Kanjeng Sultan Hamengku Buwono VII / Gusti Raden Mas Murtejo [Hb.6.1] (Sinuhun Behi) b. 4 Februari 1839 d. 30 Desember 1921 - Keturunan (Inventaris)
Dari Rodovid ID
perkawinan: <1> ♀ Gusti Kanjeng Ratu Mas ? ([Gp.Hb.7.2], Joyodipuro) [?] d. 1892
perkawinan: <2> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnojuwito ? (Ga.Hb.7.6) [?]
perkawinan: <3> ♀ 2. Gusti Kanjeng Ratu Kencono II [Gp.Hb.7.3] (Bendoro Raden Ayu Ratna Sri Wulan) [Hamengku Buwono II]
perkawinan: <4> ♀ Bendoro Raden Ayu Ratnaningsih ? (Ga.Hb.7.1) [?]
perkawinan: <5> ♀ Bendoro Raden Ayu Ratnaningdia ? ([Ga.Hb.7.2]) [?]
perkawinan: <6> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnohadi ? (Ga.Hb.7.3) [?]
perkawinan: <7> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnodewati [Ga.Hb.7.5] [?]
perkawinan: <8> ♀ Bendoro Raden Ayu Rukmidiningdia [Ga.Hb.8.4] [Hb.6.9.3.1] (Bendoro Raden Ayu Rukhihadiningdyah) [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <9> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnosangdiah ? ([Ga.Hb.7.4]) [?]
perkawinan: <10> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnomurcito [Ga.Hb.7.8] [?]
perkawinan: <11> ♀ Bendoro Raden Ayu Pujoretno [Ga.Hb.7.9] [?]
perkawinan: <12> ♀ Kanjeng Bendoro Raden Ayu Retnopurnomo [Ga.Hb.7.10] [?]
perkawinan: <13> ♀ Bendoro Mas Ayu Retnojumanten [Ga.Hb.7.11] [?]
perkawinan: <14> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnodewati [Ga.Hb.7.5] [?]
perkawinan: <15> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnomurcito [Ga.Hb.7.8] [?]
perkawinan: <16> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnomandoyo [Ga.Hb.7.13] [Danurejo] d. 30 Desember 1931
perkawinan: <17> ♀ Bendoro Raden Ayu Dewo Retno [Ga.Hb.7.7] [?]
perkawinan: <18> ♀ Raden Ajeng Centhung [Pl.Hb.7.1] [?]
perkawinan: <19> ♀ Raden Roro Sumodirejo [Pl.Hb.7.2] [?]
perkawinan: <20> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnoliringhasmoro [Ga.Hb.7.16] [?]
perkawinan: <21> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnosetyohasmoro [Ga.Hb.7.15] [?]
perkawinan: <22> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnorenggohasmoro [Ga.Hb.7.14] [?]
perkawinan: <23> ♀ Bendoro Raden Ayu Retnowinardi [Ga.Hb.7.12] [?]
perkawinan: <24> ♀ Bendoro Raden Ayu Adipati Mangkubumi [Hb.5.8] / Bendoro Raden Ayu Sukinah [Gp.Hb.7.11.1] [Hamengku Buwono V] b. 1836, Yogyakarta
perceraian: <24!> ♀ Bendoro Raden Ayu Adipati Mangkubumi [Hb.5.8] / Bendoro Raden Ayu Sukinah [Gp.Hb.7.11.1] [Hamengku Buwono V] b. 1836
perkawinan: <25> ♀ Gusti Kanjeng Ratu Kencana [Gp.Hb.7.1] (Bendara Raden Ayu Retno Sriwulan) [Sentot Alibasa] , Yogyakarta
gelar: 13 Agustus 1877 - 29 Januari 1920, Yogyakarta, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid'din Panatagama Khalifatu'llah Ingkang Jumeneng Kaping VII
perceraian: <26> ♀ Bendoro Raden Ayu Tejaningrum [?] , Yogyakarta
wafat: 30 Desember 1921, Yogyakarta

Sri Sultan Hamengkubuwana VII (Bahasa Jawa:Sri Sultan Hamengkubuwono VII, lahir: 1839 – wafat: 1931 adalah raja Kesultanan Yogyakarta yang memerintah pada tahun 1877 – 1920. Ia dikenal juga dengan sebutan Sultan Ngabehi atau Sultan Sugih.(Bahasa Jawa:Sri Sultan Hamengkubuwono VII, lahir: 1839 – wafat: 1931 adalah raja Kesultanan Yogyakarta yang memerintah pada tahun 1877 – 1920. Ia dikenal juga dengan sebutan Sultan Ngabehi atau Sultan Sugih.
Riwayat Pemerintahan Nama aslinya adalah Raden Mas Murtejo, putra Hamengkubuwono VI yang lahir pada tanggal 4 Februari 1839. Ia naik takhta menggantikan ayahnya sejak tahun 1877.
Pada masa pemerintahan Hamengkubuwono VII, banyak didirikan pabrik gula di Yogyakarta, yang seluruhnya berjumlah 17 buah. Setiap pendirian pabrik memberikan peluang kepadanya untuk menerima dana sebesar Rp 200.000,00. Hal ini mengakibatkan Sultan sangat kaya sehingga sering dijuluki Sultan Sugih[rujukan?].
Masa pemerintahannya juga merupakan masa transisi menuju modernisasi di Yogyakarta. Banyak sekolah modern didirikan. Ia bahkan mengirim putra-putranya belajar hingga ke negeri Belanda.
Pada tanggal 29 Januari 1920 Hamengkubuwono VII yang saat itu berusia 81 tahun memutuskan untuk turun takhta dan mengangkat putra mahkota sebagai penggantinya. Konon peristiwa ini masih dipertanyakan keabsahannya karena putera mahkota(GRM. Akhadiyat, putra HB VII nomor 14) yang seharusnya menggantikan tiba-tiba meninggal dunia dan sampai saat ini belum jelas penyebab kematiannya.
Dugaan yang muncul ialah adanya keterlibatan pihak Belanda yang tidak setuju dengan putera Mahkota pengganti Hamengkubuwono VII yang terkenal selalu menentang aturan-aturan yang dibuat pemerintah Batavia.
