Ki Ageng Pengging Sepuh / Pangeran Handayaningrat Pengging (Jaka Sengara / Ki Ageng Pengging I)
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Singhawardhana |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Ki Ageng Pengging Sepuh / Pangeran Handayaningrat Pengging |
Nama belakang lainnya | Jaka Sengara / Ki Ageng Pengging I |
Nama lainnya | Prabu Srimakurung Handayaningrat |
Halaman-wiki | wikipedia:Ki_Ageng_Pengging_Sepuh |
Momen penting
kelahiran anak: ♂ Raden Kebo Amiluhur [Raden Trenggono]
kelahiran anak: ♂ Ki Ageng Kebo Kanigoro [Kebo Kanigoro]
perkawinan: ♀ 3. Dyah Hayu Ratna Pembayun / Nyai Handayaningrat Pengging [Brawijaya V]
1472 kelahiran anak: ♂ Raden Kebo Kanigara / Ki Ageng Kebo Kanigara [Sanghawardhana] b. 1472
1473 kelahiran anak: ♂ Raden Kebo Kenanga / Ki Ageng Kebo Kenanga / Ki Ageng Pengging II [Singhawardhana] b. 1473
Catatan-catatan
Ki Ageng Pengging Sepuh Ki Ageng Pengging Sepuh adalah ayah dari Ki Kebo Kanigara dan Ki Ageng Pengging alias Kebo Kenanga dan Nyai Ageng Tingkir, atau dengan kata lain beliau adalah kakek dari Karebet yang kemudian berjuluk Jaka Tingkir yang kemudian menjadi Sultan Hadiwijaya Pajang. Ki Ageng Pengging Sepuh sendiri sebelum membuka dan mendirikan tanah perdikan Pengging,bergelar Pangeran Handayaningrat yg merupakan salah satu putera Brawijaya V/Bravijaya Pamungkas yang setelah Majapahit runtuh menyepi ke Gunungkidul
Nama asli Pangeran Handayaningrat / Andayaningrat adalah Jaka Sengara. Ia diangkat menjadi bupati Pengging karena berjasa menemukan Ratu Pembayun putri Brawijaya raja Majapahit (versi babad), yang diculik Menak Daliputih raja Blambangan putra Menak Jingga. Jaka Sengara berhasil menemukan sang putri dan membunuh penculiknya.
Jaka Sengara kemudian menjadi bupati Pengging, bergelar Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging I (versi lain menyebutnya Jayaningrat). Kedua putranya menempuh jalan hidup yang berbeda. [[Kebo Kanigara yang setia pada agama lama meninggal saat bertapa di puncak Gunung Merapi.]] Sedangkan Kebo Kenanga masuk Islam di bawah bimbingan Syekh Siti Jenar.
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu