Raden Mas Hardjodikromo - Keturunan (Inventaris)
Dari Rodovid ID
2
21/2 <1> ♂ Raden Mas Soekemi Sosrodihardjo [Hamengku Buwono II]Pada tanggal 28 Desember 1901 R. Soekeni menerima besluit untuk di pindah tugas ke kecamatan Ploso di Jombang sebagai Mantri Guru. Lingkungan Ploso pada masa itu masih sangat desa sekali. Selanjutnya pada tanggal 23 November 1907 ia menerima besluit dari Kementrian Pendidikan Kolonial Belanda di Batavia untuk di pindah tugas ke Sidoarjo kota kecil pada waktu itu yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Surabaya.
Pada tanggal 22 Januari 1909 R. Soekeni menerima besluit lagi untuk di pindah tugas ke Mojokerto, selanjutnya di pindah tugas lagi ke Blitar sebagai guru di Normaalschool berdasarkan besluit tertanggal 2 Februari 1915 dari Batavia.
Pada saat ke Jakarta merupakan perjalanan yang terakhir dari R. Soekeni, pada saat itu ia diminta datang ke Jakarta oleh putranya Soekarno untuk melihat kelahiran Cucunya yang pertama Guntur, saat berjalan-jalan menghirup hangatnya udara Jakarta R. Soekeni terjatuh dan sakit keras sampai meninggal pada tanggal 18 Mei 1945.3
41/3 <2+1> ♀ Soekarmini [Hamengku Buwono II]perkawinan: <2> ♀ Siti Oetari Tjokroaminoto [Kyai Muhammad Besari Tegalsari - Ponorogo] d. 1981, Surabaya
perkawinan: <3> ♀ Inggit Garnasih [?] b. 17 Februari 1888, Bandung
perceraian: <3!> ♀ Inggit Garnasih [?] b. 17 Februari 1888
perkawinan: <4> ♀ Fatmawati [?] b. 5 Februari 1923 d. 14 Mei 1980, Jakarta
pekerjaan: 18 Agustus 1945 - 20 Februari 1967, Jakarta, Presiden Republik Indonesia
perkawinan: <5> ♀ Hartini [?] b. 20 September 1924 d. 12 Maret 2002, Istana Cipanas
perkawinan: <6> ♀ Kartini Manoppo [Manoppo] b. 1939 d. 1990
perkawinan: <7> ♀ Ratna Sari Dewi [?] b. 6 Februari 1940
perkawinan: <8> ♀ Haryati [?]
perkawinan: <9> ♀ Yurike Sanger [Sanger] , Jakarta
perceraian: <8!> ♀ Haryati [?]
perkawinan: <10> ♀ Heldy Djafar [Djafar] b. 11 Juni 1947 d. 10 Oktober 2021
wafat: 21 Juni 1970, Jakarta
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya —berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat— menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.[6] Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.[6] Setelah pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada tahun yang sama dan Soeharto menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.[6]
Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Kusno oleh orangtuanya.[5] Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya.[5][7]:35-36 Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna.[5][7] Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".[7]
Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda)[7]:32. Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah, selain itu tidak mudah untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun[7]:32. Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno. Achmed Soekarno
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?"[butuh rujukan] karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga.
Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika menunaikan ibadah haji.[8] Dalam beberapa versi lain,[butuh rujukan] disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.
Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (terjemahan Syamsu Hadi. Ed. Rev. 2011. Yogyakarta: Media Pressindo, dan Yayasan Bung Karno, ISBN 979-911-032-7-9) halaman 32 dijelaskan bahwa namanya hanya "Sukarno" saja, karena dalam masyarakat Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang terdiri satu kata.4
61/4 <3+4> ♂ w Guntur Soekarnoputra [Hamengku Buwono II]perkawinan: <12> ♂ w Muhammad Taufiq Kiemas [Kiemas] b. 31 Desember 1942 d. 8 Juni 2013
perkawinan: <13> ♂ w Surindro Supjarso [?] d. 22 Januari 1971
perkawinan: <14> ♂ Benny Sumarno [?]
perkawinan: <15> ♂ w Dicky Suprapto [?] b. 27 September 1941 d. 3 April 2006
perkawinan: <16> ♂ Muhammad Hilmi [?] d. 29 Oktober 2018
perkawinan: <17> ♂ Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX / Gusti Pangeran Haryo Sujiwokusuma [Mangkunegara IX] b. 18 Agustus 1951 d. 13 Agustus 2021
Sejak kecil, Guruh telah terlatih sebagai penari yang terampil di samping mengasah bakatnya di dunia musik, Ia mendirikan grup kesenian Indonesia yang bernama GSP Production (Gencar Semarak Perkasa) dan juga sebelumnya Swara Mahardhika[2]. Selain itu ia juga pernah mendirikan grup musik Guruh Gipsy dan Gank Pegangsaan bersama Keenan Nasution, Abadi Soesman, dan Chrisye[3][4].
Guruh Soekarnoputra menikah dengan Gusyenova Sabina Padmavati yang berasal dari Uzbekistan[5]. Sebagai bagian dari keluarga besar Bung Karno, Guruh Soekarnoputra juga aktif dalam dunia politik Indonesia dan tercatat sebagai anggota DPR dari PDIP[6].5
201/5 <7+13> ♂ w Muhammad Prananda Prabowo [Supjarso] 182/5 <6+11> ♀ w Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri / Puti Guntur Soekarno [Hamengku Buwono II]perkawinan: <22> ♀ Ade Waroka [Waroka]
perkawinan: <23> ♀ w Garneta Haruni [?] b. 25 Juli 1985