11. Sayyid Syarif Ibrahim Asmarakandi b. 1325
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Al Husaini |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | 11. Sayyid Syarif Ibrahim Asmarakandi |
Nama lainnya | Ibrahim Asmoro |
Orang Tua
♂ 1. Sayyid Syarif *Makdhum Jamaluddin Akbar/ Jumadil Kubro* ? (Al Husaini) [Al Husaini] b. ~ 1310 d. ~ 1453 |
Momen penting
1325 lahir: Samarkand, Uzbekistan
kelahiran anak: ♀ 11.4. Syarifah Siti Zainab [Azmatkhan]
kelahiran anak: ♀ Nyai Retna Rasajati [Akbar]
kelahiran anak: ♂ 11.2. Sayyid Syeikh Maulana Ishaq Al-Maghribi [As-Samarakandi]
kelahiran anak: ♂ 11.3. Maullana Ali Murtadho / Raden Santri [Azmatkhan]
kelahiran anak: ♀ Dewi Endang Sasmita Puri Syarifah Siti Zainab [Azmatkhan]
perkawinan: ♀ Dewi Candrawulan [Champa]
1401 kelahiran anak: Champa, ♂ Sayyid Syarif Raden Ali Ahmad Rahmatullah / Sunan Ampel Raden Rahmat (Maulana Rahmatullah/Ali Rakhmatullah) [Al Husaini] b. 1401 d. 1481
Catatan-catatan
Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi*
Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi*, yang dikenal sebagai ayahanda Raden Ali Rahmatullah Sunan Ampel, makamnya terletak di Desa Gisikharo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Untuk mencapai makam itu, peziarah bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun umum melalui jalan utama yang membentang di pantai utara-Jalan Raya Daendels-dari arah Tuban ke timur jurusan Paciran-Sedayu-Gresik. Makam kuno yang banyak diziarahi umat Islam itu tidak jauh letaknya, di selatan jalan raya, sekitar 200 meter.
Silsilah Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi*
Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi* diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh kedua abad ke-14. Babad Tanah Jawi menyebut namanya dengan sebutan Makdum Brahim Asmara atau Maulana Ibrahim Asmara. Sebutan itu mengikuti pengucapan lidah Jawa dalam melafalkan as-Samarkandy, yang kemudian berubah menjadi Asmarakandi. Menurut Babad Cerbon, Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi* adalah putera Syaikh Karnen dan berasal dari negeri Tulen. Jika sumber data Babad Cerbon ini otentik, berarti Syaikh Ibrahim AsmarakDalam sejumlah kajian historiografi Jawa, tokoh Syaikh Ibrahim Asmarakandi acapkali disamakan dengan Syaikh Maulana Malik Ibrahim sehingga menimbulkan kerumitan dalam menelaah kisah hidup dan asal usul beserta silsilah keluarganya, yang sering pada penafian keberadaan Syaikh Ibrahim Asmarakandi sebagai tokoh sejarah. Padahal, situs makam dan gapura serta mihrab masjid yang berada dalam lindungan dinas purbakala menunjuk lokasi dan era yang beda dengan situs makam Maulana Malik Ibrahim.
Menurut Babad Ngampeldenta, Syaikh Ibrahim Asmarakandi yang dikenal dnegan sebutan Syaikh Molana adalah penyebar Islam di Negeri Champa, tepatnya di Gunung Sukasari. Syaikh Ibrahim Asmarakandi dikisahkan berhasil mengislamkan Raa Champa dan diambil menantu. Dari isteri puteri Raa Champa tersebut, Syaikh Ibrahim Asmarakandi memiliki putera bernama Raden Rahmat.
Di dalam Babad Risakipun Majapahit dan Serat Walisana Babadipun Parawali, Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi* dikisahkan datang ke Champa untuk berdakwah dan berhasil mengislamkan raja serta menikahi puteri raja tersebut.andi bukan penduduk asli Samarkand, melainkan seorang migran yang orang tuanya pindah ke Samarkand, karena negeri Tulen yang dimaksud menunjuk pada nama wilayah Tyulen, kepulauan kecil yang terletak di tepi timur Laut Kaspia yang masuk wilayah Kazakhtan, tepatnya di arah Barat Laut Samarkand.
Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi* juga dikisahkan merupakan ayah dari Raden Rahmat Sunan Ampel. Di dalam naskah Nagarakretabhumi sarga IV, Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi* disebut dengan nama Molana Ibrahim Akbar yang bergelar Syaikh Jatiswara. Seperti dalam sumber historiografi lain, dalam naskah Nagarakretabhumi, tokoh Molana Ibrahim Akbar disebut sebagai ayah dari Ali Musada (Ali Murtadho) dan Ali Rahmatullah, dua bersaudara yang kelak dikenal dengan sebutan Raja Pandhita dan Sunan Ampel.
