmi]
perkawinan: <10> R. A. Tranggonoroekmi [Tranggonoroekmi]
perkawinan: <11> B. R. A. Retno Poernomo [Rejodipuro]
gelar: 30 Maret 1893 - 1 Februari 1939, Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana X
perkawinan: <12> Gusti Kanjeng Ratu Hemas [Hb.7.61] [Hamengku Buwono VII] d. 28 Mei 1944, Yogyakarta
wafat: 1 Februari 1939, Surakarta
Sri Susuhunan Pakubuwana X (lahir: Surakarta, 1866 – wafat: Surakarta, 1939) adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1893 – 1939.

Kisah Kelahiran Nama aslinya adalah Raden Mas Malikul Kusno, putra Pakubuwana IX yang lahir dari permaisuri Raden Ayu Kustiyah, pada tanggal 29 November 1866. Konon, kisah kelahirannya menjadi cermin ketidakharmonisan hubungan antara ayahnya dengan pujangga Ranggawarsita. Dikisahkan, pada saat Ayu Kustiyah baru mengandung, Pakubuwana IX bertanya apakah anaknya kelak lahir laki-laki atau perempuan. Ranggawarsita menjawab kelak akan lahir hayu. Pakubuwana IX kecewa mengira anaknya akan lahir cantik alias perempuan. Padahal ia berharap mendapat bisa putra mahkota dari Ayu Kustiyah.

Selama berbulan-bulan Pakubuwana IX menjalani puasa atau tapa brata berharap anaknya tidak lahir perempuan. Akhirnya, Ayu Kustiyah melahirkan Malikul Kusno. Pakubuwana IX dengan bangga menuduh ramalan Ranggawarsita meleset.

Ranggawarsita menjelaskan bahwa istilah hayu bukan berarti ayu atau "cantik", tetapi singkatan dari rahayu, yang berarti "selamat". Mendengar jawaban Ranggawarsita ini, Pakubuwana IX merasa dipermainkan, karena selama berbulan-bulan ia terpaksa menjalani puasa berat.

Ketidakharmonisan hubungan Pakubuwana IX dengan Ranggawarsita sebenarnya dipicu oleh fitnah pihak Belanda yang sengaja mengadu domba keturunan Pakubuwana VI dengan keluarga Yasadipuran.

Masa Pemerintahan

Kereta khusus untuk mengangkut jenazah Pakubuwana X ke Yogyakarta menuju pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri.Malikul Kusno naik takhta sebagai Pakubuwana X pada tanggal 30 Maret 1893 menggantikan ayahnya yang meninggal dua minggu sebelumnya. Masa pemerintahannya ditandai dengan kemegahan tradisi dan suasana politik kerajaan yang cenderung stabil, di samping itu juga merupakan penanda babak baru bagi Kasunanan Surakarta dari kerajaan tradisional menuju era modern.Pakubuwono X menikah dengan Ratu Hemas (putri Raja Hamengkubuwono VII) dan dikaruniai seorang putri yang bernama GKR Pembajoen

Meskipun berada dalam tekanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun melalui simbol budayanya Pakubuwana X tetap mampu mempertahankan wibawa kerajaan. Pakubuwana X sendiri juga mendukung organisasi Sarekat Islam cabang Solo, yang saat itu merupakan salah satu organisasi pergerakan nasional Indonesia.

Pakubuwana X meninggal dunia pada tanggal 1 Februari 1939. Ia disebut sebagai [[Sunan Panutup]] atau raja besar Surakarta yang terakhir oleh rakyatnya. Pemerintahannya kemudian digantikan oleh putranya yang bergelar Pakubuwana XI.
254/4 <5> Kanjeng Pangeran Haryo Gondosuputro [Mangkunegara IV]
lahir: 2 September 1881, Surakarta
penguburan: Astana Girilayu, Karanganyar
KPH. Gondosuputra mengabdikan hampir seluruh kariernya di Legiun Mangkunegaran. Pada waktu dia masih berpangkat Kapten, di Kalimantan terjadi kerusuhan. Pemerintah Belanda meminta bantuan Legiun Mangkunegaran untuk memadamkan kerusuhan tersebut. Pada tahun 1860, Kapten GPH. Gondosuputra diperintahkan untuk memimpin pasukan ekspedisi yang akan berangkat ke Kalimantan. Namun sebelum pasukan sempat diberangkatkan, kerusuhan sudah berhasil dipadamkan. Masih sebagai Kapten Legiun Mangkunegaran, ia mengikuti Mangkunegara IV ke Batavia untuk melakukan perundingan dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang pada waktu itu di jabat oleh Ludolph Anne Jan Wilt, baron Sloet van de Beele.

Dalam lawatan yang dilakukan pada tahun 1862 tersebut, Mangkunegara IV disertai oleh KPH. Suryodiningrat (Putera MN.III), adik iparnya KPH. Gondosuputra. Dalam perjalanannya, Mngkunegara IV beserta rombongan dijamu makan malam oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda di istana Bogor. Pada waktu itu Mangkunegara IV tertarik keindahan lampu lilin di istana Bogor, bertanya pada Gubernur Jenderal, apakah bisa membeli lampu-lampu tersebut untuk dipasang di istana Mangkunegaran. Gubernur Jenderal menjawab bahwa, kebetulan menurut rencana lampu-lampu lilin tersebut akan diganti dengan lampu gas. Mangkunegara IV menyanggupi untuk membayar 100.000 Gulden, sesuai dengan harga yang diminta oleh pemerintah Hindia Belanda.

Dalam lawatan yang dilakukan pada tahun 1862 tersebut, Mangkunegara IV disertai oleh KPH. Suryodiningrat (Putera MN.III), adik iparnya KPH. Gondosuputra. Dalam perjalanannya, Mngkunegara IV beserta rombongan dijamu makan malam oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda di istana Bogor. Pada waktu itu Mangkunegara IV tertarik keindahan lampu lilin di istana Bogor, bertanya pada Gubernur Jenderal, apakah bisa membeli lampu-lampu tersebut untuk dipasang di istana Mangkunegaran. Gubernur Jenderal menjawab bahwa, kebetulan menurut rencana lampu-lampu lilin tersebut akan diganti dengan lampu gas. Mangkunegara IV menyanggupi untuk membayar 100.000 Gulden, sesuai dengan harga yang diminta oleh pemerintah Hindia Belanda.

Gubernur Jenderal menyatakan keheranannya tentang kesanggupan Mangkunegara IV membeli lampu-lampu tersebut. Selain dapat membayar harganya yang tinggi, juga dia tidak dapat membayangkan betapa besarnya istana Mangkunegaran, karena bisa muat lampu yang begitu banyak. Ia menyatakan keinginannya untuk dapat berkunjung ke istana Mangkunegaran. Keinginan Gubernur Jenderal terlaksana pada tahun 1863, pada waktu dia diundang oleh Mangkunegaran IV dalam acara peletakan batu pertama pembangunan stasiun kereta api Solo Balapan.

Pada tahun 1863, KPH. Gondosuputro dinaikkan pangkatnya menjadi Mayor dan dua tahun kemudian ia diangkat dalam jabatan “yang menjalanakan tugas sebagai Komandan Legiun Mangkunegaran”. Seperti yang diketahui, komandan Legiun adalah Mangkunegara IV sendiri, dengan pangkat Kolonel. Semenjak KPH. Gondosaputra mengabdi pada Legiun Mangkunegaran, berbagai usaha untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme Legiun senantiasa dilakukan. Pada masa jabatan sebagai pejabat pelaksana komandan, ia melakukan penterjemahan buku-buku militer dari bahasa Belanda ke bahasa Melayu. Hal ini dimaksudkan agar para prajurit dapat menyerap taktik-taktik dan disiplin kemiliteran dengan baik. Sedangkan untuk latihan fisik para prajuritnya. Legiun Mangkunegaran mendapat bantuan pelatih tentara Belanda yang berada di Solo.

Semasa ia memangku jabatan tersebut, di Aceh terjadi perang antara rakyat Aceh melawan pemerintah Hindia Belanda. Lagi-lagi pemerintah Hindia Belanda meminta bantuan ke Mangkunegaran, agar mengirim pasukannya ke Aceh. Atas perintah Mangkunegara IV sebagai komandan Legiun, maka Mayor KPH. Gondosuputra menyiapkan pasukan yang terdiri dari dua kompi dengan jumlah personil 180 orang. Sebelum berangkat ke medan pertempuran, pasukan ini dilatih secara intensif di tangsi Tanah Putih daerah Semarang dan dibawah pengawasan langsung pelaksana harian Komandan Legiun, Mayor KPH. Gondosuputro. Dari hasil latihan tersebut, ia memutuskan bahwa hanya 150 personil yang memenuhi persyaratan untuk diberangkatkan.

Dengan dipimpin oleh adiknya, Kapten KPH. Gondosisworo, pasukan tersebut berangkat ke Aceh dengan kapal dari pelabuhan Semarang pada tanggal 21 November 1873. Selain Legiun Mangkunegaran, pada waktu bersamaan juga diberangkatkan pasukan dari Pakualaman Yogyakarta dan pasukan dari Madura. Pada perang di Aceh ini, Legiun Mangkunegaran dapat membalikkan keunggulan pasukan Belanda atas Pasukan Kesultanan Aceh. Atas jasa jasa Legiun Mangkunegaran yang dipimpinnya selama Perang Aceh, Raja Belanda menganugerahkan Ridder Kruis (Salib Penunggang) atau Salib Bangsawan Militaire Willems Orde (MWO) Kelas IV. Pada tahun 1873, Mayor KPH. Gondosaputra dinaikkan pangkatnya sebagai Letnan Kolonel dengan jabatan tetap sebagai pejabat pelaksana harian komandan Legiun Mangkunegaran.