Biasanya dalam pergantian takhta raja kepada putera mahkota ialah menunggu sampai sang raja yang berkuasa meninggal dunia. Namun kali ini berbeda karena pengangkatan Hamengkubuwono VIII dilakukan pada saat Hamengkubuwono VII masih hidup.<--, bahkan menurut cerita masa lalu sang ayah diasingkan oleh anaknya pengganti putera mahkota yang wafat ke Pesanggrahan Ngambarrukma di luar keraton Yogyakarta.-->
Hamengkubuwono VII dengan besar hati mengikuti kemauan sang anak (yang di dalam istilah Jawa disebut mikul dhuwur mendhem jero) yang secara politis telah menguasai kondisi di dalam pemerintahan kerajaan. Setelah turun takhta, Hamengkubuwono VII pernah mengatakan "Tidak pernah ada raja yang meninggal di keraton setelah saya" yang artinya masih dipertanyakan. Sampai saat ini ada dua raja setelah dirinya yang meninggal di luar keraton, yaitu Hamengkubuwono VIII meninggal dunia di tengah perjalanan ke luar kota dan Hamengkubuwono IX meninggal di Amerika Serikat. Bagi masyarakat Jawa adalah suatu kebanggaan jika seseorang meninggal di rumahnya sendiri. Hamengkubuwono VII meninggal di Pesanggrahan Ngambarrukma pada tanggal 30 Desember 1931 dan dimakamkan di Imogiri. Silsilah Anak tertua dari Sultan Hamengkubuwana VI dan istri pertamanya RAy Sepuh/GKR Sultan/GKR Agung dan diangkat anak oleh Ratu Kencana. Memiliki delapan belas istri: 1.BRA Sukina/BRA Mangku Bumi (b. 1836), putri termuda Sultan Hamengkubuwana V dengan istri keduanya BRAy Dewaningsih. 2.GKR Mas, putri dari KRT Jayadipura atau dari Pangeran Suryadiningrat. 3.GKR Kencana/GKR Wandhani, putri dari Raden 'Ali Basa 'Abdu'l-Mustafa Senthot Prawiradirja. 4.GKR Kencana II/BRAy Ratna Sri Wulan, putri dari BPH Adi Negara. 5.BRAy Ratnaningsi. 6.BRAy Ratnaningdia. 7.BRAy Ratna Adi. 8.BRAy Ratnasangdia. 9.BRAy Ratnajiwata. 10.BRAy Puryaningdia. 11.BRAy Devaratna. 12.BRAy Puspitaningdiya. 13.BRAy Srengkara Adinindia. 14.BRAy Rukmidiningdia. 15.BRAy Ratna Adiningrum. 16.BRAy Ratna Puspita. 17.BRAy Tejaningrum. 18.BRAy Ratna Mandaya, putri dari Patih Dhanuraja VI.
Versi lain mengatakan bahwa Hamengkubuwono VII meminta pensiun kepada Belanda untuk madeg pandito (menjadi pertapa) di Pesanggrahan Ngambarrukma (sekarang Ambarrukma). Sampai saat ini bekas pesanggrahan itu masih ada dan di sebelah timurnya dulu pernah berdiri Hotel Ambarrukma yang sekarang sudah tidak ada lagi.2
perkawinan: <27> ♀ Raden Ayu Hamengkunegoro [?]
perkawinan: <28> ♀ Raden Ayu Kusumodilogo / Raden Ajeng Siti Rokhiyah [Hb.6.11.30] [Hamengku Buwono VI]
gelar: 5 Maret 1883, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegoro Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram
perkawinan: <29> ♀ Raden Ayu Kumoroningrum [Gp.Hb.7.17.2] ? (Raden Ayu Mangkukusumo Enem) [?] b. 1883
perkawinan: <30> ♀ Raden Ayu Mangkukusumo [Hb.5.8.5] [Gp.Hb.7.17.1] [Hb.6.11.22] (Raden Ajeng Kusdilah / Raden Ayu Mangkukusumo Sepuh) [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <31> ♀ Raden Ayu Doyoprono [Ga.Hb.7.17.1] [?]
perkawinan: <32> ♀ Raden Ayu Doyoasmoro [Ga.Hb.7.17.2] [?]
perkawinan: <33> ♀ Raden Ayu Doyohadiningsih [Ga.Hb.7.17.3] [?]
perkawinan: <34> ♀ Raden Ayu Doyohadiningdyah [Ga.Hb.7.17.4] [?]
perkawinan: <35> ♀ Raden Ayu Doyopuspito [Ga.Hb.7.17.5] [?]
perkawinan: <36> ♀ Raden Ayu Doyosumarno [Ga.Hb.7.17.6] [?]
perkawinan: <37> ♀ Raden Ayu Doyorukmi [Ga.Hb.7.17.7] [?]
perkawinan: <38> ♀ Raden Ayu Doyosuprobo [Ga.Hb.7.17.8] [?]
perkawinan: <39> ♀ Raden Ayu Roostijah [Ga.Hb.7.20.3] [Hb.6.20.3] (Bendoro Raden Ayu Doyopurnamaningrum) [Pugeran]
perkawinan: <40> ♀ Raden Ayu Purbaningrum [Ga.Hb.7.20.5] [Hb.6.5.2.2] [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <41> ♀ Bendoro Raden Ayu Juwitaningrum [Ga.Hb.7.20.2] [?]
perkawinan: <42> ♀ Bendoro Raden Ayu Pujaningrum [Ga.Hb.7.20.1] [?]
perkawinan: <43> ♀ Bendoro Raden Ayu Kumaraningrum [Ga.Hb.7.20.4] [?]
perkawinan: <44> ♀ Raden Ayu Grimis [Pl.Hb.7.20.1] [?]
perkawinan: <45> ♀ Raden Ayu Supirah [Pl.Hb.7.20.2] [?]
gelar: 1895, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunegara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram
perkawinan: <46> ♀ Kanjeng Raden Ayu Hadipati Anom [Gp.Hb.7.20.1] ? (Raden Ayu Amangkunegoro) [?] , Yogyakarta
wafat: 21 Februari 1913, Yogyakarta
Terlahir dengan nama Gusti Raden Mas (GRM) Putro, dari permaisuri, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, pada tanggal 8 Maret 1879.
GRM Putro yang telah menyandang gelar Gusti Pangeran Harya (GPH) Purubaya dilantik menjadi Putra Mahkota Keraton Yogyakarta bergelar SDKGPAA Hamengkunegoro III menggantikan kakandanya SDKGPAA Hamengkunegoro II yang dikarenakan kesehatannya kurang memadai, dilepaskan haknya sebagai Putera Mahkota dan diturunkan derajat kepangeranannya menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Juminah. Gelar GPH Purubaya diwariskan kepada adindanya GRM Sujadi.
Sebagai Putra Mahkota, SDKGPAA Hamengkunegoro III memiliki seorang patih Kadipaten yaitu Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Wiroguno. Bendera yang digunakan adalah Kyai Pare Anom, yang berwarna Hijau dan Kuning sebagai lambang Putra Mahkota. Seluruh kakandanya dan sanak saudaranya yang lebih tua memanggilnya dengan sebutan Kanjeng Gusti, sedangkan adik-adiknya menyebutnya dengan Rama Gusti sebagai tanda wakil dari ayahandanya selaku Sultan.
Di bidang seni & sastra, selain aktif sebagai penari Keraton dengan membawa tokoh sebagai Raden Gatutkaca / Purubaya, SDKGPAA Hamengkunegoro III juga menulis Serat Bharatayudha.
Di bidang pendidikan, SDKGPAA Hamengkunegara III mendirikan sekolah bagi para putra bangsawan keraton dan juga keluarga para sentana dalem di Pagelaran Keraton Yogyakarta, yang kemudian terkenal dengan nama Sekolah Keputran. ( Keputran diambil dari nama kecil beliau, PUTRO )
Di bidang lingkungan hidup & industri, SDKGPAA Hamengkunegoro III didampingi pamandanya KGPA Mangkubumi, membangun industri perkebunan vanilli di Pakem dan mereboisasikan Kaliurang. Disamping itu beliau juga membangun Pabrik Gula di Madukismo dan tambang Mangaan di Kulon Progo untuk meningkatkan perekonomian kerajaan dan sekaligus menciptakan lapangan kerja juga menaikkan taraf hidup rakyat.
