9. Pangeran Timur / Pangeran Mas Kumambang (Rangga Jumena)
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Raden Trenggono |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | 9. Pangeran Timur / Pangeran Mas Kumambang |
Nama belakang lainnya | Rangga Jumena |
Orang Tua
♂ 3.4.1.1. Pangeran Hadipati Trenggono [Demak] b. 1521 d. 1548 |
Momen penting
kelahiran anak: ♀ Raden Ajeng Dilah [Gp.2] / Raden Ayu Dumilah [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Haryo Sumantri [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ajeng Sulah [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Balap [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Haryo Sememi [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Pamegatan [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Kakap [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Reno Dumilah [Demak]
kelahiran anak: ♂ Panembahan Hawuryan [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Haryo Kanoman [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Haryo Paningrom [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Mangkurat Wiryawan [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Mas Tangsang Hurawan [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Mas Kaputran [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Winongan [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Pengulu [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Semi Ing Kalinyamat [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Pangeran Adipati Atmowidjoyo [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Pandam [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Retno Dumilah [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Raden Mas Lontang Hirawan / Pangeran Haryo Hirawan [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♀ Raden Ayu Pasangi [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Pangeran Haryo Kanoman [Raden Trenggono]
gelar: Panembahan Mas -
18 Juli 1568 - 1586 pekerjaan: Bupati Madiun Ke 1, Hari jadi Kabupaten Madiun
Catatan-catatan
Pangeran Timoer
Kegigihan dan Kebijakan
Pangeran Timoer yang kemudian hari diangkat menjadi Bupati Purabaya pada tanggal 18 Juli 1568 dan mengakhiri pemerintahan Pengawasan Kasultanan Demak di Purabaya di bawah Kyai Rekso Gati (SaGaten), kemudian membuka dan mewarnai Sejarah Awal Kabupaten Madiun, sebagai Bupati yang Pertama (ke-1) Madiun dengan masa jabatan antara tahun 1568 sampai 1586.
Beberapa tahun setelah diangkat menjadi Bupati Purabaya, sekitar tahun 1575, Pangeran Timoer melaksanakan gagasan untuk memindahkan Pusat Pemerintahan dari bagian Utara ke Selatan, yang sekarang berada di Desa Kuncen.
Pemindahan Pusat Pemerintahan itu dilakukan dengan beberapa alasan, pertama Pangeran Timoer ingin mempunyai tempat kedudukan yang baru sebagai satu peringatan atas dimulainya kekuasaannya sebagai seorang Bupati Purabaya di samping kedudukannya sebagai Wedana Bupati di Mancanegoro Timur bagian dari Kasulatanan Demak. Kedua, pemindahan tempat itu juga dilandasi satu anggapan bahwa temapt yang lama sebelumnya bukan sebagai pusat pemerintahan. Tetapi hanya sebagai tempat “pengawasan”.
Alasan lain atas pemindahan itu adalah bahwa menurut pengamatan tempat yang baru ternyata mempunyai fasilitas penunjang yang lebih baik dibanding daerah atau tempat yang lama. Fasilitas penunjang yang dianggap akan lebih banyak menjamin, karena letak desa yang mengelilingi satu dengan yang lain berdekatan. Hal itu menjamin pula untuk memberikan satu kekuatan, dukungan serta perlindungan terhadap adanya ketahanan wilayah.
Tempat yang kemudian dipilih sebagai pusat pemerintahan merupakan satu daerah yang diapit muara sungai Gondang dan sungai Catur yang sangat besar artinya dalam satu kepentingan strategis serta kepentingan sosial ekonomi, karena kedua sungai itu merupakan jalan simpang lalu lintas besar kali Madiun.
Disamping itu, daerah baru ini merupakan daerah dataran kering yang dalam keadaan demikian berpengaruh sekali terhadap kegiatan seluruh masyarakat dan Pemerintahan secara keseluruhan.
Keadaan sosial ekonomi di daerah selatan ini dirasa juga lebih baik dan lebih penting dibanding dengan daerah utarra. Demikian juga mekanisme keseluruhan pola kegiatan pemerintahan meliputi wilayah Kabuparten Purabaya secara utuh.
Sementara itu perang antara Pajang dengan Mataram yang berakhir dengan runtuhnya Pajang sekitar tahun 1586 menyebabkan putusnya hubungan formalitas antara Kabupaten Purabaya dengan Pajang.
Tetapi bukan berarti Kabupaten Purabaya “tunduk” terhadap pemerintahan Mataram. Pangeran Timoer yang kemudian hari juga dikenal sebagai Panembahan Rama menyatakan Purabaya sebagai kabupaten yang berdiri “bebas” dan tidak ada ikatan hierarkis dengan Mataram yang sudah mengalahkan Pajang. Dan ....”Purabaya adalah ahli waris dari tahta kerajaan Pajang”.
Pendirian yang keras dari Panembahan Rama ini ternyata mendapat dukungan dari beberapa Bupati Mancanegoro Timur. Akibatnya sudah cukup diperhitungkan oleh Panembahan Rama dan timbullah kemudian bentrokan yang tidak dapat dihindari lagi antara Mataram dengan Purabaya.
Pihak Mataram kemudian berusaha untuk mendudukan Purabaya dan menfgirimkan pasukannya untuk menggempur Purabaya yang dilakukan pertama kali pada tahun 1586. Setahun berikutnya di tahun 1587 pasukan Mataram juga dikirimkan untuk menggempur Purabaya. Tetapi dua kali serangan pasukan Mataram ke Purabaya ini mengalami kegagalan dan dapat dipatahkan di bagian sebelah barat kali Madiun. Kekalahan itu menjadikan Mataram lebih cermat dan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan berikutnya.
[sunting] Sumber-sumber
- ↑ Struktur Silsilah Keluarga - * Raden Trenggono = Sultan Alam Akbar III Demak Bintoro s/d Kartosuro – Mataram.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sutawijaya
- Waktu itu Madiun masih disebut sebagai Kota Miring. Pangeran Timur yang diangkat sebagai bupati di Kota Miring, apabila menghadap ke Pajang, diperkenankan duduk bersanding dengan gusti Sultan Pajang, berbeda dengan bupati yang lain, oleh karena itu cara menghadap Pangeran Timur sering disebut dengan Madiyangayun.
- ↑ http://perpustakaan.madiunkab.go.id/statis-6-bupatimadiundarimasakemasa.html -
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
lahir: Petilasan Makam dari Bondan Kejawan ada : 3 Tempat yaitu : 1. Desa Taruban-Purwodadi, dari kota Purwodadi ke arah Blora Km 13 ada perempatan belok Kanan 2km ada Situs yang dikelola oleh Kasunanan Surakarto, dsisin ada makam Ki Ageng Tarub I, dan R Bondan Kejawan ( Ki Ageng Tarub II) 2. 1 Km dari sini ( Ds Taruban ) arah ke perempatan ada Tandingan seolah-olah Makam Bondan Kejawan 3. Sebelah barat Kota Yogya ( Jl Wates dkt SPBU) ada dusun Kejawen disana ada makan Bondan Kejawan Pahlawan Majapahit
perkawinan: ♀ 1.3.1. Dewi Retno Nawangsih
perkawinan:
perkawinan: ♀ 1.3.1. Dewi Retno Nawangsih
perkawinan: ♀ Wandan Kuning
perkawinan: ♀ Siu Ban Ci / Wandan Sari
perkawinan: ♀ Puteri Sandang Biduk ? (Demang Lebar Daun)
gelar: 1445 - 1486, Palembang, Raja Palembang
perkawinan: ♂ Juru Paniti
perkawinan: ♂ 13. Raden Patah / Panembahan Jin Bun (Raden Praba)
perkawinan:
perkawinan: ♂ Kyai Ageng Lang / Pangeran Langgar
perkawinan: ♂ Kyai Ageng Lang / Pangeran Langgar
perkawinan: ♂ Pangeran Kalinyamat / Sultan Hadirin (Pangeran Tanduran / Tji BinTang)
gelar: 10 April 1527 - 1536, Jepara, Kanjeng Ratu Kalinyamat
wafat: 1579, Jepara, Dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan.
perkawinan: ♀ Nyai Adisara
perkawinan: ♀ 1.1.1.2.1.1.1. Waskita Jawi / Ratu Mas (Putri Waskita Jawi)
perkawinan: ♀ Rara Semangkin
perkawinan: ♀ Niken Purwosari / Rara Lembayung
perkawinan: ♀ Kanjeng Ratu Kidul
perkawinan: ♀ Raden Ayu Retno Dumilah
gelar: 1575 ? 1601, SULTAN MATARAM KE 1 (1587-1601), bergelar Panembahan Senopati Khalifatullah Sayyidin Penatagama
wafat: 1601
perkawinan: ♀ Kanjeng Ratu Mas / Waskita Jawi (Roro Sari)
perkawinan: ♀ Raden Ajeng Dilah [Gp.2] / Raden Ayu Dumilah
wafat: 1601
perkawinan: ♀ Ratu Tulungayu
perkawinan:
gelar: 1601 - 1613, Kota Gede, Mataram, Sultan Mataram Ke 2 bergelar Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram
wafat: 1613
gelar: 1613, "Anumerta Panembahan Seda ing Krapyak"
perkawinan: ♂ Kyai Ageng Karanglo / Ki Ageng Karang Lo
wafat: 1625, Jatinegara, Jakarta
penguburan: 1625, Tapos, Depok
wafat: 13 Oktober 1676, Kotagede Yogyakarta