Mutu profesionalisme Legiun Mangkunegaran pada masa tersebut dikagumi diseluruh tanah jajahan Belanda. Kepangkatan para perwiranya disejajajrkan dengan Leger atau tentara Kerajaan Belanda, hingga seragamnyapun disamakan. Perbedaannya hanya terletak pada sulaman dileher yang berinisial MN. Modernisasi dilakukan di semua bidang, mulai dari persenjataan sampai dengan pembangunan markas Artileri-Kavalari pada tahun 1874. Gedung markas tersebut hingga saat ini masih kokoh berdiri diujung timur Pamedan Mangkunegaran.

Konsentrasi Legiun Mangkunegaran pada waktu itu terutama di dua tempat, yaitu di kota Surakarta dan daerah Matesih, Karang Pandan. Tugas anggota Legiun di daerah Matesih, Karang Pandan antara lain, melaksanakan penjagaan di pesanggrahan dan makam Mengadeg. Daerah tersebut bagi KPH. Gondosuputra bukan merupakan daerah yang asing. Dia sejak lama mendapat tugas dari ayahnya untuk mengelola pesanggrahan tersebut. Bahkan sebulan sebelum dia wafat, masih sempat berkunjung ke Karang Pandan dengan didampingi para putranya termasuk KPH. Gondosuputra. Pada tahun 1881 ayahnya wafat pada tanggal 2 September jam 07.00 pagi, kemudian pada hari yang sama pada jam 12.00 siang, KPH. Gondosaputra menyusul ayahnya. Keduanya dimakamkan di Girilayu.
105/4 <5+13!> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VI (Th:1896-1916) [Mangkunegara VI]
gelar: 1896, Prabu Mangkunegara VI [1896-1916]
96/4 <5+13!> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara V (Th:1881-1896) [Mangkunegara V]
127/4 <6> KPH Soekirman Mangun Wijaya [Amangkurat IV]
138/4 <4> Raden Ayu Dunuk [Mangkunegara III]
149/4 <4+?> 1. Raden Mas Suryahandaka [Mangkunegara III]
1510/4 <4+?> 2. Raden Ajeng Kuning [Mangkunegara III]
1711/4 <4> RM Suryodarmoyo [Mangkunegara III]
1812/4 <4> B.r.m. Soerjopoetro [Mangkunegara III] 1913/4 <4> B. R. M. Soerjohoedojo [Mangkunegara III] 2014/4 <5> B. R. M. Gondowidjojo [Mangkunegara IV]
2115/4 <4> Kanjeng Pangeran Haryo Suryodiningrat [Mangkunegara III]
2216/4 <5> B. R. A. Praboewidjojo [Mangkunegara IV] 2317/4 <5+13!> B. R. A. Soemarti [Mangkunegara IV] 2618/4 <5> Kanjeng Pangeran Haryo Gondosisworo [Mangkunegara IV]
2719/4 <5> Kanjeng Pangeran Haryo Doyosuputro [Mangkunegara IV]
2820/4 <5> Kanjeng Pangeran Haryo Doyokisworo [Mangkunegara IV]
2921/4 <5> Raden Mas Panji Nitikusumo [Mangkunegara IV]
3022/4 <5> Kanjeng Pangeran Haryo Handoyonoto [Mangkunegara IV]

5

311/5 <9> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VII [Mangkunegara VII]
lahir: 15 Agustus 1855
perkawinan: <19> Raden Roro Mardewi [Wongsosoetirto]
perkawinan: <20> B. R. A. Setyowati [Setyowati]
perkawinan: <21> Mas Ayu Retnoningrum [Retnoningrum]
perkawinan: <22> Mas Ayu Sitaningrum [Sitaningrum]
perkawinan: <23> Mas Ayu Kamijem [Kamijem]
perkawinan: <24> B. R. A. Tedjowati [Tedjowati]
pekerjaan: 11 Januari 1916 - 1944, Surakarta, Sunan Surakarta bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VII
perkawinan: <25> Gusti Kanjeng Ratu Timur [Hb.7.65] (Bendoro Raden Ajeng Mursudarya) [Hamengku Buwono VII] , Surakarta
wafat: 19 Juli 1944
KGPAA. Mangkunegara VII (lahir 12 November 1885 - wafat 1944) adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun 1916 - 1944. Ia adalah salah seorang putera dari Mangkunegara V. Ia menggantikan pamannya, Mangkunegara VI, yang mengundurkan diri pada 11 Januari 1916.

Mangkunegara VII adalah seorang penguasa yang dianggap berpandangan modern pada jamannya. Ia berhasil meningkatkan kesejahteraan di wilayah Praja Mangkunegaran melalui usaha perkebunan (onderneming), terutama komoditas gula. Mangkunegara VII juga seorang pencinta seni dan budaya Jawa, dan terutama mendukung berkembangnya musik dan drama tradisional.

Mangkunegara VII terlahir dengan nama Raden Mas Soerjo Soeparto. Ia adalah anak ketujuh atau anak lelaki ketiga dari 28 bersaudara anak-anak dari Mangkunegara V.

Anak putri tertua Mangkunegara VII, yaitu BRAy. Partini, menikah dengan P.A. Husein Djajadiningrat, seorang sejarawan dan ningrat dari Serang, Banten.

Mangkunegara VII, dikenal pada zamannya sebagai bangsawan modern yang berkontribusi banyak terhadap kelangsungan kebudayaan Jawa dan gerakan kebangkitan nasional. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Leiden di Belanda selama tiga tahun, sebelum pulang ke Indonesia untuk menggantikan pamannya, Mangkunegara VI yang mengundurkan diri tahun 1916.

Semangat Mangkunegara VII untuk mencari ilmu pengetahuan sudah tampak sejak muda, ketika pamannya Mangkunegara VI melarangnya untuk masuk HBS, ia memilih untuk berkelana dan menjalani hidup di luar keraton; menjadi penerjemah bahasa Belanda-Jawa dan mantri di tingkat kabupaten. Sedangkan kecintaannya terhadap budaya Jawa ditunjukkan melalui peranannya yang aktif dalam mendirikan lembaga studi Cultuur-Wijsgeerige Studiekring (Lingkar Studi Filosofi-Budaya) dan lembaga kebudayaan Jawa Java-Instituut, tidak luput juga karya ilmiahnya tentang simbolisme wayang Over de wajang-koelit (poerwa) in het algemeen en over de daarin voorkomende symbolische en mystieke elementen (1920).

Ia juga turut menjadi tokoh di dalam organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo dan penasihat di organisasi pelajar Jong Java. Pada tahun 1933, ia memprakarsai didirikannya radio pribumi pertama di Indonesia yaitu SRV (Solosche Radio Vereniging) yang memancarkan program-program dalam bahasa Jawa.

Selain itu ia juga seorang perwira KNIL dengan jabatan Kolonel pada masa hidupnya, dengan jabatan ini ia juga merangkap sebagai komandan Legiun Mangkunegaran, sebuah tentara kecil yang terdiri dari prajurit Mangkunegaran.
702/5 <24> Raden Mas Pandji Gondosoenario [Mangkunegara IV]
lahir: 1859?
333/5 <9+15> Bendoro Raden Mas Samekto (K. P. H. Soerjokoesoemo) [Mangkunegara V]
lahir: 9 Oktober 1873, solo, Putra mahkota dari KGPAA Mangkunegara V
perkawinan: <26> B. R. A. Catharina Bertha [Catharina Bertha]
perkawinan: <27> B. R. A. Soerjokoesoemo [Wreksodiningrat]
wafat: 22 September 1934, Klaten
penguburan: 23 September 1934, Astana Girilayu, Karanganyar
394/5 <11+11> Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Kusumoyudo [Pb.10.5] (Bendoro Raden Mas Abimanyu) [Pakubuwono X]
lahir: 17 Januari 1884
perkawinan: <28> Gusti Kanjeng Ratu Hangger II [Hb.7.33] [Hamengku Buwono VII] , <29> R. A. Setiopoespito [Setiopoespito] b. 1894? d. 16 Mei 1985
wafat: 16 Januari 1956
penguburan: Imogiri, Bantul
325/5 <11+8> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XI [Pakubuwono XI]
Sri Susuhunan Pakubuwana XI (lahir: Surakarta, 1886 – wafat: Surakarta, 1945) adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1939 – 1945.

Riwayat Pemerintahan Nama aslinya adalah Raden Mas Antasena, putra Pakubuwana X yang lahir dari permaisuri Ratu Mandayaretna, pada tanggal 1 Februari 1886. Ia naik takhta sebagai Pakubuwana XI pada tanggal 26 April 1939.

