14. Syarief Ali Nurul Alam (Patih Arya Gajah Mada II) b. 1402
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Azmatkhan |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | 14. Syarief Ali Nurul Alam |
Nama belakang lainnya | Patih Arya Gajah Mada II |
Orang Tua
♂ 1. Sayyid Syarif *Makdhum Jamaluddin Akbar/ Jumadil Kubro* ? (Al Husaini) [Al Husaini] b. ~ 1310 d. ~ 1453 ♀ 3. Puteri Selindung Bulan / Puteri Syahirah (Menikah Tahun 1390 M) [Kelantan] |
Momen penting
kelahiran anak: ♂ 14.3. Maulana Muhammad Al-Baqir (Syekh Subaqir) / Arya Teja III (Haryo Tejo Kusumo) [Azmatkhan]
kelahiran anak: ♀ 14.2. Syarifah Fatimah [Azmatkhan]
kelahiran anak: ♂ 14.4. Syarif Sulaiman [Azmatkhan]
1425c kelahiran anak: Champa, ♂ 14.1. Sultan Syarif Abdullah Mahmud Umdatuddin (Syaikh Israel Ya'kub) [Azmatkhan] b. 1425c d. 1478
1432 - 1467 gelar: Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II
1435c kelahiran anak: ♀ 14.5. Syarifah Halimah / Nyi Ratna Jatiningsih/ Nyi Rara Api [Azmatkhan] b. 1435c
penguburan: Pemakaman Gunung Santri - Cilegon - Banten
Catatan-catatan
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang
Maulana Malik Israil, sebuah nama yang mungkin asing bagi sebagian sejarawan yang menekuni Sejarah Islam di Pulau Jawa. Namun bagi mereka yang mencintai sejarah Walisongo, tentu nama yang satu ini sangatlah tidak asing bagi mereka. Mereka yang sering mempelajari sejarah Walisongo, tentu tidak akan kaget dengan nama yang satu ini, kalau masih merasa asing, berarti mereka perlu lagi memperdalam siapa siapa saja sebenarnya anggota Walisongo dari Angkatan pertama sampai angkatan ke sebelas. Bagi saya sendiri, sosok yang satu ini adalah tokoh yang menentukan sukses tidaknya dakwah keluarga besar Walisongo, terutama pada periode pertama berdirinya Majelis Dakwah Walisongo. Kenapa saya berani mengatakan demikian? karena melalui jasa beliaulah akhirnya Sultan Muhammad I dari Kesultanan Turki Usmani berinisiatif mendirikan Majelis Dakwah Walisongo pada tahun 1404 Masehi. Saat terbentuknya Majelis Dakwah Walisongo, Maulana Malik Israil memang sering berkunjung ke Turki yang saat itu sedang menuju kejayaan sebagai sebuah imperium Islam di Eropa.. Walaupun dalam sejarah beliau sering dianggap berasal dari Turki, sesungguhnya aslinya beliau berasal dari Patani. Turki hanyalah merupakan medan dakwah dan merupakan salah satu negara yang spesial bagi beliau dalam bidang diplomasi. Beliau sendiri merupakan pelopor berdirinya Kesultanan kesultanan Islam yang ada di daerah Patani (Thailand) dan juga Champa (Vietnam) disamping juga tokoh tokoh lain seperti Sayyid Ibrahim Zaenuddin Al Akbar As-Samarakondi, As-Sayyid Sultan Sulaiman Al Bagdadi Azmatkhan, dll..
Lantas Siapakah sebenarnya beliau ini?
Dalam susunan nasab keluarga besar Azmatkhan yang ada di Asia Tenggara, khususnya keturunan Sayyid Husein Jamaluddin Jumadil Kubro, Maulana Malik Israil adalah anak yang ke 13. Nama asli beliau sendiri adalah Sayyid Ali Nurul Alam Azmatkhan, sedangkan nama lainnya adalah Sultan Qonbul, Sultan Patani Darussalam, Arya Gajah Mada, Minak Brajo Nato. Jika melihat nama-nama lain yang beliau sandang menunjukkan bahwa beliau ini bukan tokoh sembarangan, apalagi hubungan beliau dengan Sultan Muhammad 1 dari Kesultanan Turki Usmani sangat akrab. Tidak heran pada waktu penugasan dakwah ke wilayah Asia Tenggara ini, yang menjadi tokoh penghubung antar keluarga besar Azmatkhan yang bertebaran diberbagai negara adalah beliau ini. Memang diantara sekian nama yang beredar, dua nama yang populer adalah Maulana Malik Israil dan Ali Nurul Alam, terutama diwilayah Kelantan, Champa, Patani, Banten, Cirebon dan Demak. Bagi mereka yang merupakan keturunan beliau terutama dari daerah daerah yang telah saya sebutkan tadi, tentu nama Maulana Malik ISrail atau Sayyid Ali Nurul Alam sangat melekat kuat dihati mereka.
Maulana Malik Israil sendiri bagi saya adalah sosok yang fenomenal, kenapa demikian, karena gelar yang beliau sandang ini cukup menunjukkan bahwa beliau ini mempunyai pengaruh yang dahsyat terhadap beberapa bangsa, Sebagai seorang Pejabat diplomat tangguh gelar MAULANA MALIK ISRAIL jelas menandakan bahwa beliau ini mempunyai pengaruh yang kuat bagi bangsa Israil atau Yahudi yang saat itu banyak bertebaran di Eropa termasuk di Turki, Palestina dan beberapa tempat lag. Pada Masa Lalu yang namanya gelar yang disandang seorang tokoh itu tidaklah sembarangan, apalagi dengan tokoh sekelas beliau ini.Maulana (yang merupakan gelar seorang pemimpin dan juga sinonim dari Sayyid) serta Malik (Raja) dan Israil (Bangsa Yahudi) tentu bukan asal disematkan begitu saja kepada beliau ini. Kedekatannya dengan Sultan Muhammad I dari Kesultanan Turki tentu sangat mendukung adanya gelar beliau itu. Tidak heran dengan adanya gelar beliau ini beberapa sejarawan kadang sering terkecoh, dikiranya bahwa Maulana Malik Israil atau Sayyid Ali Nurul Alam berasal dari keturunan ISRAIL atau YAHUDI. Padahal nama Maulana Malik Israil itu hanyalah sebagian gelar dari Sayyid Ali Nurul Alam.
Ketika Majelis Dakwah Walisongo dibentuk tahun 1404 oleh Sultan Muhammad I dari Kesultanan Turki Usmani, 9 Anggota Majelis Dakwah Walisongo segera bergerak ke wilayah Asia Tenggara, khususnya pulau Jawa, termasuk Maulana Malik Israil ini, beliau bersama Maulana Ali Akbar yang juga merupakan kakaknya bergerak ke arah barat Pulau Jawa (Sunda). Bersama Maulana Ali Akbar (kakaknya yang ketiga) yang kebetulan menguasai bidang pengobatan/kedokteran,Maulana Malik Israil dan Maulana Ali Akbar bahu membahu dalam dakwah Islamiah. 9 anggota angkatan pertama Majelis Dakwah Walisongo ini keberadaannya sangat jelas tercatat dalam sebuah surat yang tersimpan dimusium Istambul Turki, termasuk juga dimana keberadaan makam makam mereka. Bahkan pada beberapa catatan yang dilakukan oleh keluarga Besar Walisongo, makam-makam Walisongo angkatan pertama itu jelas tertulis, seperti yang pernah ditulis oleh KH Muhammad Dahlan dalam buku Khaul Sunan Ampel ditahun 1979, bahkan beberapa keturunan Maulana Malik Israil sering melakukan perayaan khaul beliau di Cilegon, artinya keberadaan makam Maulana Malik Israil sudah lama diketahui.
Putra Ali Nurul Alam :
1. Wan Abdullah / Syarif Abdullah Umdatuddin 2. *Wan Husein Sanawi. 3. *Wan Demali. 4. *Wan Hasan. 5. *Wan Jamal. 6. *Wan Biru. 7. *Wan Senik. 8. *Syeikh Wan Muhammad Shalih al-Laqihi. 9. *Maulana Abu Ishaq.
Dalam beberapa buku sejarah dicatatkan bahawa putera Sultan Umdatullah ada tiga orang iaitu;
1. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati atau Falatihan. 2. Sultan Babullah, Sultan Ternate (1570-1583). 3. Maulana Abdul Muzaffar Ahmad.
SILSILAH VERSI ROYAL.ARK (KELANTAN GENEALOGI)
1362 - 1418 Sultan Baki Shah ibni al-Marhum Sultan Mahmud, Raja of Chermin, eldest son of Paduka Sri Sultan Mahmud ibnu 'Abdu'llah, Raja of Lankasuka and Kelantan, son of Paduka Sri Sang Tawal, Raja of Lankasuka, educ. privately. Appointed as Raja of Tanjungpura and Chermin during the lifetime of his father. Succeeded his father, 1362. He d. ca. 1418, having had issue, two sons and one daughter:
- 1) Sultan Sadik Muhammad Shah ibni al-Marhum Sultan Baki Shah, Raja of Kelantan - see below.
