Ki Juru Martani / Adipati Mandaraka (Mondoroko I) d. 1615
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Brawijaya |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Ki Juru Martani / Adipati Mandaraka |
Nama belakang lainnya | Mondoroko I |
Nama lainnya | Ki Ageng Mandaraka |
Orang Tua |
Momen penting
lahir: Versi 1 : http://www.jatiningjati.com/2009/08/akan-banyak-orang-yang-tidak-percaya.html Versi 2 : http://kincho-ngerang.blogspot.com/ Versi 3 : http://kiagengmandaraka.blogspot.com/2011/06/saya-pengagum-beliau.html
kelahiran anak: ♂ Penembahan Juru Mayem / Kyai Juru Kiting [Sunan Giri]
kelahiran anak: ♂ Adipati Jagabaya Banten [Juru Martani]
kelahiran anak: ♂ Pangeran Mandura [Brawijaya]
perkawinan: ♀ Ratu Mas Banten [Sultan Hadiwijaya]
1601 - 1613 gelar: Mataram, Patih Kesultanan Mataram
1615 wafat:
Catatan-catatan
ASAL-USUL KI JURU MARTANI
Disarikan oleh : RE. Suhendar Diponegoro
Terdapat 2 versi mengenai asal-usul Ki Juru Martani :
- 1. Versi Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Juru_Martani) dengan sumber referensi :
- 1.Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
- 2.Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
- 3.H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
- 4.Hayati dkk. 2000. Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional **5.Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional
- 6.M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
- 7.Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius
Silsilahnya sebagai berikut :
Ki Juru Martani adalah putra Ki Ageng Saba atau Ki Ageng Madepandan, putra Sunan Kedul, putra Sunan Giri anggota Walisanga pendiri Giri Kedaton. Ibunya adalah putri dari Ki Ageng Sela, yang masih keturunan Brawijaya raja terakhir Majapahit (versi babad).
Juru Martani memiliki adik perempuan bernama Nyai Sabinah yang menikah dengan Ki Ageng Pamanahan, putra Ki Ageng Ngenis, putra Ki Ageng Sela. Dengan demikian, Ki Ageng Pemanahan adalah adik sepupu sekaligus ipar Juru Martani.
Juru Martani memiliki beberapa orang anak yang menjadi bangsawan pada zaman Kesultanan Mataram, antara lain Pangeran Mandura dan Pangeran Juru Kiting.
Pangeran Mandura berputra Pangeran Mandurareja dan Pangeran Upasanta. Mandurareja pernah mencoba berkhianat pada pemerintahan Sultan Agung tapi batal. Ia kemudian ikut menyerang Batavia yahun 1628 dan dihukum mati di sana bersama para panglima lainnya karena kekalahannya. Sementara itu Upasanta diangkat menjadi bupati Batang. Putrinya dinikahi Sultan Agung sebagai selir, yang kemudian melahirkan Amangkurat I.
- 2. Versi tulisan Ulil Ahbab 17 Februari 2010 (http://kincho-ngerang.blogspot.com/), sumber referensinya adalah :
- 1.RT. Hamaminatadipura, “Babad Karaton Mataram”.
- 2.Soeprapto, “Riwayat Keraton Surakarta”.
- 3.Umar Hasyim, “Sunan Muria Antara fakta dan Legenda”.
- 4.M. Puspopranoto, “Riwayat Negeri pati”.
- 5.Ahmadi, S.Pd.” Sejarah Pati”.
- 6.Sholikhin Salim, “Sekitar Walisongo”.
- 7.A.M. Nurtjahyo, “Cerita Rakyat Sekitar Walisongo”.
- 8.K.H. Mustofa Bisri, “Tarikhul Auliya”.
- 9.Praba Hapsara dan Eva Banowati, “Kisah – Kisah Lama dari Pati”.
- 10.Endar Wisnu Mulyani, ”Kejayaan Bangsa di jaman”. Kerajaan.
- 11.Ahnan M.H. dan Ustad Maftuh Ahnan, 1994. “Serpihan Mutiara Kisah walisongo. Anugerah, Surabaya”.
- 12.Graff. DR.H. J. de. 1987. “Awal Kebangkitan Mataram”. Pt. Pustaka grafitti. Jakarta
- 13.Wirya Panitra, 1993.” Babad Tanah Jawi”, Dahara Prize Semarang.
- 14.Moedjanto, 1987. ”Konsep Kekuasaan Jawa”, Jakarta.
- 15.………. Himpunan Sejarahing Nata Tanah Jawi.
Silsilahnya sebagai berikut :
Sekitar tahun 1468 – 1478 M. ada seorang Prabu Kertabumi yang bertahta, raja Brawijaya V. kerajaan Majapahit yang menikah dengan seorang putri yang bernama Dewi Wandan Kuning. Atas pernikahan itu menurunkan putra bernama Raden Bondan Kejawan, Lembu Peteng. Dan dari perkawinan Raden Bondan Kejawan dan Dewi Nawangsih yang menjadi putri Ki Ageng Jaka Tarub dan Nawangwulan. Pernikahan Raden Bondan Kejawan dan Dewi Nawangsih mempunyai tiga orang Putra yaitu :
- 1.Ki Ageng Wanasaba
- 2.Ki Ageng Getas Pendawa dan
- 3.Nyai Ageng Ngerang / Roro Kasihan
1. Ki Ageng Wanasaba, yang nama aslinya adalah Kyai Ageng Ngabdullah merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah yang bernama kabupaten Wonosobo, tepatnya di desa Plobangan Selo merto[9].
Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang Pemimpin yang yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga dengan julukan Ki Ageng Dukuh, akan tetapi desa Plobangan lebih dikenal dengan Ki wanu / Ki wanusebo. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek daerah Wanasaba tersebut terpengaruh oleh dialek Banyumas.
Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai waliyullah, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus menyiarkan agama Islam. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit dan merupakan putra Raden Bondan Kejawan, Lembu Peten , putra Brawijaya V yang menikah dengan Nawangsih, dan Nawangsih sendiri putri dari Ki jaka Tarub yang menikah dengan Dewi Nawang wulan ( epos Jaka Tarub ).
Ki Ageng Wanasaba mempunyai Putra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari Ki Ageng Pandanaran. Pangeran Made Pandan mempunyai putra Ki Ageng Pakiringan yang mempunyai istri bernama Rara Janten. Dari pasangan ini mempunyai empat Putra yaitu Nyai Ageng Laweh, Nyai Ageng Manggar, Putri dan Ki juru Mertani.
[sunting] Sumber-sumber
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu