Arya Pangiri / Sultan Ngawantipura

Dari Rodovid ID

Orang:332039
Langsung ke: panduan arah, cari
Marga (saat dilahirkan) Demak
Jenis Kelamin Pria
Nama lengkap (saat dilahirkan) Arya Pangiri / Sultan Ngawantipura
Nama lainnya Syech Nurhamid
Orang Tua

3. Sunan Prawoto / Panembahan Prawoto I (Sultan Mukmin) [Brawijaya V] d. 1549

Halaman-wiki [[1]]
[1][2]

Momen penting

perkawinan: Ratu Pembayun [Pajang]

1583 - 1586 gelar: Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Ngawantipura

Catatan-catatan

Arya Pangiri adalah adipati Demak yang berhasil menjadi raja kedua Kesultanan Pajang, yang memerintah tahun 1583-1586 bergelar Sultan Ngawantipura. [[Asal-Usul]] Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak, yang tewas dibunuh Arya Penangsang tahun 1549. Ia kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu Kalinyamat di Jepara.

Arya Penangsang kemudian tewas oleh sayembara yang diadakan Hadiwijaya bupati Pajang. Sejak itu, Pajang menjadi kerajaan berdaulat di mana Demak sebagai bawahannya.

Setelah dewasa, Arya Pangiri dinikahkan dengan Ratu Pembayun, putri tertua Sultan Hadiwijaya dan dijadikan sebagai bupati Demak.

[sunting] Arya Pangiri Sebagai Bupati Demak Kerajaan Aceh mencatat Arya Pangiri sebagai seorang bupati yang mudah curiga. Pada tahun 1564 Sultan Ali Riayat Syah raja Aceh mengirim utusan meminta bantuan Demak untuk bersama mengusir Portugis dari Malaka. Tapi Arya Pangiri justru membunuh utusan tersebut. Akhirnya pada tahun 1567 Aceh tetap menyerang Malaka tanpa bantuan Jawa. Serangan itu gagal walaupun memakai meriam hadiah dari sultan Turki.

Arya Pangiri Merebut Pajang Sepeninggal Sultan Hadiwijaya akhir tahun 1582 terjadi permasalahan takhta di Pajang. Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan Arya Pangiri dengan dukungan Sunan Kudus. Alasan Sunan Kudus adalah usia Pangeran Benawa lebih muda daripada istri Pangiri, sehingga tidak pantas menjadi raja.

Pangeran Benawa yang berhati lembut merelakan takhta Pajang dikuasai Arya Pangiri sedangkan ia sendiri kemudian menjadi bupati Jipang Panolan (bekas negeri Arya Penangsang).

Tokoh Sunan Kudus yang diberitakan Babad Tanah Jawi perlu dikoreksi, karena Sunan Kudus sendiri sudah meninggal tahun 1550. Mungkin tokoh yang mendukung Arya Pangiri tersebut adalah penggantinya, yaitu Panembahan Kudus, atau mungkin Pangeran Kudus.

Pemerintahan Arya Pangiri Arya Pangiri menjadi raja Pajang sejak awal tahun 1583 bergelar Sultan Ngawantipura. Ia dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram daripada menciptakan kesejahteraan rakyatnya.

Arya Pangiri melanggar wasiat mertuanya (Hadiwijaya) supaya tidak membenci Sutawijaya. Ia bahkan membentuk pasukan yang terdiri atas orang-orang bayaran dari Bali, Bugis, dan Makassar untuk menyerbu Mataram.

Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang mengabdi pada Pangeran Benawa.

Kekalahan Arya Pangiri Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya di Mataram. Kedua saudara angkat itu berunding di desa Weru. Akhirnya diambilah keputusan untuk menyerbu Pajang.

Gabungan pasukan Mataram dan Jipang berangkat untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhtanya. Perang terjadi di kota Pajang. Pasukan Arya Pangiri yang terdiri atas 300 orang Pajang, 2000 orang Demak, dan 400 orang seberang dapat ditaklukkan. Arya Pangiri sendiri tertangkap dan diampuni nyawanya atas permohonan Ratu Pembayun, istrinya.

Sutawijaya mengembalikan Arya Pangiri ke Demak, serta mengangkat Pangeran Benawa sebagai raja baru di Pajang.

[sunting] Sumber-sumber

  1. Kepustakaan - Andjar Any. 1979. Rahasia Ramalan Jayabaya, Ranggawarsita & Sabdopalon. Semarang: Aneka Ilmu Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Hayati dkk. 2000. Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
  2. Dokumen Silsilah Keluarga - Silsilah keluarga K.H. Ahmad Yazid, Tulungrejo, Pare, Kediri


Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Kakek-nenek
Pangeran Sabrang Lor / Dipati Unus (Raden Surya)
gelar: 1518, Sultan Demak II
wafat: 1521
3.4.1.1. Pangeran Hadipati Trenggono
lahir: 1521
gelar: < 1546, Demak, Sultan Demak III bergelar Sultan Alam Akbar III
wafat: 1548
2. Sultan Trenggono / Sultan Alam Akbar III Demak Bintoro
lahir: 1483?
perkawinan:
perkawinan: 4.3.1.1.4. Kanjeng Ratu Pembayun
perkawinan: Puteri Kyai Ageng Malaka
gelar: 1521 - 1546, Demak Bintara, Sultan Demak III
wafat: 1546, Panarukan, Berita kematian Sultan Trenggana ditemukan dalam catatan seorang Portugis bernama Fernandez Mendez Pinto.
Kakek-nenek
Orang Tua
3.4.1.1.3. Sunan Prawoto I
gelar: 1546 - 1549, Demak
wafat: 1549, Demak
5. Retna Kencana / Ratu Mas Kalinyamat
lahir: 1514, Demak Bintoro
perkawinan: Pangeran Kalinyamat / Sultan Hadirin (Pangeran Tanduran / Tji BinTang)
gelar: 10 April 1527 - 1536, Jepara, Kanjeng Ratu Kalinyamat
wafat: 1579, Jepara, Dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan.
9. Pangeran Timur / Pangeran Mas Kumambang (Rangga Jumena)
gelar: Panembahan Mas -
pekerjaan: 18 Juli 1568 - 1586, Bupati Madiun Ke 1, Hari jadi Kabupaten Madiun
3.4.1.1.5. Ratu Mas Kalinyamat
wafat: 1579, Mantingan
3. Sunan Prawoto / Panembahan Prawoto I (Sultan Mukmin)
perkawinan:
gelar: 1546 - 1549, Demak Bintoro, Sultan Demak IV
wafat: 1549, Demak Bintoro
Orang Tua
 
== 3 ==
Arya Pangiri / Sultan Ngawantipura
perkawinan: Ratu Pembayun
gelar: 1583 - 1586, Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Ngawantipura
== 3 ==

Peralatan pribadi