Babad Tanah Jawi, Babad Risaking Majapahit, dan Babad Cirebon menuturkan bahwa sewaktu Ibrahim Asmara tinggal di Gunung Sukasari dan menyebarkan agama Islam kepada penduduk Champa murka dan memerintahkan untuk membunuh Ibrahim Asmara beserta semua orang yang sudah memeluk Islam. Namun, usaha raja itu gagal, karena ia keburu meninggal sebelum berhasil menumpas Ibrahim Asmara dan orang-orang Champa yang memeluk Islam. Raja yang menggantikan raja lama, diajak memeluk Islam dan ternyata berkenan. Bahkan, Ibrahim Asmara kemudian menikahi Dewi Candrawulan, puteri Raja Champa tersebut. Dari pernikahan itulah lahir Ali Murtolo (Ali Murtahdo) dan Ali Rahmatullah yang kelak menjadi Raja Pandhita dan Sunan Ampel.
Awal Mula Kedatangan Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi*
Menurut urutan kronologi waktu, Sayyid Syarif *Ibrahim Asmarakandi* diperkirakan datang ke Jawa pada sekitar tahun 1362 J/ 1440 M, bersama dua orang putra dan seorang kemenakannya serta sejumlah kerabat, dengan tujuan menghadap Raja Majapahit yang menikahi adik istrinya, yaitu Dewi Darawati. Sebelum ke Jawa, rombongan Ibrahim as-Samarakand singgah dulu di Palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Adipati Palembang, Arya Damar. Setelah berhasil meng-Islam-kan Adipati Palembang, Arya Damar (yang namanya diganti menjadi Ario Abdillah) dan keluarganya, Syaikh Ibrahim as-Smarakand beserta putera dan kemenakannya melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa. Rombongan mendarat di sebelah timur bandar Tuban yang disebut Gisik (sekarang desa Gisikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban).
[sunting] Sumber-sumber
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
perkawinan: ♂ 1. Sayyid Syarif *Makdhum Jamaluddin Akbar/ Jumadil Kubro* ? (Al Husaini)
perkawinan:
CONF: Datang Ke Jawa tahun 1404
imigrasi: WISATA ZIARAH KE SYEKH MAULANA MAGHRIBI PARANGTRITIS
perkawinan:
perkawinan: ♀ 4.3.1.2. Dewi Rasa Wulan-Cloning1
wafat: 1419, Desa Gapurosukolilo-Kota Gresik-Jawa Timur
perkawinan:
perkawinan:
gelar: 1432 - 1467, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II
penguburan: Pemakaman Gunung Santri - Cilegon - Banten
gelar: 1453, Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra
wafat: 1591, Wajo, Sulawesi Selatan
perkawinan: ♀ Dewi Murdaningrum (Selir-1)
perkawinan: ♀ Isteri Ponorogo (Selir-2)
perkawinan: ♀ Ratu Dwarawati / Dewi Amarawati Permaisuri Dewi Murdaningrum
perkawinan: ♀ Endang Sasmitapura
perkawinan: ♀ 11.4. Syarifah Siti Zainab
perkawinan: ♀ Siu Ban Ci / Wandan Sari
perkawinan: ♀ 11.4. Syarifah Siti Zainab
gelar: 1468 - 1478, Majapahit, Prabu Majapahit XI bergelar Brawijaya V
wafat: 1478
perkawinan: ♀ Nyi Mas Endang Geulis / Nyi Mas Endang Ayu
perkawinan: ♀ Nyai Retna Rasajati
perkawinan: ♀ Nyai Retna Riris / Nyai Kencana Larang
gelar: < 1479, Sultan Cirebon I
perkawinan: ♀ 11.1.5. Raden Siti Murtasimah / Asyiqah
perkawinan: ♀ Puteri Bupati Jipang Panolan
perkawinan: ♀ Putri dari Randu Sanga
gelar: 1475 - 1518, Demak, Sultan Bintoro Demak I bergelar Sultan Syah Alam Akbar Al Fattah
wafat: 1518, Demak
perkawinan: ♀ 11.1.9. Raden Siti Syafiah / Siti Hafsah
perkawinan: ♀ 4.1.1.9. Dewi Sarokah
perkawinan: ♀ Nyai Zaenab Binti Syekh Siti Jenar
perkawinan: ♀ 11.2.2. Dewi Sarah
perkawinan: ♀ Wandan Kuning
perkawinan: ♀ Siu Ban Ci / Wandan Sari
perkawinan: ♀ Puteri Sandang Biduk ? (Demang Lebar Daun)
gelar: 1445 - 1486, Palembang, Raja Palembang