Kanjeng Sultan Hadiwijaya / Sultan Hadiwijoyo (Mas Karebet) d. ~ 1582
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Pajang |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Kanjeng Sultan Hadiwijaya / Sultan Hadiwijoyo |
Nama belakang lainnya | Mas Karebet |
Nama lainnya | Jaka Tingkir / Sri Baginda Datuk Palembang |
Orang Tua |
Momen penting
kelahiran anak: ♀ Ratu Mas Banten [Sultan Hadiwijaya]
kelahiran anak: ♀ Ratu Mas Adipati [Surabaya] [Sultan Hadiwijaya]
kelahiran anak: ♀ Ratu Mas Kumelut [Sultan Hadiwijaya]
kelahiran anak: ♀ Ratu Mas Japara [Sultan Hadiwijaya]
kelahiran anak: ♂ Pangeran Sindusena / Kanjeng Pangeran Tumenggung Sindusena (Kanjeng Pangeran Haryo Sindusono) [Sultan Hadiwijaya]
kelahiran anak: ♂ Sumoningrat [?]
kelahiran anak: ♂ Ki Bimotjili [Hadiwidjoyo]
kelahiran anak: ♂ Raden Arya Tambakbaya [Sultan Hadiwijaya]
kelahiran anak: ♂ Kanjeng Pangeran Haryo Sindusono [Joko Tingkir]
kelahiran anak: ♂ Pangeran Benawa / Sultan Prabuwijaya (AbdulHalim) [Sultan Hadiwijaya] d. 1587
kelahiran anak: ♂ Pangeran Aryo Benowo / Abdulhalim [Pajang]
kelahiran anak: ♀ Ratu Pembayun [Sultan Hadiwijaya]
kelahiran anak: ♀ Putri (no 13) [?]
perkawinan: ♀ Raden Rara Wuragil / R Ajeng Sukartijah [Adipati Wirahutama IV - Wirasaba Yogjakarta]
perkawinan: ♀ 3.4.1.1.2. Ratu Mas Cempaka [Demak]
perkawinan: ♀ Raden Rara Wuragil / R Ajeng Sukartijah [Adipati Wirahutama IV - Wirasaba Yogjakarta]
perkawinan: ♀ 3.4.1.1.2. Ratu Mas Cempaka [Demak]
~ 1582 wafat:
Catatan-catatan
Joko Tingkir bukanlah nama lahir melainkan gelar atau sebutan yang diberikan ketika Muhammad Hadi masih berusia muda. Menurut banyak pendapat, kata "Joko" atau "Jaka" dalam bahasa Jawa berarti "pemuda" dan kata "Tingkir" berasal dari nama daerah Tingkir. Dengan demikian nama "Joko Tingkir" bukanlah nama lahir, melainkan sebuah gelar atau sebutan yang diberikan untuk mewakili sosoknya. Beliau (Muhammad Hadi) memiliki banyak sekali gelar yang mayoritas berasal dari gelar yang diberikan kepada beliau oleh masyarakat sebagai bentuk-bentuk pengakuan, sehubungan dengan status beliau di dalam tatanan sosial kemasyarakatan sebagai seorang ulama, sultan, cendekiawan, saudagar, dan juga pejuang.
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
CONF: Datang Ke Jawa tahun 1404
imigrasi: WISATA ZIARAH KE SYEKH MAULANA MAGHRIBI PARANGTRITIS
perkawinan:
perkawinan: ♀ 4.3.1.2. Dewi Rasa Wulan-Cloning1
wafat: 1419, Desa Gapurosukolilo-Kota Gresik-Jawa Timur
perkawinan:
perkawinan:
gelar: 1432 - 1467, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II
penguburan: Pemakaman Gunung Santri - Cilegon - Banten
gelar: 1453, Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra
wafat: 1591, Wajo, Sulawesi Selatan
perkawinan: ♂ Kanjeng Sultan Hadiwijaya / Sultan Hadiwijoyo (Mas Karebet)
perkawinan: ♂ Kanjeng Sultan Hadiwijaya / Sultan Hadiwijoyo (Mas Karebet)
perkawinan: ♀ Ratu Pembayun
gelar: 1583 - 1586, Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Ngawantipura
perkawinan: ♀ Ratu Pembayun
gelar: 1570 - 1649, Sultan Cirebon IV (1568-1649)
perkawinan: ♀ Ratu Mas Banten
gelar: 1601 - 1613, Mataram, Patih Kesultanan Mataram
wafat: 1615
perkawinan: ♀ Ratu Tulungayu
perkawinan:
gelar: 1601 - 1613, Kota Gede, Mataram, Sultan Mataram Ke 2 bergelar Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram
wafat: 1613
gelar: 1613, "Anumerta Panembahan Seda ing Krapyak"
gelar: Surabaya, Pangeran Lanang Dangiran / Kyai Ageng Brondong sebagai PANCER = yaitu Leluhur/nenek moyang Trah Kasepuhan & Kanoman Surabaya / sebagai cikal bakal / pakem Sejarah Kasepuan – Kanoman Surabaya, atau Level 1 = Putera ke 2 Pangeran Kedawung ;
perkawinan: ♀ Nyai Ageng Brondong
wafat: 1638