Pemerintahan Pakubuwana XI terjadi pada masa sulit, yaitu bertepatan dengan meletusnya Perang Dunia Kedua. Ia juga mengalami pergantian pemerintah penjajahan dari tangan Belanda kepada Jepang sejak tahun 1942. Pihak Jepang menyebut Surakarta dengan nama Solo Koo.Ia digantikan Pakubuwana XII
656/5 <9+13> B. R. A. Soerarti [Mangkunegara V] 667/5 <9+14> K. P. H. Soerjosoerardjo [Mangkunegara V]
lahir: 6 Oktober 1891
358/5 <11+12> Kanjeng Pangeran Haryo Djatikusumo [Pb.10.23] (Bendoro Kanjeng Pangeran Haryo Purbonegoro) [Pakubuwono X]
lahir: 1 Juli 1917, Solo
perkawinan: <38> Bendoro Raden Ayu Jatikusumo [Hb.7.78] (R. A. Soeharsi Widianti) [Hamengku Buwono VII] , Yogyakarta
lahir: 1 Juni 1946 - 1 Maret 1948, Rembang, Panglima Divisi V Ronggolawe
pekerjaan: 1948 - 1949, Jakarta, Kepala Staf TNI Angkatan Darat I
pekerjaan: 1958 - 1960, Singapura, Duta Besar RI untuk Singapura
pekerjaan: 1959 - 1960, Jakarta, Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja I
pekerjaan: 1960 - 1962, Jakarta, Menteri Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja II
pekerjaan: 1962 - 1963, Jakarta, Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja III
wafat: 4 Juli 1992
519/5 <11+12> G. K. R. Pembajoen [Pakubuwono X]
lahir: 25 Maret 1919
perkawinan: <39> R. A. A. M. Sis Tjakraningrat [Cakraadiningrat II] d. 24 September 1992
perkawinan: <40> R. A. A. Muhammad Roeslan Tjakraningrat [?] , <41> R. A. Hatimah [Notoadiningrat]
wafat: 10 Juli 1988, Ciputat, Tangerang Selatan
penguburan: Imogiri, Bantul
4010/5 <11> Kanjeng Pangeran Haryo Suryohamijoyo [Pb.10.32] [Pakubuwono X] 3411/5 <11> G.p.h.k. Suryo Suman [Pakubuwono X]
3612/5 <12+?> Pangeran Hario Sutecky Wijaya [Amangkurat IV]
3713/5 <11+11> Gusti Bendoro Raden Ayu Retno Puwoso [Pakubuwono X] 3814/5 <11> Bendoro Raden Ayu Suryodiningrat [Pb.10.?] (Bendoro Raden Ajeng Kusatima) [Pakubuwono X] 4115/5 <17> RM. Soemodarmoyo [Mangkunegara III]
4216/5 <18> R.m. Ng. Hardjosoepoetro [Mangkunegara III] 4317/5 <19> R.m. Ng. Wirjohoedojo [Mangkunegara III] 4418/5 <18> R. M. P. Warsohatmodjo [Mangkunegara III] 4519/5 <20> R. Ay. Siti Atini [?] 4620/5 <17> R. Ay. Harjosebroto (Sudarmi) [Mangkunegara III]
4721/5 <17> R. Ay. Mangunhartono (Sumarni) [Mangkunegara III]
4822/5 <17> R. Aj. Sukarti [Mangkunegara III]
4923/5 <17> R. M. Ng. Wirodarmoyo (Sujono) [Mangkunegara III]
5024/5 <11> Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadiwidjojo Maharsi Tama [Pakubuwono X]
KGPH. Hadiwidjojo merupakan pendiri Universitas Saraswati, Surakarta
5225/5 <11> G. P. H. Poespokoesoemo [Pakubuwono X]
5326/5 <21> Raden Mas Ngabehi Harjokoesoemo [Mangkunegara III] 5427/5 <10> K. P. H. Soejono Handojoningrat [Mangkunegara VI]
5528/5 <9> Bendoro Raden Ajeng Sutantinah (B. R. A. Koesoemodiningrat) [Mangkunegara V] 5629/5 <9> K. P. H. Soerjosoegijanto [Mangkunegara V]
5730/5 <9> K. P. H. Soerjosoewito [Mangkunegara V]
5831/5 <9> K. P. H. Soerjosoebandoro [Mangkunegara V]
5932/5 <9> K. P. H. Soerjosoemasto [Mangkunegara V]
6033/5 <9> K. P. H. Soerjosoemanto [Mangkunegara V]
6134/5 <9+15> K. P. H. Soerjosoemarno [Mangkunegara V]
6235/5 <9> K. P. H. Soerjosoekanto [Mangkunegara V]
6336/5 <9> K. P. H. Soerjosoetanto [Mangkunegara V]
6437/5 <9> K. P. H. Soerjosoebandrijo [Mangkunegara V]
6738/5 <11> G. R. A. Koesprapti [Pakubuwono X] 6839/5 <11> Gusti Raden Ajeng Kusniyah (G. K. R. Alit) [Pakubuwono X] 6940/5 <11+9> G. R. A. Koesdinah (G. R. A. Brotodiningrat) [Pakubuwono X]
G. R. A. Brotodiningrat adalah seorang tokoh paranormal yang menjadi penasihat spiritual/Kejawen Keraton Surakarta.
7141/5 <24> Raden Mas Gondosoebario [Mangkunegara IV]
7242/5 <9> B. R. A. Soeparti [Mangkunegara V] 7343/5 <11+10> G. R. A. Koes Salbijah (G. R. A. Poernomo Hadiningrat) [Pakubuwono X] 7444/5 <11> G. R. A. Koesindinah (G. R. A. Tjokrodiningrat) [Pakubuwono X] 7545/5 <9> Bendoro Raden Mas Soerarso (K. P. H. Soerjosoerarso) [Mangkunegara V]
7646/5 <11+11> G. R. A. Koesrahmani (G. R. A. Adipati Djojonegoro) [Pakubuwono X]
perkawinan: <58> K. P. H. Adipati Djojonegoro [Sosrodiningrat IV] , Keraton Surakarta Hadiningrat
7747/5 <11> G. R. A. Koestantinah (G. R. A. Woerjaningrat) [Pakubuwono X]

6

1491/6 <50> Bendoro Raden Mas Hapsoro Wresnowiro (K. P. H. Djojoningprang) [Pakubuwono X]
pekerjaan: Rektor Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
perkawinan: <150!> B. R. A. Koespinah [Paku Alam VII]
BRM. Hapsoro Wresnowiro adalah teman BRM. Dorodjatoen (Sri Sultan Hamengkubuwono IX) saat kuliah di Belanda.
1162/6 <33+26> R. A. Hendrarsi Soerjokoesoemo [Mangkunegara V]
lahir: 3 Juli 1894, Surakarta
perkawinan: <61> Raden Mas Iskak Tjondrodipoero (K. R. M. T. Iskak Martonagoro) [Tjondrodipoero] b. 19 Oktober 1883
wafat: 22 September 1964, Surakarta
1113/6 <31+19> B. R. A. Partini [Mangkunegara VII]
lahir: 14 Agustus 1902
perkawinan: <62> Hoessein Djajadiningrat [Djajawinata] b. 8 Desember 1886 d. 12 November 1960
wafat: 1998
804/6 <37+47> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII / Bendoro Raden Mas Haryo Sularso Kunto Suratno (Kanjeng Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo) [Pakualaman]
lahir: 10 April 1910, Yogyakarta
perkawinan: <63> Kanjeng Bendoro Raden Ayu Purnamaningrum [Pakualaman]
perkawinan: <64> Kanjeng Raden Ayu Ratnaningrum [?]
gelar: 13 April 1937, Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo
gelar: 1942 - 11 September 1998, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII
pekerjaan: 1 Oktober 1988 - 3 Oktober 1998, Yogyakarta, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
wafat: 11 September 1998, Yogyakarta
Pendidikan yang ditempuh adalah Europesche Lagere School Yogyakarta, Christelijk MULO Yogyakarta, AMS B Yogyakarta, Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta - sampai tingkat candidaat). Pada 13 April 1937 ia ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo menggantikan mendiang ayahnya. Setelah kedatangan Bala Tentara Jepang pada tahun 1942 ia mulai menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.

Pada 19 Agustus 1945 bersama Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII mengirimkan telegram kepada Sukarno dan Hatta atas berdirinya RI dan terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada 5 September 1945 secara resmi KGPAA Paku Alam VIII mengeluarkan Amanat/Maklumat (semacam dekrit kerajaan) bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik Indonesia. Sejak saat itulah kerajaan terkecil pecahan Mataram ini menjadi daerah Istimewa. Melalui Amanat Bersama antara Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII dan dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober tahun yang sama, ia berdua sepakat untuk menggabungkan Daerah Kasultanan dan Kadipaten dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jabatan yang dipangku selanjutnya adalah Wakil Kepala Daerah Istimewa, Wakil Ketua Dewan Pertahanan DIY (Oktober 1946), Gubernur Militer DIY dengan pangkat Kolonel (1949 setelah agresi militer II). Mulai tahun 1946-1978 Paku Alam VIII sering menggantikan tugas sehari-hari Hamengkubuwono IX sebagai kepala daerah istimewa karena kesibukan Hamengkubuwono IX sebagai menteri dalam berbagai kabinet RI. Selain itu ia juga menjadi Ketua Panitia Pemilihan Daerah DIY dalam pemilu tahun 1951, 1955, dan 1957; Anggota Konstituante (November 1956); Anggota MPRS (September 1960) dan terakhir adalah Anggota MPR RI masa bakti 1997-1999 Fraksi Utusan Daerah.

Setelah Hamengkubuwono IX mangkat pada tahun 1988, Paku Alam VIII menggantikan sang mendiang menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sampai akhir hayatnya pada tahun 1998. Perlu ditambahkan bahwa pada 20 Mei 1998 ia bersama Hamengkubuwono X mengeluarkan Maklumat untuk mendukung Reformasi Damai untuk Indonesia. Maklumat tersebut dibacakan di hadapan masyarakat dalam acara yang disebut Pisowanan Agung. Beberapa bulan setelahnya ia menderita sakit dan meninggal pada tahun yang sama. Sri Paduka Paku Alam VIII tercatat sebagai wakil Gubernur terlama (1945-1998) dan Pelaksana Tugas Gubernur terlama (1988-1998) serta Pangeran Paku Alaman terlama (1937-1998).
895/6 <31+25> Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani / Gusti Noeroel [Mangkunegara VII]
lahir: 17 September 1921, Surakarta
perkawinan: <90!> Raden Mas Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
wafat: 10 November 2015, Bandung
Gusti Noeroel terkenal memiliki paras yang cantik. Karena kecantikannya, pada saat itu Gusti Noeroel menjadi primadona di Kota Solo dan didambakan para tokoh negara. Mulai dari mantan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang biasa mengirimkan kado melalui sekretarisnya ke kediaman Gusti Noeroel di Pura Mangkunegaran ketika rapat kabinet digelar di Yogyakarta. Gusti Noeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH Djatikusumo, salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden Soekarno yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.[3] Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memiliki 9 orang selir. Namun semua tokoh tersebut tidak ada satupun yang berhasil memikat hati Gusti Noeroel. Putri bangsawan ini memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.

Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri Juliana. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda[4].

Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.
1476/6 <32+35> G. R. M. Soerjosoeksoro (G. P. H. Notopoero) [Pakubuwono XI]
lahir: 15 Juli 1922
797/6 <32+30> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII [Pakubuwono XII]
lahir: 4 April 1925, Surakarta
perkawinan: <65> Kanjeng Raden Ayu Pradapaningrum [Pakubuwono]
perkawinan: <65!> Kanjeng Raden Ayu Pradapaningrum [Pakubuwono]
perkawinan: <66> K. R. A. Retnodiningroem [Retnodiningroem] b. 1928? d. 13 Mei 2021
perkawinan: <67> K. R. A. Poedjoningroem [Poedjoningroem]
gelar: 11 Juni 1945 - 11 Januari 2004, Surakarta, Raja Susuhunan Surakarta ke-11 [1945-2004]
wafat: 11 Juni 2004, Surakarta
Sri Susuhunan Pakubuwana XII (lahir: Surakarta, Jawa Tengah, 1925 – wafat: Surakarta, Jawa Tengah, 2004) adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1945 – 2004.

Riwayat Pemerintahan Nama aslinya adalah Raden Mas Suryaguritna, putra Pakubuwana XI yang lahir dari permaisuri Raden Ayu Kuspariyah pada tanggal 14 April 1925. Ia naik takhta sebagai Pakubuwana XII pada tanggal 11 Juni 1945.

Awal pemerintahan Pakubuwana XII hampir bersamaan dengan lahirnya Republik Indonesia. Negara baru ini menjadikan Yogyakarta dan Surakarta sebagai provinsi-provinsi berstatus Daerah Istimewa.

Belanda yang tidak merelakan kemerdekaan Indonesia berusaha merebut kembali negeri ini dengan kekerasan. Pada bulan Januari 1946 ibu kota Indonesia terpaksa pindah ke Yogyakarta karena Jakarta jatuh ke tangan Belanda.

Pemerintahan Indonesia saat itu dipegang oleh Sutan Syahrir sebagai perdana menteri, selain Presiden Sukarno selaku kepala negara. Sebagaimana umumnya pemerintahan suatu negara, muncul golongan oposisi yang tidak mendukung sistem pemerintahan Sutan Syahrir, misalnya kelompok Jenderal Sudirman.

Karena Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan, secara otomatis Surakarta yang merupakan saingan lama menjadi pusat oposisi. Kaum radikal bernama Barisan Banteng yang dipimpin Dr. Muwardi dengan berani menculik Pakubuwana XII sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Indonesia.

Barisan Banteng berhasil menguasai Surakarta sedangkan pemerintah Indonesia tidak menumpasnya karena pembelaan Jendral Sudirman. Bahkan, Jendral Sudirman juga berhasil mendesak pemerintah sehingga mencabut status daerah istimewa yang disandang Surakarta. Sejak tanggal 1 Juni 1946 Kasunanan Surakarta hanya berstatus karesidenan yang menjadi bagian wilayah provinsi Jawa Tengah. Pemerintahan dipegang oleh kaum sipil, sedangkan kedudukan Pakubuwana XII hanya sebagai simbol saja.

Pada awal pemerintahannya, Pakubuwana XII dinilai gagal mengambil peran penting dan memanfaatkan situasi politik Republik Indonesia, sehingga pamornya di mata rakyat kalah dibanding Hamengkubuwana IX di Yogyakarta.

Meskipun gagal secara politik, namun Pakubuwana XII tetap menjadi figur pelindung kebudayaan Jawa. Pada zaman reformasi, para tokoh nasional, misalnya Gus Dur, tetap menghormatinya sebagai salah satu sesepuh tanah Jawa.

Pakubuwana XII meninggal dunia pada tanggal 11 Juni 2004. Sepeninggalnya [[terjadi perebutan takhta]] antara Pangeran Hangabehi dangan Pangeran Tejowulan, yang masing-masing menyatakan diri sebagai Pakubuwana XIII.
1528/6 <73+56> B. R. A. Moerjati Soedibjo [Hadiningrat]
lahir: 5 Januari 1928, Surakarta
perkawinan: <68> K. R. M. H. Soedibjo Poerbo Hadiningrat [Hadiningrat]
Hj. DR. BRA. Mooryati Soedibyo, S.S., M. Hum. adalah Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden Direktur Mustika Ratu, dan salah satu pencetus ide kontes pemilihan Puteri Indonesia yang digelar setiap tahun. Mooryati Soedibyo tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia, dan sebagai "Empu Jamu". Ia juga masuk sebagai urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia.

Biografi

Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta ini terkenal dengan segala hal yang berkaitan dengan kecantikan, jamu tradisional, dan lingkungan keraton. Sejak usia 3 tahun ia tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa. Di keraton itu, ia mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya.

Tahun 1973, hobi minum jamu Mooryati Soedibyo yang dilakukan sejak masih belia, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha. Ramuan jamu resep Keraton Surakarta yang semula diberikan kepada teman-temannya, akhirnya berubah menjadi bisnis. Produknya mulai diekspor ke kurang lebih 20 negara, diantaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.[3] Produknya juga berkembang menjadi 800 buah produk, mulai dari balita, umum, super, dan premium. Diawali dengan produk untuk orang tua sampai dengan remaja puterinya.

Tahun 1990 ia meluncurkan ajang Puteri Indonesia, yang dikembangkannya setelah menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok tahun 1990. Mooryati yang sering berkunjung ke luar negeri untuk mengadakan seminar, pameran mau pun sendiri mulai ingin membuat ajang Puteri Indonesia. Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia internasional.Hal ini sebelumnya telah dipelopori oleh Andi Nurhayati yang semenjak tahun 70-an menjadi pemegang franchise pengiriman Miss-miss-an kelas internasional, begitu pula nama majalah Femina yang sudah bertahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan pemilihan Putri Remaja Indonesia, yang menghasilkan gadis-gadis paling enerjik, cerdas dan modern se Indonesia. Kini Mooryati Soedibyo, berupaya menggabungkan kesemua itu dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia.