Seringkali SDKGPAA Hamengkunegoro III berbenturan pendapat dan pemikiran dengan pihak penjajah Belanda, yang selalu mencoba menahan kemajuan dan kemandirian Keraton Yogyakarta.
Demikian ikhtisar singkat biografi SDKGPAA Hamengkunegoro III, namun sebelum beliau memenuhi keinginan ayahandanya Sri Sultan Hamengku Buwono VII untuk menggantikannya, beliau wafat dalam usia 34 tahun tepatnya pada tanggal 21 Februari 1913, akibat sakit keras sekembalinya beliau dari Kulon Progo dan Gunung Kidul.
Sumber: https://www.facebook.com/pages/KGPAAnom-Hamengkunegoro-III/135924553106257?sk=infoperkawinan: <47> ♀ Raden Ayu Suryodiningrat Enem [Ga.Hb.7.24.4] [?]
perkawinan: <48> ♀ Bendoro Raden Ayu Suryodiningrat [Pb.10.?] (Bendoro Raden Ajeng Kusatima) [Pakubuwono X] , Surakarta
wafat: 1960, Yogyakarta
perkawinan: <49> ♀ Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Amangku Negara [Gp.Hb.8.1] [Hb.6.11.14] (Raden Ajeng Katinah / Kanjeng Alit) [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <50> ♀ Bendoro Raden Ayu Purya Aningdiya [Ga.Hb.8.1] ? (Raden Ayu Pujoningdiah) [?]
perkawinan: <51> ♀ Bendoro Raden Ayu Puspitoningdiah [Ga.Hb.8.3] [?]
perkawinan: <52> ♀ Bendoro Raden Ayu Srengkara Ningdiya [Ga.Hb.8.3] ? (Raden Ayu Srengkorohadiningdiah) [?]
perkawinan: <53> ♀ Bendoro Raden Ayu Rukmi Aningdiya [?]
perkawinan: <54> ♀ Kanjeng Bendoro Raden Ayu Ratna Adiningrum [Ga.Hb.8.6] ? (Raden Ayu Retnohadiningrum) [?]
perkawinan: <55> ♀ Raden Ayu Siti Umiramtilah / Umiramsilah [Ga.Hb.8.6] [Hb.6.20.5.5] (Bendoro Raden Ayu Retnopuspito) [Pugeran]
perkawinan: <56> ♀ Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegoro [Gp.Hb.8.1] (Raden Ajeng Kustilah [Hb.6.11.21]) [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <8!> ♀ Bendoro Raden Ayu Rukmidiningdia [Ga.Hb.8.4] [Hb.6.9.3.1] (Bendoro Raden Ayu Rukhihadiningdyah) [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <57> ♀ Raden Ayu Pustinah [Hb.6.20.9.3] (Bendoro Raden Ayu Retno Wilanten) [Pugeran]
perkawinan: <58> ♀ Raden Ayu Siti Katina [Ga.Hb.8.1] [Hb.6.11.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono VI] , Yogyakarta
gelar: 8 Februari 1921 - 22 Oktober 1939, Yogyakarta, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana VIII Senopati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid'din Panatagama Khalifatu'llah Ingkang Jumeneng Kaping VIII
wafat: 22 Oktober 1939, Yogyakarta, Indonesia
Pada masa pemerintahannya, beliau banyak mengadakan rehabilitasi bangunan kompleks keraton Yogyakarta. Salah satunya adalah bangsal Pagelaran yang terletak di paling depan sendiri (berada tepat di selatan Alun-alun utara Yogyakarta). Bangunan lainnya yang rehabilitasi adalah tratag Siti Hinggil, Gerbang Donopratopo, dan Masjid Gedhe.
Beliau meninggal pada tanggal 22 Oktober 1939 di RS Panti Rapih Yogyakarta karena menderita sakit.
Silsilah Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwana VII (Sultan Ngabehi) dan istri keduanya GKR Mas Memiliki delapan istri: 1.RA Siti Katina, putri Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi, tahun 1907 2.BRA Purya Aningdiya 3.BRA Puspitaningdiya 4.BRA Srengkara Aningdiya 5.RA Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit, putri Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi 6.BRA Rukmi Aningdiya 7.KBRAy Ratna Adiningrum 8.BRAy Ratna Puspita Memiliki dua puluh empat putra: 1.BRM ... dari BRA Purya Aningdiya, meninggal sebelum sempat diberi nama. 2.BRM Mustari dari BRA Puspitaningdiya 3.Mayor BRM Jartabitu/Kanjeng Mas Pangeran Angabehi/Gusti Pangeran Angabehi dari BRA Puspitaningdiya, menikah dengan BRA Siti Mustakirun 4.Kapten BRM Sungangusamsi/GBPH Purbaya dari BRA Srengkara Aningdiya, menikah dengan BRA Madusari/RAy Purbaya. 5.BRM Sumeru/GBPH Dhanupaya dari BRA Puspitaningdiya 6.BRM Sudiarsa dari BRA Purya Aningdiya 7.BRM Kartala/GBPH Mangkudiningrat dari BRA Purya Aningdiya, menikah dengan RA Sumani dan menikah dengan Amiratna/BRA Mangkudiningrat, putri kedua dari KGPAA Raja Paku Alam VI dan Kanjeng Gusti Timur putri dari KGPAA Raja Paku Alam III 8.BRM Tinggartala/GBPH Prabuningrat dari BRA Puspitaningdiya 9.GRM Dorojatun/GBPH Purbaya/Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Kanjeng Alit 10.BRM Duryatnanu dari BRA Purya Aningdia 11.BRM Mahikyaun/GBPH Surya Wijaya dari BRA Rukmi Aningdiya 12.BRM Rais ul-Ngah Askari/GBPH Bintara dari BRA Srengkara Aningdiya 13.BRM Alpasuatlamin/GBPH Surya Brangta dari BRA Purya Aningdiya 14.BRM Mupasalukatini dari BRA Puspitaningdiya 