3. Fatimah / Syarifah Baghdad (Nyai Mas Syarifah Panata Pasambangan)

Dari Rodovid ID

Orang:70721
Langsung ke: panduan arah, cari
Marga (saat dilahirkan) Azmatkhan
Jenis Kelamin Wanita
Nama lengkap (saat dilahirkan) 3. Fatimah / Syarifah Baghdad
Nama belakang lainnya Nyai Mas Syarifah Panata Pasambangan
Nama lainnya Nyai Hara Bagdad/Siti Baghdad
Orang Tua

1. Asy Seikh Datul Kahfi / Syekh Nurjati / Maulana Idhofi Mahdi (Ki Samadullah) [Azmatkhan]

14.5. Syarifah Halimah / Nyi Ratna Jatiningsih/ Nyi Rara Api [Azmatkhan] b. 1435c

[1][2]

Momen penting

lahir: ISTRI KE 6 (berputra 2)

perkawinan: 14.1.1. Maulana Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Djati II) [Sunan Gunung Djati II] b. 1448 d. 1568

gelar: Nyi Mas Penatagama Pesambangan

1486 kelahiran anak: 4.1.1.5. Pangeran Jaya Kelana [Gunung Jati] b. 1486

1490 kelahiran anak: 4.1.1.6. Pangeran Bratakelana / Pangeran Gung Anom (Pangeran Sedang Lautan) [Gunung Jati] b. 1490

Catatan-catatan

Kedatangan Pangeran Panjunan

Bagian ini diselingi oleh cerita Sultan Sulaeman di Negeri Bagdad yang dilanda kegundahan karena anaknya yang bernama Syarif Abdurrahman dan adik-adiknya, Syarif Abdurrakhim, Syarifah Bagdad dan Syarif Khafid mempelajari Ilmu Tasawuf yang tidak disukai oleh Sultan Sulaeman dan suka bermain rebana, yang kelak menjadi cikal bakal kesenian Brai di Cirebon. Akhirnya, Syarif Abdurrahman diusir dari kerajaan. Syarif Abdurrahman mengadukan pengusiran ayahnya kepada gurunya, Syekh Juned. Menurut Syekh Juned, tidak ada tempat lain yang harus dituju kecuali Cirebon, tempat yang tentram dan di masa yang akan datang akan diduduki oleh para wali.

            Sementara itu Haji Abdullah Iman berniat kembali ke tanah Jawa. Dalam perjalanan kembali ke tanah Jawa, ia mengunjungi Syekh Ibrahim Akbar di Campa dan  dijodohkan dengan putrinya dan di bawa pulang ke Cirebon (18).  Kelak keduanya dikaruniai tujuh orang putri yang setelah dewasa bermukim di beberapa tempat menjadi sesepuh desa. 

Haji Abdullah Iman membangun sebuah keraton di Cirebon yang diberi nama Keraton Pakungwati yang diambil dari nama anaknya yang baru lahir buah perkawinannya dengan Nyi Indang Geulis. Setelah pembangunan keraton selesai, Haji Abdullah Iman diangkat oleh ayahnya, Prabu Siliwangi, menjadi Ratu Sri Mangana dan diberi payung kebesaran.

Syarif Abdurrakhman yang diusir ayahnya dari Bagdad melakukan perjalanan menuju Cirebon sesuai dengan saran gurunya, Syekh Juned. Ia ditemani oleh tiga orang adiknya dan 1.200 orang pengikutnya yang diangkut dengan empat buah kapal. Akhirnya mereka tiba di Caruban. Setibanya di Caruban, mereka langsung menghadap Pangeran Walangsungsang Cakrabuana dan minta izin untuk tinggal di Caruban. Kemudian diizinkan dan ditempatkan di daerah Panjunan dan Syarif Abdurrakhman ini dikenal dengan sebutan Pangeran Panjunan (20). Di tempat tersebut, Pangeran Panjunan bersama para wali mendirikan sebuah masjid, yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Merah Panjunan.

Masjid Panjunan selain memiliki keunikan berwarna merah, juga memilki keunikan lain. Arsitektur pada gapura masjid tersebut asimetri dan memilki candrasengkala berupa srimpedan, yang juga dimiliki oleh Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Sedangkan Syarif Abdurrakhim bertempat tinggal di Kejaksan dan bergelar Pangeran Kejaksan serta membuat masjid di tempat tersebut. 

Mereka bertemu ayahandanya, Syekh Nurjati di Gunung Jati. Syarif Khafid dan Syarifah Bagdad menetap di Gunung Jati (21).Syarifah Bagdad kelak menikah dengan Syarif Hidayatullah dan menjadi sekretaris pribadi dalam hal masalah keagamaan sehingga bergelar Nyi Mas Penatagama Pesambangan yang sangat alim dan berakhlak mulia, sehingga Sunan Gunung Jati sangat mencintainya dan putranya diangkat menjadi putra mahkota. Namun kedua putranya baik Pangeran Jaya Kelana maupun Pangeran Brata Kelana, meninggal/ syahid dalam usia muda.


Sementara dari pernikahannya yang ke 6 Sunan Gunung Jati dengan Nyai Lara Baghdad, putri Maulana Abdullrahman Al-Baghdadi, Sunan Gunung Jati mendapatkan 2 orang anak juga. Yang pertama adalah Pangeran Jayakelana, yang menikah dengan keluarga Demak juga, putri Raden Patah yang bernama Ratu Pembayun. Sementara putra kedua, Pangeran Bratakelana, juga menikah dengan anak Raden Patah yang lain, yakni Ratu Nyawa. Yang setelah kematiannya dalam pertarungan melawan bajak laut sepulang dari Demak, kemudian diperistri oleh saudaranya, Pangeran Pasarean

[sunting] Sumber-sumber

  1. http://epress.anu.edu.au/islamic/itc/html/ch06s02.html -
  2. http://www.iaincirebon.ac.id/inv01/?menu=snj -

Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Kakek-nenek
Syarif Muhammad Kebungsuan Pengging (Jaka Sengara)
pekerjaan: Pengging, Adipati Pengging bergelar Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging I
perkawinan:
1. Asy. Sayyid Maulana Maliq Ibrahim
lahir: 1297, Samarqand, Uzbekistan
CONF: Datang Ke Jawa tahun 1404
imigrasi: WISATA ZIARAH KE SYEKH MAULANA MAGHRIBI PARANGTRITIS
perkawinan:
perkawinan: 4.3.1.2. Dewi Rasa Wulan-Cloning1
wafat: 1419, Desa Gapurosukolilo-Kota Gresik-Jawa Timur
6. Maulana Muhammad Jumadil Kubra
lahir: 1311, Nasarabad India
9. Syaikh Maulana Wali Islam
lahir: 1317, Nasarabad India
2. Pangeran Pebahar As-Samarqandiy
lahir: 1300, Samarkand, Uzbekistan
3. Fadhal As-Samarqandiy (Sunan Lembayung)
lahir: 1302, Samarkand, Uzbekistan
5. Syekh Yusuf Shiddiq As-Samarqandiy
lahir: 1307, Samarkand, Uzbekistan
12. Siti ‘Aisyah (Putri Ratna Kusuma)
lahir: 1351, Kelantan, Malaysia
18. Sayyid Hasan Jumadil Kubra (1)
lahir: 1413, Wajo, Sulawesi Selatan
gelar: 1453, Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra
wafat: 1591, Wajo, Sulawesi Selatan
19. Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar
lahir: 1443, Wajo, Sulawesi Selatan
15. 'Abdul Malik
lahir: 1404, Johor, Malaysia
14. Syarief Ali Nurul Alam (Patih Arya Gajah Mada II)
lahir: 1402, Chermin, Kelantan
perkawinan:
perkawinan:
gelar: 1432 - 1467, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II
penguburan: Pemakaman Gunung Santri - Cilegon - Banten
Kakek-nenek
Orang Tua
2. Syekh Bayanullah
lahir: Mempunyai Pondok di Mekkah
perkawinan: Nyi Wandasari
Hadijah
lahir: Cucu Haji Purwa Galuh (Raden Bratalegawa, orang pertama yang pergi berhaji dari Jawa Barat, yang saat itu masih bernama Kerajaan Galuh),
perkawinan: 1. Asy Seikh Datul Kahfi / Syekh Nurjati / Maulana Idhofi Mahdi (Ki Samadullah)
14.4. Syarif Sulaiman
gelar: Raja Baghdad
Orang Tua
 
== 3 ==
2. Syekh Abdurakhim
gelar: Pangeran Kejaksan
== 3 ==
Anak-anak
14.1.1.1. Panembahan Maulana Hasanuddin
lahir: 1478, Cirebon
perkawinan: 3.4.1.1.3. Ratu Ayu Kirana
gelar: 1552 - 1570, Sultan Banten I
wafat: 1570, Banten
Anak-anak

Peralatan pribadi
Bahasa lain