Lalu ia mengeluarkan ide tersebut ke Badan Pengembangan Eksport Nasional, dan disetujui. Mooryati akhirnya membentuk Yayasan Puteri Indonesia dan menjadi Ketua Umum. Tapi ajang Pemilihan Puteri Indonesia tak sepenuhnya disetujui masyarakat. Bahkan menjadi polemik sampai sekarang. Mooryati sendiri telah berhasil mengadakan ajang Pemilihan Puteri Indonesia sampai yang ke-enam kalinya. Dan pernah vakum selama 3 tahun (1997,1998,1999) karena kondisi dan situasi negara yang tidak memungkinkan.
1159/6 <33+27> R. A. Soenitoeti [Mangkunegara V]
R. A. Soenitoeti adalah puteri KPH. Sowrjokoesoemo dari perkawinannya dengan puteri Wreksodiningrat, Patih Surakarta.
8410/6 <36+?> Pangeran Hario Arya Kusumo Wijaya [Amangkurat IV]
pekerjaan: Director of Foreign affairs and finances of Asia Africa Foundation
pekerjaan: Vice Chairman of Global Trustee
pekerjaan: Vice Chairman - Aria International Corp.
perkawinan:
perkawinan: <69> Rina Risnawati [Risnawati] b. 10 Desember 1973 d. 22 Oktober 2018
perkawinan: <70> Raden Ayu Diane Ekawaty [Wijaya] b. 21 Agustus 1975, Jakarta
perkawinan: 6 Mei 2004, Cirebon
perkawinan: <70!> Raden Ayu Diane Ekawaty [Wijaya] b. 21 Agustus 1975, <71> RAy. Siti Angelina Gayatri [Wijaya] b. 18 Agustus 1975
wafat: 29 Mei 2021
7811/6 <31+21> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara Vlll (Th:1944-1987) [Mangkunegara VIII]
8112/6 <34+46> Raden Ayu Suniati [Pakubuwono]
8213/6 <34+46> Raden Ayu Suniasri [Pakubuwono]
8314/6 <34+46> Bendoro Raden Mas Bambang Suryo Sunindyo [Pakubuwono]
8515/6 <40+42> Kanjeng Raden Mas Haryo Suryo Baswo S. [Hb.7.19.1.4] [Pakubuwono X]
8616/6 <40+42> Bendoro Raden Mas Suryo Danindro S. [Hb.7.19.1.3] [Pakubuwono X]
8717/6 <40+42> Bendoro Raden Ajeng Murhardining [Hb.7.19.1.2] (Bendoro Raden Ayu Cipto Yuwono) [Pakubuwono X] 8818/6 <40+42> Bendoro Raden Ajeng Kusniati [Hb.7.19.1.1] (Bendoro Raden Ayu Suryo) [Pakubuwono X]
9019/6 <75> Raden Mas Soerjosoejarso [Mangkunegara V] 9120/6 <41+?> RM. Askarim Sumodarmoyo [Mangkunegara III] 9221/6 <42> R.M.Ng. Hatmowarsono [Mangkunegara III] 9322/6 <43> R.Ay. Wirjati [Mangkunegara III] 9423/6 <44+45!> R. M. Srijatto [Mangkunegara III] 9524/6 <41+?> R. Ay. Wignyosudiro (Rukiyarti) [Mangkunegara III]
9625/6 <41+?> R. M. P. Partodamoyo (Rukiyatmo) [Mangkunegara III]
9726/6 <41+?> R. Ay. Satyopranowo (Rukiyarsi) [Mangkunegara III]
9827/6 <41+?> R. M. Sastrodarmoyo (Rukiyarso) [Mangkunegara III]
9928/6 <41+?> R. M. Hartodarmoyo (Rukiyarto) [Mangkunegara III]
10029/6 <41+?> R. Ay. Prawirosiwoyo (Rukiyarni) [Mangkunegara III]
10130/6 <41+?> R. M. Rukiyarno Sumodarmoyo [Mangkunegara III]
10231/6 <41+?> R. M. Suraryo Sumodarmoyo [Mangkunegara III]
10332/6 <41+?> R. Ay. Suyoso [Mangkunegara III]
10433/6 <41+?> R. M. Joedojo Sumodarmoyo [Mangkunegara III]
10534/6 <41+?> R. Ay. Yudasih [Mangkunegara III]
10635/6 <41+?> R. M. Darminto Prawiro Darmoyo (Darminto Gendu) [Mangkunegara III]
10736/6 <50> B. R. A. Nedima Koesmarkiah [Pakubuwono X] 10837/6 <51+39> Bendoro Raden Mas Munier Tjakraningrat (K. P. H. Pakuningrat) [Cakraadiningrat II] 10938/6 <52> Bendoro Raden Mas Puspo Makmun Firmansjah [Pakubuwono X]
11039/6 <53+49> K. P. H. Soemoharjomo [Mangkunegara III] 11240/6 <31+22> Bendoro Raden Mas Santoso (K. P. H. Hamidjojo Santoso) [Mangkunegara VII]
11341/6 <31+23> B. R. M. Sanjaya [Mangkunegara VII]
11442/6 <31+24> B. R. A. Partina [Mangkunegara VII] 11743/6 <33+26> Raden Mas Hendrarko Soerjokoesoemo [Mangkunegara V]
11844/6 <32+30> Gusti Raden Ajeng Sapariyam (G. K. R. Sekar Kedaton) [Pakubuwono XI]
11945/6 <65+37> R. A. Soenjoto [Warsohadiningrat]
12046/6 <65+37> Raden Mas Soekarno [Warsohadiningrat]
12147/6 <65+37> Raden Mas Sarono [Warsohadiningrat]
12248/6 <65+37> R. A. Sarjati [Warsohadiningrat]
12349/6 <65+37> Raden Mas Sajogja [Warsohadiningrat]
12450/6 <65+37> Raden Mas Soegondo [Warsohadiningrat]
12551/6 <65+37> R. A. Sarwimoerti [Warsohadiningrat]
12652/6 <65+37> R. A. Moektini [Warsohadiningrat]
12753/6 <65+37> Raden Mas Sapoetro [Warsohadiningrat]
12854/6 <65+37> R. A. Warmarti [Warsohadiningrat]
12955/6 <67+51> R. A. Siti Handajoe Padmonagoro [Padmonagoro]
13056/6 <55+50> B. R. A. Soewarni [Pakubuwono IX] 13157/6 <55+50> B. R. A. Soewarsi [Pakubuwono IX] 13258/6 <55+50> K. P. H. Tjokrokoesoemo [Pakubuwono IX]
K. P. H. Tjokrokoesoemo adalah menantu Pakubuwono X.
13359/6 <33+26> R. A. Hendrastoeti [Mangkunegara V]
13460/6 <51+39> B. R. A. Koes Siti Marlia [Tjakraningrat]
13561/6 <51+39> B. R. A. Koes Sistijah Siti Mariana [Tjakraningrat]
13662/6 <51+40> Bendoro Raden Mas Muhammad Malikul Adil Tjakraningrat [Cakraadiningrat II]
13763/6 <40> K. P. H. Soerjo Windrojo Hamidjojo [Pakubuwono X]
13864/6 <68+53> Bendoro Raden Mas Prawironagoro [Pakubuwono IX]
13965/6 <32+31> K. G. P. H. Mangkoeboemi [Pakubuwono XI]
14066/6 <32+31> G. K. R. Hajoe [Pakubuwono XI]
14167/6 <32+31> G. K. R. Bendoro [Pakubuwono XI]
14268/6 <32+31> G. K. R. Tjondrokirono [Pakubuwono XI] 14369/6 <32+33> G. R. M. Danoerwendo (K. G. P. H. Hangabehi) [Pakubuwono XI]
14470/6 <32+33> G. R. M. Soerjolelono (K. G. P. H. Praboewidjojo) [Pakubuwono XI]
14571/6 <32+33> G. R. A. Koesoemodartojo [Pakubuwono XI]
14672/6 <32+35> G. R. M. Soerjodarmojo (G. P. H. Bintoro) [Pakubuwono XI]
14873/6 <32+30> G. K. R. Kedaton [Pakubuwono XI]
15074/6 <37+47> B. R. A. Koespinah [Paku Alam VII] 15175/6 <73+56> B. R. A. Moertini [Hadiningrat]
15376/6 <73+56> B. R. A. Moertijah [Hadiningrat]
15477/6 <74+57> Bendoro Raden Mas Indropoetro [Pakubuwono IX]
15578/6 <74+57> Bendoro Raden Mas Indroatmodjo [Pakubuwono IX]
15679/6 <74+57> Bendoro Raden Mas Indradi [Pakubuwono IX]
15780/6 <58> K. R. M. T. H. Soediarto Soerjosoebandoro [Mangkunegara V]
15881/6 <36+?> Pangeran Hario Rayno Priowitjaksono Wijaya [Wijaya] 15982/6 <37+47> B. R. A. Soelastri (B. R. A. Soegirwo) [Paku Alam VII]
16083/6 <37+47> B. R. A. Koesbandinah (B. R. A. Soetardjo Kartoningprang) [Paku Alam VII]
16184/6 <37+47> B. R. A. Koesdarinah (B. R. A. Harjono Djoeroemartani) [Paku Alam VII]
16285/6 <37+47> B. R. A. Koesbinah (B. R. A. Soegoto Kartonegoro) [Paku Alam VII]
16386/6 <61> K. P. H. Soetardjo Soerjosoemarno [Mangkunegara V]
perkawinan: <81> w Dolly Zegerius [Zegerius] b. 1925 d. 18 September 2019
16487/6 <39+29> B. R. A. Tamasri [Pakubuwono X] 16588/6 <39+28> G. R. A. Siti Djinzoelkari [Pakubuwono X]
GRA. Siti Djinzoelkari meninggal dalam usia muda.
16689/6 <39+29> B. P. H. Soemodiningrat [Pakubuwono X]
16790/6 <53+49> K. P. H. Prawironegoro [Mangkunegara III]