15.BRM Ila ul-Kirami/GBPH Murdaningrat dari BRA Srengkara Aningdiya 16.BRM Makan ul-Munayati/BGBPH Puya Kusuma dari BRA Purya Aningdiya 17.BRM Pel ul-Kuluki/GBPH Suryaputra dari KBRAy Ratna Adiningrum 18.BRM Sunwata/GBPH Adi Wijaya dari BRAy Ratna Puspita 19.BRM Sahadatsatir dari BRAy Ratna Puspita 20.BRM Hening /GBPH Yudha Negara dari KBRAy Ratna Adiningrum 21.BRM Dr Banakamsi/GBPH Dr Dipayana dari BRA Tejaningrum 22.BRM Satriya/GBPH Benawa dari KBRAy Ratna Adiningrum 23.BRM Danangjaya dari KBRAy Ratna Adiningrum 24.BRM Rabinharyani/GBPH Puger dari BRAy Ratna Puspita Memiliki tujuh belas putri: 1.BRA Gusti Siti Sundarumiya/GKR Pembayun dari BRA Purya Aningdiya, menikah dengan BPH Pakuningrat, putra tertua KGRM Putra/KGPAA Amangku Negara. 2.BRA Siti Sayadi/GBRAy Sinduraja dari BRA Purya Aningdiya, menikah dengan KRT Sinduraja. 3.BRA Siti Sadari/GBRAy Purbawinata dari BRA Puspitaningdiya, menikah dengan KRT Purbawinata/KPH Purbawinata. 4.BRA Siti Kadarmi/GBRAy Jaya ningrat dari BRA Puspitaningdiya, menikah dengan KRT Jayaningrat. 5.BRA Siti Kajananywa/GBRAy Jaya Winata dari BRA Srengkara Aningdiya, menikah dengan KRT Jayawinata. 6.BRA Siti Mutasangilun dari BRA Srengkara Aningdiya 7.BRA Siti Nuriwadina/GBRAy Chandradiningrat dari BRA Srengkara Aningdiya, menikah dengan KRT Chandradiningrat. 8.BRA Siti Kuswanayi/GBRAy Cakradiningrat dari BRA Rukmi Aningdiya, menikah dengan GBPH Cakradiningrat, putra dari KGRM Putra/KGPAA Amangku Negara. 9.BRA Siti Sriwayati/GBRAy Purbasaputra dari BRA Srengkara Aningdiya, menikah dengan KRT Purbaseputra. 10.BRA Siti Swandari/GBRAy Purwadiningrat dari BRA Puspitaningdiya, menikah dengan KRT Purwadiningrat. 11.BRA Siti Hilal ul-Ngasarati/GBRAy Kusuma Adiningrat dari BRA Puspitaningdiya, menikah dengan KRT Kusumadiningrat. 12.BRA Siti Sutyanti/GBRAy Jayaningrat dari KBRAy Ratna Adiningrum, menikah dengan Ir. Raden Puspaharsana Jayaningrat. 13.BRA Siti Padmasari/GBRAy Sumarman dari KBRAy Ratna Adiningrum, menikah dengan Raden Sumarman, S.H. 14.BRA Siti Wayarini dari BRAy Ratna Puspita 15.BRA Siti Prayuti dari BRAy Ratna Puspita 16.BRA Siti Widyastuti/GBRAy Andayaningrat dari KBRAy Ratna Adiningrum, menikah dengan Raden Suwarna Andayaningrat.
17.BRA Siti Sutarnin dari BRAy Ratna Puspitaperkawinan: <59> ♀ Raden Ayu Surtiadiwati Suryomataram [Hb.6.9.14.1] [Hamengku Buwono VI] d. 1921
perkawinan: <60> ♀ Nyai Ageng Suryomataram [?] , Salatiga
wafat: 18 Maret 1962, Yogyakarta
perkawinan: <61> ♀ Raden Ayu Hadikusumo Sepuh [Gp.Hb.7.58.1] [Hb.6.5.2.4] [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <62> ♀ Raden Ayu Hadikusumo Enem [Gp.Hb.7.58.2] [Hb.6.9.7.3] [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: <63> ♀ Raden Roro Untari [?]
wafat: 24 Oktober 1974, Hasto Renggo, Yogyakarta
perkawinan: <65> ♀ Raden Ayu Hadiningrum [?]
perkawinan: <66> ♀ Raden Ayu Sasmintaningrum [?]
gelar: 9 November 1893, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunegara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram
wafat: 1942?, Pasarean Hastorenggo, Yogyakarta
perkawinan: <67> ♀ Raden Ayu Hadinegoro Sepuh [Gp.Hb.7.68.1] [?]
perkawinan: <68> ♀ Raden Ayu Hadinegoro Enem [Gp.Hb.7.68.2] Raden Ajeng Ismusiratun [Surodiningrat]
wafat: 30 Agustus 1982, Yogyakarta
wafat: 28 Mei 1944
perkawinan: <72> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Danurejo VIII / [Hb.6.18.3] (Raden Mas Subari) [Hamengku Buwono VI] b. 3 September 1882, Yogyakarta
perkawinan: <77> ♀ Raden Ayu Tejowati [Ga.Hb.7.13.1] [?]
perkawinan: <78> ♀ Raden Ayu Tejoresmi [Ga.Hb.7.13.2] [?]
perkawinan: <79> ♀ Raden Ayu Tejoningsih [Ga.Hb.7.13.3] [?]
perkawinan: <80> ♀ Raden Ayu Tejomurti [Ga.Hb.7.13.4] [?]
perkawinan: <81> ♀ Raden Ayu Tejohamboro [Ga.Hb.7.13.5] [?]
perkawinan: <82> ♀ Raden Ayu Tejoasmoro [Ga.Hb.7.13.6] [?]
perkawinan: <83> ♀ Raden Ayu Tejoningdyah [Ga.Hb.7.13.7] [?]
perkawinan: <85> ♀ Raden Ayu Renggowati [Ga.Hb.7.27.2] [?]
perkawinan: <86> ♀ Raden Roro Suminten [Ga.Hb.7.27.3] [?]
perkawinan: <87> ♀ Raden Ayu Setyowati [Ga.Hb.7.27.4] [?]
perkawinan: <88> ♀ Raden Roro Srenggorowati [Ga.Hb.7.27.5] [?]
perkawinan: <89> ♀ Raden Roro Secowati [Ga.Hb.7.27.6] [?]
perkawinan: <108> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Suryadi [?]
perkawinan: <110> ♂ Kanjeng Raden Tumenggung Wiryokusumo [?]
perkawinan: <113> ♀ Raden Ayu Layung Asmoro [Ga.Hb.7.31.1] [?]
perkawinan: <114> ♀ Raden Ayu Layung Puspito [Ga.Hb.7.31.2] [?]
perkawinan: <115> ♀ Raden Ayu Layung Sekar [Ga.Hb.7.31.3] [?]
