Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan I

Dari Rodovid ID

Orang:818536
Langsung ke: panduan arah, cari
Marga (saat dilahirkan) Brawijaya
Jenis Kelamin Pria
Nama lengkap (saat dilahirkan) Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan I
Orang Tua

1. Ki Ageng Wonosobo /Syeh Ngabdullah [Brawijaya]

Momen penting

lahir: Versi 1 : http://www.jatiningjati.com/2009/08/akan-banyak-orang-yang-tidak-percaya.html Versi 2 : http://kincho-ngerang.blogspot.com/ Versi 3 : http://kiagengmandaraka.blogspot.com/2011/06/saya-pengagum-beliau.html

kelahiran anak: Ki Ageng Saba [Brawijaya]

perkawinan: 3.4.1.1.4. Ratu Mas Mantingan [Demak]

Catatan-catatan

KI AGENG WONOSOBO ; CIKAL RAJA-RAJA MATARAM ISLAM

Akan banyak orang yang tidak percaya bahwa Trah Raja Mataram Islam bermula dari sebuah daerah yang bernama Kabupaten Wonosobo tepatnya di Desa Plobangan Kecamatan Selomerto. Di sanalah Situs Makam Ki Ageng Wonosobo berada yang saat ini menjadi salah satu Obyek Wisata Ritual Kabupaten Wonosobo. Lepas dari pro kontra siapa sebenarnya Ki Ageng Wonosobo ini namun yang jelas nama beliau yang sama dengan Kabupaten Wonosobo menunjukkan bahwa di wilayah Wonosobo pada abad 14 M telah ada kehidupan sosial kemasyarakatan.

Ki Ageng Wonosobo dikenal pula dengan nama Ki Ageng Dukuh, sedangkan di Desa Plobangan lebih dikenal dengan nama Ki Wanu atau Ki Wanuseba. Menurut saya perbedaan nama ini lebih cenderung disebabkan dialek daerah tersebut terpengaruhi oleh dialek Banyumas.

Siapa Ki Ageng Wonosobo atau Ki Ageng Dukuh ini? Beliau merupakan cucu dari Prabu Brawijaya V Raja Majapahit terakhir dan merupakan putra dari Raden Bondan Kejawen (Lembu Peteng) putra Brawijaya V yang menikah dengan Nawangsih. Nawangsih sendiri adalah putri dari Ki Joko Tarub yang menikah dengan Dewi Nawangwulan (epos Joko Tarub). Secara trah keturunan, Ki Ageng Wonosobo masih Sayid atau keturunan Nabi Muhammad SAW karena Ki Joko Tarub adalah putra dari Maulana Malik Ibrahim yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dari Trah Hendramaut.

Dalam hubungannya dengan berdirinya Mataram Islam, Ki Ageng Wonosobo berputra Pangeran Made Pandan yang dibeberapa literatur yang saya baca merupakan nama lain dari Ki Ageng Pandanaran pendiri Kota Semarang pada era Demak Bintoro. Pangeran Made Pandan berputra Ki Ageng Saba. Ki Ageng Saba ini ada kemiripan dengan Ki Ageng Wonosobo namun tidak jelas apakah keberadaan Ki Ageng Saba ada kaitannya dengan Wonosobo tempo dulu.

Selanjutnya, Ki Ageng Sobo mempunyai seorang putri yang menikah dengan Ki Ageng Pemanahan yaitu Nyi Ageng Pemanahan yang merupakan Ibu dari Sutowijoyo atau lebih dikenal dengan Panembahan Senopati ing Alogo Syekh Sayyidina Pranoto Gomo (Panembahan Loring Pasar ? )pendiri Kerajaan Mataram Islam di Kota Gede Yogyakarta. Dari Penembahan Senopati ini turunlah trah Ki Ageng Wonosobo menjadi raja-raja Mataram Islam sampai dengan era Kasunan, Ngayogyakrto Hadiningrat, dan Mangkunegaran sekarang ini.

Situs makam beliau saat ini telah dipugar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan dijaga dengan baik oleh warga sekitar. Lokasi Situs makam ini sangat dihormati oleh masyarakat dikarenakan Ki Ageng Wonosobo merupakan tokoh penyebar Agama Islam dan sekaligus cikal dari Desa Plobangan Selomerto. Di sekitar makam Ki Ageng Wonosobo terdapat tiga makam kuno lain yang dipagar. Kono ketiga makam ini juga para pendahulu yang merupakan Ulama di era yang sejaman dengan Ki Ageng Wonosobo. Salah satunya adalah Kyai Chotik yang makamnya berada di bawah pohon beringin yang sangat tua dan besar. Diameter pohon beringin ini sekitar 4 meter (mengingatkan saya dengan pohon beringin di Ibu Kota Mataram Kota Gede Jogja) dan makam Kyai Chotik dikelilingi oleh akar pohon beringin tersebut. Makam Kyai Chotik sendiri hanya berjarak kurang lebih 10 meter dari Makam Ki Ageng Wonosobo.