7

2301/7 <116+61> Raden Mas Soedarmo Martonagoro [Tjondrodipoero] 2262/7 <116+61> R. A. Noek Soedarti Martonagoro [Tjondrodipoero]
lahir: 1918
perkawinan: <83> Raden Mas Soedjarwadi [Gitodiprodjo] b. 3 Maret 1903 d. 6 Maret 1967
wafat: 1987
2163/7 <110+76> w R. A. Siti Hartinah [Mangkunegara III]
lahir: 23 Agustus 1923, Jaten, Karanganyar
perkawinan: <84> w Soeharto [Kertoirono] b. 8 Juni 1921 d. 27 Januari 2008
wafat: 28 April 1996, Jakarta
2314/7 <111+62> Hoessein Wahjoe Djajadiningrat [Djajawinata] 2585/7 <111+62> R. M. A. A. Djajadiningrat [Djajawinata]
lahir: 21 April 1928
2156/7 <107+74> w K. R. A. Trisoetji Djoeliati [Soerjowidjojo]
lahir: 28 November 1936, Jakarta
perkawinan: <86> Ahmad Badawi Kamal [Kamal]
perkawinan: <87> Sartono Wondowisastro [Wondowisastro]
1867/7 <80+63> w Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam IX / Bendoro Raden Mas Haryo Ambarkusumo [Pakualam VIII]
lahir: 7 Mei 1938, Yogyakarta
perkawinan: <88> Koesoemarini / Kanjeng Bendoro Raden Ayu Paku Alam IX [Pakualaman] d. 20 Desember 2011
gelar: 26 Mei 1999 - 21 November 2015, Yogyakarta
wafat: 21 November 2015, Yogyakarta
2188/7 <78+115!> G. P. H. Radityo Praboekoesoemo [Mangkunegara VIII]
lahir: 20 September 1942
perkawinan: <89> Erna Santoso [Santoso]
wafat: 21 November 1977, GPH. Radityo Praboekoesoemo meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
1909/7 <80+64> w Kanjeng Pangeran Hario Anglingkusumo / Kanjeng Angling [Pakualam VIII] 21910/7 <78+115!> G. R. A. Retnosatoeti [Mangkunegara VIII]
lahir: 24 September 1944
perkawinan: <91> R. M. H. Rahadian Jamin (Kph. Surjadiningrat) [Khatib] d. 1979
22011/7 <78+115!> G. R. A. Rosati [Mangkunegara VIII] 23912/7 <112> R. A. Joyce Joconda Amaid Siti Sjahriati Hamidjojo Santoso [Mangkunegara VII]
lahir: 1947?
perkawinan: <93> R. M. H. Hoedionoto Harjoto [Harjoto]
wafat: 24 Juni 2022, Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
27113/7 <163+81> w K. R. A. Soemarini Soerjosoemarno [Mangkunegara V]
lahir: 2 November 1947, Malang
perkawinan: <94> Tinton Soeprapto [Soeprapto] b. 21 Mei 1945
perkawinan: <95> w Idris Sardi [Soekamto] b. 7 Juni 1938 d. 28 April 2014
perceraian: <96> Didi Abdoelkadir Hadjoe [Hadjoe] d. 6 April 2020
perkawinan: <97> Boerhan Noer Abdoellah [Abdoellah]
18714/7 <79+65> Sri Susuhunan Pakubuwono XIII / Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi (Gusti Raden Mas Suryo Partono) [Pakubuwono XIII]
lahir: 28 Juni 1948, Surakarta
perkawinan: <98> Kanjeng Raden Ayu Adipati Pradapaningsih [?]
perkawinan: <99> Nuk Kusumaningdiah (Kanjeng Raden Ayu Endang Kusumaningdiah) [Kusumaningdiah]
perkawinan: <100> Winarti Sri Harjani (Kanjeng Raden Ayu Winarti) [Harjani]
gelar: 18 Juli 2009, Surakarta, Raja Kasunanan Surakarta ke-12 [2009-...]
SISKS Pakubuwana XIII (Bahasa Jawa: Sri Susuhunan Pakubuwono XIII) adalah gelar yang mewakili Sunan Kasunanan Surakarta yang ke-13; yang awalnya diklaim oleh 2 pihak. Setelah meninggalnya Pakubuwana XII tanpa putra mahkota yang jelas karena ia tidak memiliki Ratu yang formal (permaisuri), maka dua putra Pakubuwana XII dari ibu yang berbeda saling mengakui tahta ayahnya. Putra yang tertua, Hangabehi, oleh keluarga didaulat sebagai penguasa keraton (istana) dan keluarga juga secara sepihak mengusir Pangeran Tejowulan; dua-duanya mengklaim pemangku tahta yang sah, dan masing-masing menyelenggarakan acara pemakaman ayahnya secara terpisah. Akan tetapi, konsensus keluarga telah mengakui bahwa Hangabehi yang diberi gelar SISKS Pakubuwana XIII. Pada tanggal 18–19 Juli 2009 diselenggarakan upacara di keraton untuk merayakan pengangkatan tahta dengan iringan Tari Bedhaya Ketawang yang biasanya hanya ditampilkan khusus pada acara ini saja. Para tamu yang hadir terdiri dari tamu penting lokal dan asing dan juga Pangeran Tejowulan. Namun saat ini konflik dua Raja Kembar telah usai setelah Pangeran Tejowulan melemparkan tahta Pakubuwana kepada kakaknya yakni Pangeran Hangabehi dalam sebuah rekonsiliasi resmi yang di prakarsai oleh Pemerintah Kota Surakarta bersama DPR-RI, dan Pangeran Tejowulan sendiri menjadi mahapatih (pepatih dalem) dengan gelar KGPHPA (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung)
27215/7 <164+82> R. A. Theodora Tamtrinah [Joedohadiningrat]
lahir: 15 Agustus 1948
wafat: 9 November 1982
27016/7 <163+81> w K. P. H. Japto Sulistio Soerjosoemarno [Mangkunegara V]
lahir: 16 Desember 1949, Surakarta
perkawinan: <101> Retno Sutjiati [Sutjiati]
23517/7 <79+65> G. R. A. Koes Handarijah (Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kencono) [Pakubuwono XII]
lahir: 1951?
perkawinan: <102> K. R. M. H. Himbokusumo [Himbokusumo]
wafat: 5 November 2020, Surakarta
penguburan: Imogiri, Bantul
17618/7 <78+115!> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX / Gusti Pangeran Haryo Sujiwokusuma [Mangkunegara IX]
lahir: 18 Agustus 1951
perkawinan: <103> Prisca Marina Jogi Soepardi (Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX) [Soepardi]
perkawinan: <104> Raden Ayu Sukmawati Soekarnoputri [Hamengku Buwono II] b. 26 Oktober 1951
wafat: 13 Agustus 2021, Jakarta
penguburan: 15 Agustus 2021, Astana Girilayu, Karanganyar
Mangkunegara IX adalah putra laki laki kedua dari Mangkunegara VIII.Pada masa remajanya bernama GPH Sujiwokusuma.Dalam pada itu GPH Sujiwokusuma menjadi Raja Muda di Mangkunegaran pada jaman dengan alam yang sudah merdeka jadi alamnya Republik Indonesia.Naiknya GPH Sujiwokusuma ke tampuk kekuasaan Mangkunegaran membawa suasana yang menebalkan catatan catatan para sejarahwan dan juga para kuli tinta (wartawan).
26419/7 <79+65> Gusti Raden Ayu Kus Isbandijah (Gusti Kanjeng Ratu Retno Dumilah) [Pakubuwono XII]
lahir: 24 Juli 1954
wafat: 26 Mei 2021
penguburan: Imogiri, Bantul
18820/7 <79+66> Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan / Gusti Raden Mas Suryo Sutejo [Pakubuwono]
lahir: 3 Agustus 1954, Surakarta
perkawinan: <105> Raden Ayu Nanik Indiastuti ? (Gusti Kanjeng Ratu Hemas) [?]
gelar: Juni 2012, Surakarta, Mahapatih Kasunanan Surakarta
26021/7 <152+68> Putri Kus Wisnu Wardani [Hadiningrat]
lahir: 20 September 1959, Jakarta
Putri Kuswisnuwardhani, MBA adalah seorang pengusaha Indonesia.

Sejak 2011, ia menerima tongkat kepemimpinan dari ibunya Mooryati Soedibyo, pendiri sekaligus perintis PT Mustika Ratu, perusahaan kosmetika ternama. Selaku bos salah satu perusahaan dalam negeri yang cukup berpengaruh, ia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam membantu melindungi pasar domestik dari serbuan kosmetik impor yang tidak aman.

Riwayat pendidikan

  • Master of Business Administration, National University, Inglewood, California, USA (1988 s.d. 1990)