perkawinan: <118!> ♂ Kanjeng Raden Tumenggung Yudonegoro III Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Danurejo VII [Danurejo] b. 20 November 1869 d. 1933
3
881/3 <2+51> ♂ w Bendoro Raden Mas Tinggartala/Tingharto [Hb.8.14] (Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabuningrat) [Hamengku Buwono VIII]pekerjaan: Universitas Islam Indonesia, Rektor
wafat: 31 Agustus 1982, Yogyakarta
perkawinan: <132> ♀ Kanjeng Ratu Ayu Ciptomurti [Ga.Hb.9.4] [Hb.7.74.2] [Hamengku Buwono VII] d. 30 Maret 1980
gelar: 1915, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putera Narendra ing Mataram
perkawinan: <133> ♀ Bendoro Raden Ayu Pintokopurnomo [Ga.Hb.9.1] [Hb.6.11.18.1] (Kanjeng Ratu Ayu Pintokopurnomo) [Hamengku Buwono VI] b. 22 November 1910, Yogyakarta
gelar: 18 Maret 1940 - 1 Oktober 1988, Yogyakarta, Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat
perkawinan: <134> ♀ Bendoro Raden Ayu Widyaningrum [Ga.Hb.9.2] ? (Kanjeng Ratu Ayu Widyaningrum / Raden Ayu Siti Kustina, Purwowinoto) [?] b. 1928
pekerjaan: 17 Agustus 1945 - 1 Oktober 1988, Yogyakarta, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
perkawinan: <425!> ♀ Kanjeng Ratu Ayu Hastungkoro [Ga.Hb.9.3] [Hb.7.13.18.2] (Bendoro Raden Ajeng Kusyadinah) [Hamengku Buwono VII] , Yogyakarta
pekerjaan: 4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949, Jakarta, Menteri Pertahanan Indonesia ke-5
pekerjaan: 6 September 1950 - 27 April 1951, Jakarta, Wakil Perdana Menteri Indonesia ke-5
pekerjaan: 3 April 1952 - 30 Juli 1953, Jakarta, Menteri Pertahanan Indonesia ke-5
pekerjaan: 25 Juli 1966 - 24 Maret 1973, Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia ke-1
pekerjaan: 24 Maret 1973 - 23 Maret 1978, Jakarta, Wakil Presiden Indonesia ke-2
perkawinan: <135> ♀ Kanjeng Ratu Ayu Nindyakirono [Ga.Hb.9.5] ? (Nurma Musa) [Widarna] b. 3 Desember 1930 d. 3 September 2015
wafat: 1 Oktober 1988, Washington, DC, USA
penguburan: 8 Oktober 1988, Imogiri
gelar: 8 Juni 2003, Jakarta, Mendapatkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia
Biografi Lahir di Yogyakarta dengan nama G.R.M. Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwana IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Di umur 4 tahun Hamengkubuwana IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda ("Sultan Henkie").
Hamengkubuwana IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga". Ia merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".
[1] Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adams mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Pakualam adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.
Peran dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 [2] Peranan Sultan Hamengkubuwana IX dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh TNI masih tidak singkron dengan versi Soeharto. Menurut Sultan, beliaulah yang melihat semangat juang rakyat melemah dan menganjurkan serangan umum. Sedangkan menurut Pak Harto, beliau baru bertemu Sultan malah setelah penyerahan kedaulatan. Sultan menggunakan dana pribadinya (dari istana Yogyakarta) untuk membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji semenjak Agresi Militer ke-2.
Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.
Beliau ikut menghadiri perayaan 50 tahun kekuasaan Ratu Wilhelmina di Amsterdam, Belanda pada tahun 1938
Minggu malam 2 Oktober 1988, ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia.
Sultan Hamengku Buwana IX tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara 1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara 1940-1988.
Silsilah
Mata uang Indonesia yang bergambar Hamengkubuwana IXAnak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII dan istri kelimanya RA Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit. Memiliki lima istri: 1.BRA Pintakapurnama/KRA Pintakapurnama tahun 1940 2.RA Siti Kustina/BRA Windyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati Anum, putri Pangeran Mangkubumi, tahun 1943 3.Raden Gledegan Ranasaputra/KRA Astungkara, putri Raden Lurah Ranasaputra dan Sujira Sutiyati Ymi Salatun, tahun 1948 4.KRA Ciptamurti 5.Norma Musa/KRA Nindakirana, putri Handaru Widarna tahun 1976
Memiliki lima belas putra: 1.BRM Arjuna Darpita/KGPH Mangkubumi/KGPAA Mangkubumi/Sri Sultan Hamengkubuwono X dari KRA Widyaningrum 2.BRM Murtyanta/GBPH Adi Kusuma/KGPH Adi Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Dr. Sri Hardani 3.BRM Ibnu Prastawa/GBPH Adi Winata dari KRA Widyaningrum, menikah dengan Aryuni Utari 4.BRM Kaswara/GBPH Adi Surya dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Andinidevi 5.BRM Arumanta/GBPH Prabu Kusuma dari KRA Astungkara, menikah dengan Kuswarini 6.BRM Sumyandana/GBPH Jaya Kusuma dari KRA Windyaningrum 7.BRM Kuslardiyanta dari KRA Astungkara, menikah dengan Jeng Yeni 8.BRM Anindita/GBPH Paku Ningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Nurita Afridiani 9.BRM Sulaksamana/GBPH Yudha Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Raden Roro Endang Hermaningrum 10.BRM Abirama/GBPH Chandra Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Hery Iswanti 11.BRM Prasasta/GBPH Chakradiningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Lakhsmi Indra Suharjana 12.BRM Arianta dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Farida Indah. 13.BRM Sarsana dari KRA Ciptamurti 14.BRM Harkamaya dari KRA Ciptamurti 15.BRM Svatindra dari KRA Ciptamurti
Memiliki tujuh putri: 1.BRA Gusti Sri Murhanjati/GKR Anum dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Kolonel Budi Permana/KPH Adibrata yang menjadi Gubernur Sulawesi Selatan 2.BRA Sri Murdiyatun/GBRAy Murda Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Murda Kusuma 3.BRA Dr Sri Kuswarjanti/GBRAy Dr. Riya Kusuma dari KRA Widyaningrum, menikah dengan KRT Riya Kusuma 4.BRA Dr Sri Muryati/GBRAy Dr. Dharma Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Dharma Kusuma 5.BRA Kuslardiyanta dari KRA Ciptomurti 6.BRA Sri Kusandanari dari KRA Astungkara 7.BRA Sri Kusuladewi/BRAy Padma Kusuma dari KRA Astungkara, menikah dengan KRT Padma Kusuma
Pendidikan Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul Eerste Europese Lagere School (1925) Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931) Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi
Jabatan
Sultan Hamengkubuwana IX dalam masa Revolusi Nasional Indonesia sekitar akhir 1940-an.Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945) Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947) Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 - 11 November 1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948) Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949) Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949) Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950) Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951) Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951) Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956) Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957) Ketua Federasi ASEAN Games (1958) Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959) Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963) Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966) Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966) Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968) Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968) Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968) Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978)
Pahlawan Nasional
Hamengkubuwana IX diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia tanggal 8 Juni 2003 oleh presiden Megawati Soekarnoputriperkawinan: <136> ♀ Raden Ayu Anjaswati [Hb.6.17.3.3] (Raden Ayu Suryobrongto) [Hamengku Buwono VI / Dutodiprojo]
wafat: 13 Januari 1985
Secara khusus beliau berguru tari kepada G.P.H Tedjokusumo, K.R.T Condrodiningrat, RM. Dutodiprojo, K.R.T. Padmodiningrat, R.W. Hatmodijoyo dan KPH Brongtodiningrat. Beliau pernah menjabat sebagai sekretaris pribadi Sri Sultan Hamengku Buwana IX, aktif ikut serta mengembangkan tari klasik gaya Yogyakarta. Pada Tahun 1933-1944 menjadi guru tari klasik di Krida Beksa Wirama, menjadi guru tari di Kraton Yogyakarta ( 1944-1945) dan menjadi guru tari di Among Beksa Kraton Yogyakarta dan pernah mengajar Akademi Tari Indonesia Yogyakarta ( 1967-1969).