- 2) Raja Kemas Jiwa Sang Ajit Jaya ning-Rat, who succeeded as Sultan Iskandar Shah ibni al-Marhum Sultan Baki Shah, Raja of Kelantan - see below.
- 3) Putri Selindung Bulan. m. Sayyid Husain Jamadi al-Kubra [Ratnavamsa Pandita Parnen]. She had issue, two sons:
- a) Sayyid 'Ali Nur ul-Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II 1432-1467. Fled to Champa with the Sultan, following the Siamese conquest in 1467.
- i) Wan Hussain bin 'Ali Nur ul-Alam, Sri Amaravamsa [Tuk Masjid]. A Majapahit Pateh.
- ii) Sultan Maulana Sharif Abu Abdu'llah Mahmud Umdat ud-din [Shaikh Israel Yakub][Wan Bo Tri Tri], Raja of Champa 1471-1478. m. Sharifa Mudain, Ratu Mas Rara Santang, daughter of Radin Pamanasara Prabhu Silawangi, of Pajajaran, in Banten, by his wife, Nyai Sabanglarang, daughter of Ki Gedeng Tapa. He had issue:
- (1) Ahmad Fatahillah [Sharif Hidayatu'llah] bin Sultan Abu 'Abdu'llah. Ancestor of the royal houses of Banten, Cheribon and Palembang.
- (2) Wan Abul Muzaffar Waliu'llah bin Sultan Abu 'Abdu'llah. He had issue:
- (a) Nik Jamal ud-din bin Wan Abul Muzaffar, Timbalan Raja of Champa. Sometime Datu Kelantan. He had issue:
- (i) Raja Loyor, who became Sultan Adil ud-din bin Jamal ud-din, Raja of Kelantan - see below.
- (ii) Raja Ekok, who became Sultan Samir ud-din bin Jamal ud-din, Raja of Kelantan - see below.
- (b) Dato' Nik Mustafa bin Wan Abul Muzaffar, who became Sultan 'Abdu'l Hamid Shah bin Wan Abul Muzaffar, Raja Sri Sarwasadesa and Champa 1578-1637. He had issue, three sons:
- (i) Nik Ibrahim, who became Raja Ibrahim bin Sultan 'Abdu'l Hamid Shah, Raja of Champa 1637-1684. Previously Datu Kelantan 1634-1637.
- (ii) Nik Badr us-Salam. He had issue, two sons:
- 1. Wan Muhammad Amin bin Nik Badr us-Salam (Po Jatamuh), of Champa 1684.
- 2. Dato' Pengkalan, of Champa 1684-1692.
- (iii) Nik 'Ali. Datuk Maharaja Lela and Panglima Agung Tentara of Patani.
- (a) Nik Jamal ud-din bin Wan Abul Muzaffar, Timbalan Raja of Champa. Sometime Datu Kelantan. He had issue:
- iii) Wan Demali Alim ud-din bin Bur ul-Alam. A Majapahit Pateh of Karmawijaya and Laksamana of Benta.
- b) Sayyid Muhammad Kebungsuan, Prabhu Anum/Udaya ning-Rat/Bhra Wijaya. Putative ancestor of the ruling houses of Demak, Pajang and Mataram in Jawa.
- a) Sayyid 'Ali Nur ul-Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II 1432-1467. Fled to Champa with the Sultan, following the Siamese conquest in 1467.
[sunting] Sumber-sumber
- ↑ http://utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2007&dt=0723&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_02.htm -
- ↑ http://ikrafaalfattah.blogspot.com/2015/03/meluruskan-nasab-maulana-malik.html -
- ↑ http://www.royalark.net/Malaysia/kelant2.htm -
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
perkawinan: ♂ 1. Sayyid Syarif *Makdhum Jamaluddin Akbar/ Jumadil Kubro* ? (Al Husaini)
perkawinan:
CONF: Datang Ke Jawa tahun 1404
imigrasi: WISATA ZIARAH KE SYEKH MAULANA MAGHRIBI PARANGTRITIS
perkawinan:
perkawinan: ♀ 4.3.1.2. Dewi Rasa Wulan-Cloning1
wafat: 1419, Desa Gapurosukolilo-Kota Gresik-Jawa Timur
gelar: 1453, Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra
wafat: 1591, Wajo, Sulawesi Selatan
perkawinan: ♀ 14.5. Syarifah Halimah / Nyi Ratna Jatiningsih/ Nyi Rara Api
perkawinan: ♀ Hadijah
wafat: 1477, ISTERI KE 2 (berputra 2)
perkawinan: ♂ 14.1.1. Maulana Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Djati II)
perkawinan: ♂ 14.1.1. Maulana Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Djati II)
perkawinan: ♂ 14.1.1. Maulana Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Djati II)