Riwayat karir

  • Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2019 s.d. sekarang)
  • Sekretaris Komite Ekonomi dan Industri Nasional/KEIN (2016-2020)
  • Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya (2013-sekarang)
  • Ketua Umum AMIN (Asosiasi Merek Indonesia) (2011-sekarang)
  • Ketua Umum PPA Kosmetika Indonesia (Perhimpunan Perusahaan & Asosiasi Kosmetika Indonesia) (2010-sekarang)
  • Dewan Pembina Yayasan Pedagang Nusantara (2009-sekarang)
  • Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia (YPI) (2005-sekarang)
22122/7 <78+115!> Gusti Raden Mas Saktia Hamidjojo Saroso [Mangkunegara VIII]
lahir: 1 November 1959
perkawinan: <106> M. G. Sutjiati [Sutjiati]
22223/7 <78+115!> Gusti Raden Mas Herwasta Hamidjojo Saroso (Gusti Pangeran Haryo Robertus Gregorius Herwasto Kusumo) [Mangkunegara VIII]
lahir: 10 Mei 1961
wafat: 31 Juli 2012
22524/7 <79+65> G. R. A. Kus Indriah (Gusti Kanjeng Ratu Hayu) [Pakubuwono XII]
lahir: 19 Oktober 1961
22725/7 <79+65> G. R. A. Kus Murtiah (Gusti Kanjeng Ratu Wandansari) [Pakubuwono XII] 24026/7 <79+67> Gusti Raden Mas Nur Muchammad (Gusti Pangeran Haryo Cahyoningrat) [Pakubuwono XII]
lahir: 1962?
wafat: 9 Oktober 2020
penguburan: Astana Pajimatan Ki Ageng Ngenis, Laweyan, Surakarta
22427/7 <78+72> Bendoro Raden Mas Surjo Amiseno [Mangkunegara VIII]
lahir: 15 Juni 1963
22328/7 <78+115!> G. R. A. Retnoastrini [Mangkunegara VIII]
lahir: 16 Maret 1964
perkawinan: <108> Tunku Abu Bakar [Ismail (Johor)]
25929/7 <116+61> R. M. H. Hartono [Tjondrodipoero]
wafat: 9 April 1991
18430/7 <84+69> RA. Alia Ayu Andarini Wijaya [Amangkurat IV]
lahir: 21 September 1994, Jakarta
perkawinan: <109> K. P. H Rizky Darmawansyah Mandong [Mandong] b. 1 Agustus 1992
17831/7 <84+70> R. Panindra Dwi Ramadhani Wijaya [Amangkurat IV]
lahir: 11 Januari 1997
17932/7 <84+70> RA. Febry Widhuri Damayanti Wijaya [Amangkurat IV]
lahir: 17 Januari 1999
perkawinan: <110> K. P. H Clever Michael Angello Tamawiwy [Tamawiwy] b. 13 Mei 1998
18533/7 <84+71> RA. Inka Maheswari Akeya Putri Wijaya [Amangkurat IV]
lahir: 16 Februari 2013, Jakarta
20334/7 <80+63> Bendoro Raden Ayu Retno Widanarni [Pakualam VIII]
perkawinan: <111> Hersapandi [?]
wafat: 18 Juni 2021, Yogyakarta
20235/7 <80+63> Kanjeng Pangeran Haryo Tjondrokusumo [Pakualam VIII]
wafat: 9 Maret 2023, Kulonprogo, Hastana Giriganda
16836/7 <81> Wim [?]
16937/7 <82> Tori [?]
17038/7 <82> Nino [?]
17139/7 <82> Devi [?]
17240/7 <82> Sony [?]
17341/7 <82> Dendi [?]
17442/7 <83> Doni [?]
17543/7 <83> Putri [?]
17744/7 <91+206!> R Ayu Sri Astanti [Mangkunegara III]
18045/7 <84+70> RA. Tiara Aprilia Rizky Wijaya [Amangkurat IV]
18146/7 <84> RA. Pricilla Salzabila Putri Wijaya [Amangkurat IV]
18247/7 <84> RA. Alia Shanaya Putri Wijaya [Amangkurat IV]
18348/7 <84> RA Asyifa Putri Kusuma Wijaya [Amangkurat IV]
18949/7 <88> Raden Mas Suryo Kusnanto [Hb.7.19.1.1.1] [Pakubuwono X]
19150/7 <80+64> Kanjeng Pangeran Haryo Probokusumo [Pakualam VIII]
19251/7 <80+64> Bendoro Raden Ayu Retno Sundari [Pakualam VIII]
19352/7 <80+64> Bendoro Raden Ayu Retno Sewayani [Pakualam VIII]
19453/7 <80+64> Kanjeng Pangeran Haryo Songkokusumo [Pakualam VIII]
19554/7 <80+64> Bendoro Raden Ajeng Retno Pudjawati [Pakualam VIII]
19655/7 <80+64> Kanjeng Pangeran Haryo Ndoyokusumo [Pakualam VIII]
19756/7 <80+64> Kanjeng Pangeran Haryo Wijoyokusumo [Pakualam VIII]
19857/7 <80+63> Bendoro Raden Ayu Retno Martani [Pakualam VIII]
19958/7 <80+63> Kanjeng Pangeran Haryo Gondhokusumo [Pakualam VIII]
20059/7 <80+63> Bendoro Raden Ayu Retno Suskamdani [Pakualam VIII]
20160/7 <80+63> Bendoro Raden Ayu Retno Rukmini [Pakualam VIII]
20461/7 <80+63> Kanjeng Pangeran Haryo Indrokusumo [Pakualam VIII]
20562/7 <84+71> RA Kirana Risendria Asmorojati Wijaya [Amangkurat IV]
20663/7 <92+93!> R Ayu Soemarti [Mangkunegara III] 20764/7 <92+93!> R. Ay. Soemartijah [Mangkunegara III] 20865/7 <94+207!> R. Ay. Endang Luki Marjanti [Mangkunegara III] 20966/7 <94+207!> R. M. Bambang Soeroto, BA [Mangkunegara III] 21067/7 <94+207!> R. M. Ir. Ary Soeprijanto, M.Sc. [Mangkunegara III] 21168/7 <94+207!> R. M. Rachmat Djoenartono, BE [Mangkunegara III] 21269/7 <91+206!> R. Ay. Sri Aswati [Mangkunegara III]
21370/7 <91+206!> R. M. Subekti Asaji [Mangkunegara III]
21471/7 <91+206!> R. M. Drs. Astianto [Mangkunegara III]
21772/7 <157> Raden Mas Bambang Soetjahjo Adjie [Mangkunegara V]
22873/7 <116+61> Raden Mas Waloejo Martonagoro [Tjondrodipoero] 22974/7 <116+61> R. A. Soemarsi Martonagoro [Tjondrodipoero]
23275/7 <111+62> Partoeti Djajadiningrat [Djajawinata] 23376/7 <111+62> Pardewi Djajadiningrat [Djajawinata]
23477/7 <116+61> R. A. Soetrepti Martonagoro [Tjondrodipoero] 23678/7 <79+65> G. R. M. Surjosuseno [Pakubuwono XII]
23779/7 <79+65> G. R. A. Kus Supijah (Gusti Kanjeng Ratu Galuh Kencono) [Pakubuwono XII]
23880/7 <116+61> Raden Mas Oetojo Martonagoro [Tjondrodipoero]
24181/7 <137> K. R. M. H. Tommy Wibowo Hamidjojo [Pakubuwono X]
24282/7 <147> B. R. A. Gini Notopoero [Pakubuwono XI]
24383/7 <147> Bendoro Raden Mas Nugroho Iman [Pakubuwono XI]
24484/7 <147> Bendoro Raden Mas Dino Notopoero [Pakubuwono XI]
24585/7 <147> Bendoro Raden Mas Bowil Notopoero [Pakubuwono XI]
24686/7 <147> Bendoro Raden Mas Surjo Sugiharto [Pakubuwono XI]
24787/7 <143> K. P. H. Danursunu [Pakubuwono XI]
24888/7 <108+75> R. A. Kus Sismulistiawati [Cakraadiningrat II]
24989/7 <108+75> M. Andree Tjakraningrat [Cakraadiningrat II]
25090/7 <108+75> Kus Mikailla [Cakraadiningrat II]
25191/7 <108+75> M. Endrawan [Cakraadiningrat II]
25292/7 <89+90!> Raden Mas Sularso Basarah Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
25393/7 <89+90!> R. A. Parimita Wiarti Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
25494/7 <89+90!> Raden Mas Adji Pamoso Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
25595/7 <89+90!> R. A. Heruma Wiarti Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
25696/7 <89+90!> R. A. Rasika Wiarti Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
25797/7 <89+90!> R. A. Wimaja Wiarti Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
26198/7 <152+68> Djoko Ramiadji [Hadiningrat]
26299/7 <152+68> Harjo Tedjo Baskoro [Hadiningrat]
263100/7 <157> R. A. Niniek Soerjosoebandoro [Mangkunegara V]
265101/7 <158> RA. Clarissa Ardiya Putri Wicaksono Wijaya [Wijaya]
266102/7 <158> R.Rayfan Prio Adhi Nugroho Wijaya [Wijaya]
267103/7 <158> R.Raditya Rachman Wijaya [Wijaya]
268104/7 <116+61> Raden Mas Soedarjo Martonagoro [Tjondrodipoero]
269105/7 <163+81> K. P. H. Soenarjo Soerjosoemarno [Mangkunegara V]
273106/7 <79+67> G. R. A. Kus Ismanijah [Pakubuwono XII]

8

2741/8 <177+112> Mia Liestantini [Kromodjayan - Kanoman]
lahir: 12 Mei, Dari Pancer Trah RAA Kromodjoyodirono/RB Glundung, pada level 7 = Gantung siwur. Level 3 = Buyut dari RB Fayakoen menikah dengan Mas Ayu Saminah binti Mas Bei Prodjo; atau Level 1 = Putera ke 1 dari 4 putera-puteri R Ng Siswadji Adji menikah den
perkawinan:
3192/8 <226+83> R. A. Dewi Soelastri Soedjarwadi [Gitodiprodjo]
lahir: 19 Oktober 1942, Klaten
wafat: 16 Desember 1996, Delft
3083/8 <216+84> w Siti Hardijanti [Kertoirono]
lahir: 23 Januari 1949, Jakarta
perkawinan: <118> Indra Rukmana [Adiwinata]
3094/8 <216+84> w Bambang Trihatmodjo [Kertoirono]
lahir: 23 Juli 1953, Surakarta
perkawinan: <119> w Halimah Agustina Kamil [Kamil]
perkawinan: <120> w Agustina Majangsari [Poerbotjarito] b. 23 Agustus 1971
3205/8 <234+116> w Rini Mariani Soemarno [Soemarno]
lahir: 9 Juni 1958, Maryland
perkawinan: <121> Suwandi [?]
3066/8 <215+87> Raden Mas Mahindra Wahju Paramatjipta [Wondowisastro]
lahir: 20 November 1958
3047/8 <216+84> w Siti Hediati Harijadi [Kertoirono]
lahir: 14 April 1959, Semarang
perkawinan: <122> w R. Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo [Raden Patah] b. 17 Oktober 1951
3058/8 <215+87> K. R. A. Mahindrani Kooswidianthi Paramasari [Wondowisastro]
lahir: 1961, Roma, Italia
3109/8 <216+84> w Hutomo Mandala Putra [Kertoirono] 27510/8 <186+88> w Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X [Pa.9.1] / Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo (Raden Mas Wijoseno Hariyo Bimo) [Pakualam IX]
lahir: 15 Desember 1962, Yogyakarta
perkawinan: <125> Atika Purnomowati / Bendoro Raden Ayu Atika Suryodilogo [Pakualaman]
gelar: 2012, Yogyakarta, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo
gelar: 7 Januari 2016, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X
31211/8 <216+84> w Siti Hutami Endang Adiningsih [Kertoirono]
lahir: 23 Agustus 1964, Jakarta
perkawinan: <126> Pratikno Prajitno Singgih [Singgih]
27612/8 <186+88> Bendoro Raden Mas Haryo Hariyo Seno [Pakualaman]
lahir: 1972
32913/8 <258> Dimas Djajadiningrat [Djajawinata]
lahir: 24 Agustus 1973
perkawinan: <127> Reynavenzka Retno Deyandra [Deyandra] b. 24 Maret 1992
perkawinan: <128> Raden Roro Faradina Mufti [Faradina Mufti] b. 1 Desember 1989
Dimas Djayadiningrat (lahir 24 Agustus 1973) adalah seorang sutradara video klip dan film asal Indonesia. Dia pernah menjadi salah satu dari 4 orang juri di Indonesian Idol Musim Pertama sampai dengan Indonesian Idol Musim Ketiga. Setelah keluar dari team juri, dia kembali diundang sebagai juri tamu si Indonesian Idol Musim Ketujuh.

Film yang pernah dibuatnya antara lain Tusuk Jelangkung, yang dibintangi oleh Marcella Zalianty, Iqbal Rizantha, Dinna Olivia dan Samuel Rizal.

Film Tusuk Jelangkung (2003)

30 Hari Mencari Cinta (2004)
27714/8 <186+88> Bendoro Raden Mas Haryo Hariyo Danardono Wijoyo [Pakualaman]
lahir: 1974
34215/8 <271+96> w Shelomita Sulistiany [Hadjoe]
lahir: 24 November 1974, Jakarta
perkawinan: <129> Arya Fajar Faizal Diah [Diah]
34116/8 <270+101> Raden Mas Sahid Abishalom Benninu Nugroho Noyosatwiko Soerjosoemarno [Mangkunegara V]
lahir: 1975
perkawinan: <130> w Yasmine Leeds Wildblood [Wildblood] b. 11 Maret 1993
31117/8 <217> Raden Ayu Ardhia Pramesti Regita Cahyani [Mangkunegara V]
lahir: 2 April 1975
perkawinan: <310!> w Hutomo Mandala Putra [Kertoirono] b. 15 Juli 1962
27918/8 <176+104> w Gusti Raden Mas Pondrokarno Sukmoputro Jimonagoro / Gusti Pangeran Haryo Paundrakarna [Mangkunegara IX]
lahir: 19 April 1975
27819/8 <176+104> Gusti Raden Ajeng Suniwati Sukmoputro / Gusti Raden Ajeng Putri Agung Suniwati [Mangkunegara IX]
lahir: 4 Agustus 1977
34320/8 <271+96> w Reuben Elishama Hadjoe [Hadjoe]
lahir: 18 September 1978, Jakarta
perkawinan: <131> Irna Mareta [Mareta]
perceraian: <131!> Irna Mareta [Mareta]
perkawinan: <132> w Shenty Feliziana [Sudirman] b. 18 Agustus 1989
31321/8 <223+108> Tunku Kurshiah Aminah [Ismail (Johor)]
lahir: 1991?
perkawinan: <133> Mohamad Zaini [Hitam]
31422/8 <223+108> Tunku Abdul Rahman Burhanuddin [Ismail (Johor)]
lahir: 1994?
wafat: 2020
31623/8 <227+107> Bendoro Raden Ajeng Tulungayu [Supriono]
lahir: 1996
31524/8 <223+108> Tunku Aishah [Ismail (Johor)]
lahir: 1998?
31725/8 <227+107> Bendoro Raden Ajeng Sedah Mirah [Supriono]
lahir: 1999
33626/8 <184+109> R.Kevan Zain Seferagic Aldiar Wijaya [Wijaya]
lahir: 5 Agustus 2014
32527/8 <239+93> Raden Mas Ario Bayu Putro [Harjoto]
wafat: 2015
33728/8 <184+109> RA. Arwen Zabreen Sefferena Aldiar Wijaya [Wijaya]
lahir: 29 April 2016
wafat: 17 Januari 2021
33829/8 <179+110> RA. Nabeela Alesha Rahmania Putri Wijaya [Wijaya]
lahir: 4 Juli 2019
34830/8 <187+98> Gusti Raden Mas Suryo Haryo Mustiko (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Purboyo) [Pakubuwono XIII]
perkawinan:
gelar: 27 Februari 2022, Surakarta, Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Raja Putro Nalendra Ing Mataram
34031/8 <176+103> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X (Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutama Wira Sudjiwo) [Mangkunegara X]
gelar: 12 Maret 2022, Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X
28032/8 <190+90> Ψ Raden Ayu Retno Setyoboma Savitri Kusumoputri / Bendoro Raden Ayu Wasitonagoro [Pakualam VIII]
28133/8 <190+90> Raden Ayu Dyah Renggowati Retno Puasa Setyawati Kusumodewi / Bendoro Raden Ayu Satyonagoro [Pakualam VIII]
28234/8 <190+90> Raden Ayu Retno Puspita Mandarwati Kusumawardhani / Bendoro Raden Ayu Wiroyudho [Pakualam VIII] 28335/8 <187+100> Gusti Raden Mas Suryo Suharto (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi) [Pakubuwono XIII] 28436/8 <187+99> Gusti Kanjeng Ratu Timoer Rumbai Kusuma Dewayani [Pakubuwono XIII] 28537/8 <208+113> R. Ay. Erlin Handayani Puspitorini [Hadiprajitno]
28638/8 <208+113> R.m. Hani Saroso Erman Riyadi [Hadiprajitno]
28739/8 <209+114> R. Ay. Erieka Mirtha Ananda [Mangkunegara III]
28840/8 <209+114> R.a. Inez Marris Adhinda [Mangkunegara III]
28941/8 <209+114> R. A.y. Dinar Rezza Ayuenda [Mangkunegara III]
29042/8 <210> R. M. Yusfian Romanto [Mangkunegara III]
29143/8 <210+?> R. M. Bramanto Jayasidayatra [Mangkunegara III]
29244/8 <211+?> R. Ay. Rieka Diana Rachmawati [Mangkunegara III]
29345/8 <211+?> R. M. Rachdianto Idola Fitranda [Mangkunegara III]
29446/8 <211+?> R. Ay. Herlidya Permata Fridayanti [Mangkunegara III]
29547/8 <212+?> R. Ay. Yolanda Hermina Wati [?]
29648/8 <212+?> R. M. Bianko Hermanda [?]
29749/8 <212+?> R. M. Trianko Hermanda [?]
29850/8 <212+?> R. M. Fernando Hersanda [?]
29951/8 <213+?> R. Ay. Meiji Erlianti [Mangkunegara III]
30052/8 <213+?> R. M. Hertanto Istiyadi [Mangkunegara III]
30153/8 <214+?> Aswindayani [Mangkunegara III]
30254/8 <214+?> Tisa [Mangkunegara III]
30355/8 <211+?> R. M. Rachmadani Anggowo Rizky [Mangkunegara III]
30756/8 <215+87> Raden Mas Mahadharma Widjaja Wardhana Paramagita [Wondowisastro]
31857/8 <226+83> Raden Mas Soedibjo Soedjarwadi [Gitodiprodjo]
32158/8 <234+116> Ongki P. Soemarno [Soemarno]
32259/8 <238> R. A. Soesilastoeti Martonagoro [Tjondrodipoero]
32360/8 <220+92> R. A. Ratna Rosilawati Kadarisman [Notohadiningrat]
32461/8 <220+92> K. R. M. H. Hariadhi Anggoro Kadarisman [Notohadiningrat] 32662/8 <240> Kanjeng Raden Tumenggung Yulius Bagus Satriyo Condronagoro [Pakubuwono XII] 32763/8 <240> Bendoro Raden Ajeng Ratnasari Nur Cahyani Kusumaningrum [Pakubuwono XII]
32864/8 <235+102> Bendoro Raden Mas Parikesit Suryo Roseno (Kanjeng Raden Mas Haryo Suryo Manikmoyo) [Himbokusumo] 33065/8 <234+116> Ari Soemarno [Soemarno]
33166/8 <234+116> Noes Soemarno [Soemarno]
33267/8 <234+116> Nies Soemarno [Soemarno]
33368/8 <218+89> Raden Ajeng Aminah Radyastuti [Mangkunegara VIII]
33469/8 <264> Kanjeng Raden Mas Haryo Aditya Suryo Herbanu [Pakubuwono VII]
33570/8 <264> Kanjeng Raden Mas Haryo Herjuno Suryo Wijoyo [Pakubuwono VII]
33971/8 <176+103> Gusti Raden Ajeng Ancillasura Marina Sudjiwo [Mangkunegara IX]
34472/8 <271+94> Parama Pandu Suwastomo [Soeprapto]
34573/8 <219+91> Bendoro Raden Mas Roy Rahajasa Jamin [Khatib]
34674/8 <219+91> Bendoro Raden Mas Riano Jayanegara Jamin [Khatib]
34775/8 <273+117> Bendoro Raden Mas Inosensio Prabu Wasistho [Prasongko]
34976/8 <187+99> Gusti Raden Ayu Devi Lelyana [Pakubuwono XIII]
35077/8 <187+99> Gusti Raden Ayu Ratih Widyasari [Pakubuwono XIII]
35178/8 <187+100> Gusti Raden Ayu Sugih Oceani [Pakubuwono XIII]
35279/8 <187+100> Gusti Raden Ayu Putri Purnaningrum [Pakubuwono XIII]
Tampilan
Peralatan pribadi