Suryobrongto secara khusus juga menekuni filsafat Joged Mataram. Karya-karya tulis di bidang tari antara lain : Tari Klasik Gaya Yogyakarta, Kaidah Tari Klasik Gaya Yogyakarta. Selain memberi ceramah-ceramah mengenai tari klasik, ikut mengembangkan dan membuat ragam tari golek menak. Beliau ikut serta melawat ke luar negeri sebagai Art Director dari tim kesenian Siswo Among Bekso antara lain ke Eropa Barat ( 1971), Hongkong dan Jepang (1973) dan ikut serta menangani perlawatan rutin Siswo Among Bekso berpentas di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Dalam Pergelaran Langen Bekso Gagrag Ngayogyakarta tahun 1981, GBPH Suryobrongto bertindak selaku penasehat tari.perkawinan: <24!> ♀ Bendoro Raden Ayu Jatikusumo [Hb.7.78] (R. A. Soeharsi Widianti) [Hamengku Buwono VII] , Yogyakarta
lahir: 1 Juni 1946 - 1 Maret 1948, Rembang, Panglima Divisi V Ronggolawe
pekerjaan: 1948 - 1949, Jakarta, Kepala Staf TNI Angkatan Darat I
pekerjaan: 1958 - 1960, Singapura, Duta Besar RI untuk Singapura
pekerjaan: 1959 - 1960, Jakarta, Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja I
pekerjaan: 1960 - 1962, Jakarta, Menteri Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja II
pekerjaan: 1962 - 1963, Jakarta, Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja III
wafat: 4 Juli 1992
perkawinan: <137> ♂ R. A. A. M. Sis Tjakraningrat [Cakraadiningrat II] d. 24 September 1992
perkawinan: <138> ♂ R. A. A. Muhammad Roeslan Tjakraningrat [?] , <139> ♀ R. A. Hatimah [Notoadiningrat]
wafat: 10 Juli 1988, Ciputat, Tangerang Selatan
penguburan: Imogiri, Bantul
perkawinan: <140> ♂ Raden Mas Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
wafat: 10 November 2015, Bandung
Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri Juliana. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda[4].
Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.perkawinan: <406!> ♂ Bendoro Raden Mas Kasworo [Hb.9.8] (Gusti Bendoro Pangeran Haryo Hadisuryo) [Hamengku Buwono IX] b. 19 Februari 1951
perkawinan: <157!> ♀ Bendoro Raden Ajeng Siti Mustokirun [Hb.7.20.17] (Bendoro Raden Ayu Hangabehi) [Hamengku Buwono VII] , Yogyakarta
perkawinan: <148> ♀ Bendoro Raden Ajeng Amiratna [Pa.6.2] (Bendoro Raden Ayu Mangkudiningrat) [Paku Alam VI] , Yogyakarta
perkawinan: <83!> ♂ Bendoro Raden Mas Yartobitu/Jartabitu [Hb.8.7] (Gusti Pangeran Hangabehi) [Hamengku Buwono VIII] , Yogyakarta
4
10431/4 <400+205> ♂ Bagong Kussudiardjo [Hamengku Buwono VII]perkawinan: <206> ♀ Soefiana [?] d. 1997
perkawinan: <207> ♀ Yuli Sri Hastuti [?]
wafat: 15 Juni 2004, Yogykarta
Bagong Kusudiardjo merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot pada lingkungannya. Ia selalu meciptakan inovasi (pembaharuan). Nalurinya tegelitik jika menyaksikan kemapanan. Dalam dunia seni tari menjebol benteng tradisi, untuk kemudian melahirkan tari - tari kreasi baru.
Belajar tari dari kakaknya, Kuswadji Kawindrosusanto dan GPH Tedjokusumo di nDalem Tedjokusuman pada Tahun 1946. Pada tahun ini juga Bagong mulai belajar seni lukis pada Hendra Gunawan dan Sudiardja. Tercatat Bagong bergabung dalam pelukis rakyat. 4 tahun kemudian begitu ketahuan Pelukis Rakyat bernaung di bawah Lekra, bersama kawan - kawannya, Bagong keluar dan mendirikan Pelukis Indonesia. Di organisasi terakhir ini Bagong mengembangkan diri.
Pada tahun 1953 untuk pertamakalinya Bagong pergi ke luar negeri berkat tari, dan seni lukisnya. Di sana ia menari dan berpameran. 1954, setelah mendobrak tradisi tari dengan karyanya ""Layang - Layang"", Bagong mendirikan Pusat Latihan Tari Bagong Kussudihardjo. Banyak cibiran atas upaya ini karena dianggap merusak tari klasik Jawa yang sudah mengakar di masyarakat. Dari padepokan ini lahir ratusan tari, puluhan fragmen/sedratari. Sendratari Kelahiran dan Kebangkitan Yesus adalah fragmen karyamasterpiece-nya yang mengguncang kesenian kita.
Dalam dunia seni lukis, ia memanfaatkan materi apa saja sebagai pengucapan artistiknya. Tahun 1960, berkarya kolage, menempelkan benda rongsokan ke canvasnya. 1971, ikut mempelopori kelahiran seni lukis batik. Bersama pelukis Jogja, MUdjita, Nasjah Djamin, Suwaji, Nyoman Gunarso, Salim, Abas Alibasyah, dll mendirikan Sanggar Barong serta memanfaatkan media tutup celup (batik) sebagai pengganti canvas.
Dua torso adalah salah satu karyanya yang dinobatkan sebagai karya terabik seAsia Pasifik, dalam sebuah pameran lukisan Asia di Dacca, Bangladesh. Ia mengantongi medali emas setahun kemudian. Lainnya menjadi koleksi Istana Negara Republik Indonesia, Istana Kerajaan Negeri Belanda, Adam Malik, Sri Paus Paulus VI, HB IX, Budihardjo, Kedutaan Besar RI di Roma, Praha, BUenos Aries, London, Canbera, Bonn, Manila, dsb.perkawinan: <208> ♂ Drs. Wahyu Widodo ? (Mas Mui, Eyang Wahyu) [?] d. 11 Juli 1988
wafat: 23 Agustus 2016, Yogyakarta, Dipun sareaken wonten makam keluarga: Pasarean Warga Hastana KPAA DANOEREDJO VII WANDAWA Jalan Masjid Patok Negoro - Mlangi Sleman, DIY. Kontak info keluarga: R.M. Priyogi Widodo : 0812 1594 8055 Email: mearicleus@yahoo.com
wafat: 18 Maret 1991, Yogyakarta
Handung telah mengashilkan ratusan karya yang meliputi tidak kurang dari 161 naskah sandiwara dan ketoprak, 35 diantaranya naskah panjang dan 40 naskah ringkas yang diterbitkan sebagai buku seperti Perintah Diponegoro, Nyi Ageng Serang, Setyawati Obong, Putri Arum Dalu, Penguasa Sejati, Joko Suruh dan sebagainya. Beberapa naskah ketoprak tulisannya digunakan sebagai bahan pelajaran telaah seni tradisional di Universitas Leiden Belanda.
Handung juga telah menghasilkan 70 cerpen berbahasa Jawa yang dimuat diberbagai majalah seperti Penyebar Semangat, Jayabaya, Kekasih, Cendrawasih, dan Mekarsari. Selain itu ia juga menulis 3 novel yakni Merah Delima, Anggraini dan Timbalan Suci (Panggilan Suci). Dari sekian banyak karya-karyanya, salah satu pernah difilmkan dengan judul asli Den Ayu Mantri di bawah arahan sutradawa Azwar AN.
Handung berkarier di dunia jurnalistik sebagai wartawan pada Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, hingga menjadi Pemimpin Redaksi Mekarsari sampai pensiun tahun 1989. Setelah pensiun, Handung masih bekerja di grup media yang sama dengan menjadi Pemimpin Redaksi Tabloid Anak-anak Gatotkaca. Ia juga aktif di Pusat Latihan Tari Bagong Kusudiardjo sebagai pimpinan produksi, Yayasan Kebudayaan Tegalrejo, dan Yayasan Budaya Nusantara.
Orangtua Bagong, RB Tjondro Sentono menikah dengan Siti Aminah, Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah Kus Sumarbirah, Bagong Kussudiardja, Handung Kussudyarsana, dan Lilut KussudyartoLahir : Malang, 16 Juni 1950
Meninggal : Malang, 06 Oktober 2019perkawinan: <209> ♂ Kanjeng Raden Tumenggung Murdokusumo ? (Djoko Suprapto) [?] d. 1986, Yogyakarta
wafat: 22 Agustus 2020
penguburan: 22 Agustus 2020, Yogyakarta, Pasarean Hastorenggo Kota Gede, Yogyakarta
perkawinan: <210> ♂ Kanjeng Raden Tumenggung Riyokusumo ? (Subono) [?] , Yogyakarta
perkawinan: <211> ♂ Kanjeng Raden Tumenggung Dharmokusumo ? (Suyono Sumantri) [?] b. 1945, Yogyakarta
wafat: 1 Juli 2021, Jakarta
penguburan: 2 Juli 2021, Yogyakarta, Pasarean Hastorenggo, Kotagede
gelar: Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibyo Raja Putra Nalendra Mataram
perkawinan: <212> ♀ Kanjeng Gusti Ratu Hemas ? (Bendoro Raden Ayu Mangkubumi) [Subanadigda Sastrapranata] , Yogyakarta
gelar: 7 Maret 1989, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibyo Raja Putra Nalendra Mataram Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Amangku Buwana X Senapati ing Alaga ‘Abdu’l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama Khalifatu’llah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa
pekerjaan: 3 Oktober 1998, Yogyakarta, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Bendara Raden Mas Herjuno Darpito atau Sri Sultan Hamengkubuwana X (Bahasa Jawa: Sri Sultan Hamengku Buwono X, lahir di Yogyakarta, 2 April 1946; umur 64 tahun) adalah raja Kasultanan Yogyakarta sejak tahun 1989 dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 1998.
Silsilah Anak tertua dari Sultan Hamengkubuwana IX dan istri keduanya, RA Siti Kustina/BRA Widyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati AnumMenikah dengan Tatiek Drajad Suprihastuti/BRA Mangkubumi/GKR Hemas, putri dari Kolonel Radin Subanadigda Sastrapranata, pada tahun 1968. Memiliki saudara antara lain GBPH Joyokusumo, GBPH Prabukusumo, GBPH Yudaningrat
Memiliki lima orang putri: 1.GRA Nurmalita Sari/GKR Pembayun 2.GRA Nurmagupita/GKR Condrokirono 3.GRA Nurkamnari Dewi /GKR Maduretno 4.GRA Nurabra Juwita 5.GRA Nurastuti Vijareni
Masa kecil dan pendidikan Hamengkubuwono X lahir dengan nama BRM Herjuno Darpito. Setelah dewasa bergelar KGPH Mangkubumi dan setelah diangkat sebagai putra mahkota diberi gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram. Hamengkubuwono X adalah seorang lulusan Fakultas Hukum UGM.
Penobatan Penobatan Hamengkubuwono X sebagai raja dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 1989 (Selasa Wage 19 Rajab 1921) dengan gelar resmi Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa.
Kegiatan organisasi Hamengkubuwono X aktif dalam berbagai organisasi dan pernah memegang berbagai jabatan diantaranya adalah ketua umum Kadinda DIY, ketua DPD Golkar DIY, ketua KONI DIY, Dirut PT Punokawan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, Presiden Komisaris PG Madukismo, dan pada bulan Juli 1996 diangkat sebagai Ketua Tim Ahli Gubernur DIY. Pada 2010, bersama dengan Surya Paloh, Sri Sultan Hamengkubuwono X mencetuskan pendirian Nasional Demokrat.
Menjadi Gubernur DIY Setelah Paku Alam VIII wafat, dan melalui beberapa perdebatan, pada 1998 beliau ditetapkan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masa jabatan 1998-2003. Dalam masa jabatan ini Hamengkubuwono X tidak didampingi Wakil Gubernur. Pada tahun 2003 beliau ditetapkan lagi, setelah terjadi beberapa pro-kontra, sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta untuk masa jabatan 2003-2008. Kali ini beliau didampingi Wakil Gubernur yaitu Paku Alam IX.
Gempa Jogja Pada masa kepemimpinannya, Yogyakarta mengalami gempa bumi yang terjadi pada bulan Mei 2006 dengan skala 5,9 sampai dengan 6,2 Skala Richter yang menewaskan lebih dari 6000 orang dan melukai puluhan ribu orang lainnya.
Mengundurkan diri sebagai gubernur
"Kota kita tidak memerlukan kata pujian yang berlebihan. Dia hanya perlu sentuhan kasih dari hati nurani kita" - Kutipan dari Monumen Tapak Prestasi Hamengku Buwono X di Monumen Tapak Prestasi, Yogyakarta.Pada peringatan hari ulang tahunnya yang ke-61 di Pagelaran Keraton 7 April 2007, ia menegaskan tekadnya untuk tidak lagi menjabat setelah periode jabatannya 2003-2008 berakhir. Dalam pisowanan agung yang dihadiri sekitar 40.000 warga, ia mengaku akan mulai berkiprah di kancah nasional. Ia akan menyumbangkan pemikiran dan tenaganya untuk kepentingan bangsa dan negara.perkawinan: <213> ♀ Sri Hardani ? (Raden Ayu Hadikusumo) [Danang] b. 14 Agustus 1952 d. 11 Agustus 2018, Yogyakarta
wafat: 27 Februari 1994
perkawinan: <214> ♀ Aryuni Utari [?]
perkawinan: <215> ♀ Bendoro Raden Ayu Hadiwinoto ? (Aryuni Utari) [?]