Keberadaan situs Ki Ageng Wonosobo ini semakin menguatkan bahwa pada abad 14 M , Wonosobo sudah mempunyai peran yang cukup penting dalam pengembangan Agama Islam sekaligus mungkin sudah mempunyai pemerintahan di tingkat kecil (mungkin pedukuhan). Yang jelas ketepatan sejarah dari Ki Ageng Wonosobo yang dimakamkan di Desa Plobangan Kecamatan Selomerto ini perlu ditelaah lagi dengan seksama namun beberapa waktu lalu konon pihak Keraton Jogjakarta sudah memasukkan makam ini dalam salah satu situs Punden Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat. Wallahu Alam (ditulis oleh Bimo Jatiningjati: http://www.jatiningjati.com/2009/08/akan-banyak-orang-yang-tidak-percaya.html)


Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Kakek-nenek
13. Raden Patah / Panembahan Jin Bun (Raden Praba)
lahir: 1455, Palembang
perkawinan: 11.1.5. Raden Siti Murtasimah / Asyiqah
perkawinan: Puteri Bupati Jipang Panolan
perkawinan: Putri dari Randu Sanga
gelar: 1475 - 1518, Demak, Sultan Bintoro Demak I bergelar Sultan Syah Alam Akbar Al Fattah
wafat: 1518, Demak
21. Bathara Katong / Lembu Kanigoro (Raden Joko Piturun)
perkawinan: Niken Gandhini
gelar: 11 Agustus 1496, Ponorogo, Adipati Ponorogo I
3.4.2. Raden Kusen / Pangeran Pamalekaran (Arya Abdillah)
gelar: Adipati Terung, Adipati Terung / Bupati Teterung
17. Puteri Hadi / Putri Ratna Marsandi
lahir: anak No 17 dari Bhre Kertabhumi ( Brawidjaja V ), suami dari Juru Paniti
perkawinan: Juru Paniti
11. Raden Sudjana / Lembu Niroto
gelar: Adipati Blambangan
Raden Jaka Dhalak
lahir: Diputus : 25677
Hario Dewa Ketul
pekerjaan: Bali, Adipati di Bali
Raden Jaka Lawu
wafat: Java, Indonesia, Mount Lawu
14. R. Bondan Kejawan / Ki Ageng Tarub III (Ki Lembu Peteng)
lahir: Anak No.14 dari Brawijaya V Jurumertani sudah pada waktunya untuk mengirim Pajak Hasil Bhumi ke Kerajaan, dalam perjalanannya di ikuti oleh Bondan, yang tidak diketahui Jurumertani, Sesampainya di Kerajaan menyerahkan Pajakhasil Bumi, kemudian menghadap sang Prabu, Namun mendadak terdengan suara Gong Berbunyi, mengejutkan Sang Prabu dan seluruh isi kerajaan termasuk Jurumertani, setelah dikejar tertangkaplah seorang anak "Bondan", dan diserahkan pada sang Prabu, melihat kejadian itu Jurumertani terbelalak KAGET, dan menghampiri Prabu sambil berbisik Itu adalah Putera-sang Prabu. Sang Prabu menatap wajah si Bondan dengan seksama, kemudian penasehat spirituil Kerajaan menhampiri Sang Prabu berkata, Anak turun dari Anak itu (Bondan) akan menjadi Raja-raja ditanah jawa
lahir: Petilasan Makam dari Bondan Kejawan ada : 3 Tempat yaitu : 1. Desa Taruban-Purwodadi, dari kota Purwodadi ke arah Blora Km 13 ada perempatan belok Kanan 2km ada Situs yang dikelola oleh Kasunanan Surakarto, dsisin ada makam Ki Ageng Tarub I, dan R Bondan Kejawan ( Ki Ageng Tarub II) 2. 1 Km dari sini ( Ds Taruban ) arah ke perempatan ada Tandingan seolah-olah Makam Bondan Kejawan 3. Sebelah barat Kota Yogya ( Jl Wates dkt SPBU) ada dusun Kejawen disana ada makan Bondan Kejawan Pahlawan Majapahit
perkawinan: 1.3.1. Dewi Retno Nawangsih
perkawinan:
perkawinan: 1.3.1. Dewi Retno Nawangsih
Kakek-nenek
Orang Tua
1. Ki Ageng Wonosobo /Syeh Ngabdullah
wafat: Plobangan-Selomerto-Wonosobo
Orang Tua
 
== 3 ==
11.2.1.2.3. Nyai Made Pandan
lahir: DIPUTUS AYAHNYA : 850721
Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan I
lahir: Versi 1 : http://www.jatiningjati.com/2009/08/akan-banyak-orang-yang-tidak-percaya.html Versi 2 : http://kincho-ngerang.blogspot.com/ Versi 3 : http://kiagengmandaraka.blogspot.com/2011/06/saya-pengagum-beliau.html
perkawinan: 3.4.1.1.4. Ratu Mas Mantingan
== 3 ==
Anak-anak
Anak-anak
Cucu-cucu
Ki Ageng Pemanahan / Bagus Kacung (Kyai Gede Mataram)
lahir: 1501, Sultan Trenggana wafat 1546, Panembahan Senapati turut serta dalam Sayembara menangkap Arya Panangsang dalam usia sekitar 18 tahun, Senapati lahir (1546-18+2=1530) pada tahun 1530. Pemanahan lahir (1530-29=1501) pada tahun 1501
perkawinan: Nyai Ageng Pamanahan / Nyai Sabinah
pekerjaan: tahun 1556 Ki Ageng Pemanahan di beri hadiah tanah di daerah MATARAM yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yg kini sudah menjadi hutan. Di tanah inilah Ki Ageng Pemanahan mulai menata struktur kerajaan baru yg pada saat berdirinya dimulai oleh putranya yaitu Panembahan Senopati.
wafat: 1575?, Mataram, Yogyakarta
Cucu-cucu

Peralatan pribadi
Bahasa lain