wafat: 31 Maret 2021, Yogyakarta
perkawinan: <216> ♀ Raden Nganten Hartini Brotosuwondo [Hamengku Buwono I]
wafat: 6 Oktober 2012, Yogyakarta
perkawinan: <217> ♂ w Raden Willibrordus Soerendra [Brotoatmodjo] b. 7 November 1935 d. 6 Agustus 2009
perceraian: <217!> ♂ w Raden Willibrordus Soerendra [Brotoatmodjo] b. 7 November 1935 d. 6 Agustus 2009
perkawinan: <218> ♂ Anton Suprapto [Suprapto]
perkawinan: <219> ♂ w Sjukri Fadholi [Fadholi] b. 23 September 1951
perkawinan: <220> ♂ Debby Nasution [Nasution] b. 1956? d. 15 September 2018
perkawinan: <227!> ♀ Raden Ajeng Andini Dewi [Hb.7.68.15] (Bendoro Raden Ayu Hadisuryo) [Hamengku Buwono VII] b. 28 Oktober 1956
perkawinan: <221> ♀ Roswarini Sri Juniarsih (Bendoro Raden Ayu Prabukusumo) [Juniarsih] d. 8 Desember 2020, Yogyakarta
perkawinan: <222> ♀ Bendoro Raden Ayu Nuraida ? (Bendoro Raden Ayu Joyokusumo) [?]
wafat: 31 Desember 2013, Jakarta
penguburan: 1 Januari 2014, Yogyakarta, Hastorenggo Royal Cemetery
- SD Keputran I, Yogyakarta (1968)
- SMP Negeri III, Yogyakarta (1971)
- SMA Negeri I, Yogyakarta (1974)
- Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM)
Riwayat Jabatan
- Anggota DPRD Provinsi dari Partai Golkar (1982 - 1987)
- Anggota DPRD Provinsi dari Partai Golkar (1987 - 1992)
- Anggota DPR dari Partai Golkar (1992 - 1997)
- Anggota DPR dari Partai Golkar (1997 - 1999)
- Anggota DPR dari Partai Golkar (1999 - 2004)
- Anggota DPR dari Partai Golkar (2004 - 2009)
Organisasi
- Anggota DPD Golkar (1978)
- Anggota Sepidar Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) (1981)
- Aktivis Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) (1982 - 1991)
- Ketua DPD KNPI DI Yogyakarta (1982 - 1985)
- Wakil Ketua BPD HIPMI DI Yogyakarta (1984 - 1987)
- Wakil Ketua Depidar XI Soksi DI Yogyakarta (1985 - 1990)
- Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DI Yogyakarta (1988 - 1991)
- Ketua Biro Pemuda DPD Golkar DI Yogyakarta (1988 - 1993)
- Ketua Depidar XI Soksi DI Yogyakarta (1990 - 1995)
- Ketua Koordinator Bidang Seni, Budaya & Pariwisata dan Korwil VIII DPP Partai Golkar DI Yogyakarta (1998)
Pemakaman
Jenazah Joyokusumo diperkirakan akan tiba di Yogyakarta sekitar pukul 09.00 WIB Rabu, 1 Januari 2014. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Pasarean Hasto renggo Kota Gede sesuai dengan permintaan almarhum.[1]
Sementara itu, KPH Purbodiningrat menuturkan dipilihnya pesarean Hasto Renggo Kota Gede karena sesuai dengan permintaan alm. Joyokusumo sebelum meninggal dunia. "Pesan itu disampaikan Joyokusumo ke istrinya (BRAy Hj Joyokusumo),'" kata Purbodiningrat.
meninggal dunia sekitar pukul 17.00 WIB di Rumah Sakit Medistra Jakarta. Joyokusumo dirawat di RS Medistra Jakarta sekitar satu bulan lalu akibat komplikasi penyakit.perkawinan: <224> ♂ Raden Mas Mikael Henry Pristyanto [Pristyanto] d. 27 Januari 2023
perkawinan: <225> ♀ Nurita Afridiani ? (Bendoro Raden Ayu Pakuningrat) [?] b. 1962, Yogyakarta
perkawinan: <226> ♀ Raden Roro Endang Hermaningrum ? (Raden Ayu Yudaningrat) [?] b. 1963, Yogyakarta
perkawinan: <228> ♀ Hery Iswanti ? (Bendoro Raden Ayu Condrodiningrat) [?] , Yogyakarta
perkawinan: <229> ♀ Lakhsmi Indra Suharjana ? (Bendoro Raden Ayu Chakraningrat) [?]
wafat: 21 Juli 2019, Jakarta, Dimakamkan di Pasarean Hasto Renggo, Kotagede Yogyakarta, tanggal 22 Juli 2019
wafat: 1965
perkawinan: <231> ♂ Kanjeng Raden Tumenggung Padmokusumo ? (Budi Santoso) [?]
perkawinan: <233> ♀ Raden Roro Endang Retno Werid Soelasmi Lima [?] , Yogyakarta
wafat: 3 Juli 2006
wafat: 30 Juni 2021, Yogyakarta
perkawinan: <1056!> ♀ Raden Ayu Sri Kadarjati / Raden Ayu Kusumaningrat [Purwadiningrat] d. 30 Juni 2021
5
10961/5 <429> ♂ Raden Mas Mochammad Ahmad Soetardjo [Hb.3.2.22.1.1.4.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III] 17402/5 <1043+206> ♂ Otok Bima Sidharta [Hamengku Buwono VII]perkawinan: <339> ♀ Bernadetta Petra [Petra]
wafat: 13 November 2019, Yogyakarta
perkawinan: <340> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro ? (Nieko Messa Yudhana) [?] b. 28 April 1972, Yogyakarta
gelar: 5 Mei 2015, Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram
perkawinan: <341> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Suryokusumo ? (Ery Triawan) [?] , Yogyakarta
perceraian: <341!> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Suryokusumo ? (Ery Triawan) [?] , Yogyakarta
pekerjaan: 2015 - 2020, Yogyakarta, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DIY
perkawinan: <342> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat ? (Yun Prasetyo) [?] b. 1 Juni 1976, Yogyakarta
perkawinan: <343> ♀ Serenade Miolo (Raden Ayu Hancanie Prabuputra) [Miolo] b. 14 Desember 1983, Bogor
perkawinan: <343!> ♀ Serenade Miolo (Raden Ayu Hancanie Prabuputra) [Miolo] b. 14 Desember 1983, Yogyakarta, Resepsi Kedua
perkawinan: <344> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro ? (Angger Pribadi Wibowo) [?] b. 27 Desember 1973, Yogyakarta
perkawinan: <345> ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Yudonegoro ? (Achmad Ubaidillah) [?] b. 26 Oktober 1981, Yogyakarta

6
19041/6 <1736> ♂ Raden Mas Sulaksana Adwitya [Hb.7.19.2.3.4.2] [Hamengku Buwono VI / Hamengku Buwono VII]perkawinan: 23 Desember 2018, Arlington Courthouse, Arlington Virginia - Amerika Serikat, Menikah sah dengan Mhayreen Manalo Adwitya Memiliki anak perempuan bernama Cali Maeve Adwitya dan Mateo Waves Adwitya
perkawinan: <386> ♂ Shindu Saksono [?] b. 17 Juli 1977
wafat: 15 April 2020, Semarang

