6. RA. Karta Nata Negara (Aom Entjan)

Dari Rodovid ID

Orang:1012892
Langsung ke: panduan arah, cari
LAMBANG           KABUPATEN  LEBAK
LAMBANG KABUPATEN LEBAK
Marga (saat dilahirkan) Wiratanudatar
Jenis Kelamin Pria
Nama lengkap (saat dilahirkan) 6. RA. Karta Nata Negara (Aom Entjan)
Orang Tua

5. Ratu Syarifah [Kasultanan Banten] b. ~ 1725

9. H Rd Muhammad Thohir (Auliya Thohir Al Bughuri) [Wiratanudatar] b. 1765c bur. 1849

[1][2][3]

Momen penting

kelahiran anak: 2. Nyi Rd Enur [Wiratanudatar]

kelahiran anak: 1. H Rd Bujeh [Wiratanudatar]

perkawinan: 4. Nyi Rd. Mojanagara (Dalem Istri Lebak) [Wiratanudatar]

1 November 1837 - 1865 gelar: Bupati Lebak (Rangkasbitung) ke 2

Catatan-catatan

Catatan Admin : Endang Suhendar


SILSILAH RINGKAS dan PROFIL RA. KARTANAGARA

RA. KARTANEGARA, HOOFD REGENT LEBAK (1862-1870)

RADEN ADIPATI KARTANEGARA / KARTANATA NAGARA bin R.H. MUH TOHIR (Aulia Kampung Baru/Bogor)bin RA. Wiradiredja (Regent Bogor) bin RA. Wiradinata (Regent Bogor) bin Dalem Wiratanu II (Regent Tjiandjur ke II), Tarikolot Cianjur

RA. KARTANATANAGARA lahir dari pasangan Raden Haji Tohir, Penghulu Buitenzorg 1826-1849, buyut Raden Aria Wiramangala (Wiratanu II) dan Nyi Hj. Ratu Syarifah puteri bungsu Pangeran Sogiri bin Sultan Ageng Tirtayasa (Sultan Banten : 1651-1683). Ia lahir dan dibesarkan di Soekahati (Empang) Bogor bersama dengan 19 kakak beradik lainnya diantaranya adalah RA. Wiranata/Dalem Sepuh Bogor Bupati Buitenzorg 1815-1849, RH. Puradiredja, Demang Tjibinong (1841-1858), RTmg. Sastranegara, Bupati Purwakarta 1849-1854, RA. Prawiranata, Aria Patjet.

Ia dibesarkan keluarga dengan didikan agama Islam yang taat dan adat istiadat ningrat Sunda Pajajaran yang santun. Ia hidup bersama keluarga besar ningrat Cianjur (Wiratanu II) dan ningrat Banten (Pangeran Sogiri) yang menjadi pemimpin di wilayah bekas kerajaan Pajajaran yang bernama Kampung Baru alias Buitenzorg alias Bogor.

KARIER & PRESTASI

Raden Tumenggung (RT) Adipati Kartanata Nagara adalah Bupati Lebak kedua. Kartanata Nagara menjabat tahun 1830 hingga 1865. Sebelum menjadi bupati, pada 1829 Kartanata Nagara menjabat Demang di Jasinga, Kabupaten Bogor. Saat menjadi Demang, Kartanata Nagara mengalahkan pasukan Nyimas Gamparan yang menurut versi Pemerintah Hindia Belanda merupakan pengacau keamanan. Saat itu, pasukan Nyimas Gamparan mau masuk Lebak melalui jalur Cikande, Serang. Usaha Nyimas Gamparan berhasil dihadang oleh Kartanata Nagara. Berawal dari keberhasilan mengalahkan Nyimas Gamparan akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menganugerahi Kartanata untuk menjadi Bupati Lebak menggantikan Pangeran Senjaya di tahun 1830. Menurut cerita dari keturunan ke lima Kartanata Nagara, Raden Sari Wulan Kartanata Nagara, yang ditemui Radar Banten, Selasa (19/8), di kediamannya, Kartanata adalah bupati pertama yang membuka Rangkasbitung menjadi wilayah permukiman. Agar pusat pemerintahan Lebak dekat dengan karesidenan Banten di Serang, Kartanata membangun pendopo di daerah setempat. “Saat itu, Rangkasbitung adalah sebuah hutan belantara. Di tengah hutan belantara terdapat sekumpulan pohon bambu bitung liar dikelilingi rawa yang luas. Setelah daerah tersebut ditempati Kartanata Nagara, banyak warga yang turut bermukim di daerah tersebut,” ujar Sari Wulan yang menetap di Jalan Jalan Sunan Giri, Kampung Pasir Sukarayat, Kelurahaan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung. Menurut Sari Wulan, Kartanata Nagara menaruh perhatian besar terhadap kehidupan rakyat. Saat melihat rakyat mengalami kesusahan, Kartanata Nagara segera membantu. “Yang saya tahu, buyut saya itu (Kartanata Nagara, red) sangat dekat dengan rakyat,” ujarnya. Memasuki 1856 saat Kartanata Nagara masih menjadi bupati, Gubernur Jenderal Duymaer Van Twist menunjuk Edward Douwes Deker (Multatuli) sebagai Asisten Residen di Lebak. Menurut sumber yang didapatkan Radar Banten dari Iman Solehudin (cucu tiri) Raden Sari Wulan Kartanata Nagara, serta Hikmat Syadeli Budayawan Lebak, saat itu sempat terjadi kesalahpahaman antara Kartanata Nagara dan Multatuli. Kesalahpahaman dipicu saat Bupati Kartanata Nagara kedatangan tamu Bupati Cianjur, Jawa Barat. Untuk menjamu tamu, Kartanata Nagara memerintahkan rakyat gotong royong membersihkan lingkungan pendopo dan jalan setapak yang akan dilalui rombongan Bupati Cianjur. “Perintah gotong royong diartikan oleh Multatuli sebagai kerja paksa. Akhirnya Kartanata Nagara dilaporkan ke Residen Brest Van Kempen. Namun tuduhan kerja paksa tidak terbukti sehingga Kartanata Nagara tidak disanksi,” kata Iman yang diamini Hikmat. Lebak di bawah kepemimpinan Kartanata Nagara mengalami kemajuan. Meski sudah berbuat banyak untuk Lebak, namun nama Kartanata Nagara seperti dilupakan. (day/dilengkapi dari berbagai sumber)

DEWAN KOTA BANTAM 1836 (Almanak 1836)

DEWAN KOTA BANTAM 1836




DEWAN KOTA BANTAM 1865 (Almanak 1865)

DEWAN KOTA BANTAM 1865




[sunting] Sumber-sumber

  1. http://edwinoktarino72.blogspot.co.id/2012/10/new-world.html -
  2. Almanak_van_Nederlandsch_Indië_voor_het 1838 (p. 63/446) - Radin Tommongong Kerta Natta Nagara , regent van het zuider regen!‘ schap qf Lebak.
  3. http://jurnalfootage.net/v4/max-havelaar-mitos-belanda-yang-membuat-kita-terkecoh/ -


Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Kakek-nenek
1. Sultan Haji / Sayyid Abu Al Nashr 'Abdul Qahar
lahir: 1658c, (1631+27)
gelar: 1683 - 1687, Sultan Banten Ke VII
penguburan: Sedakingkin-Banten
2. Pangeran Purbaya
lahir: 1661
perkawinan: Raden Ayu Gusik Kusuma
wafat: 18 Maret 1732, (F. De Haan)
2. RT. Pandji / Natadiredja
gelar: 19 Desember 1749, Patih Kampoeng Baroe (Buitenzorg)
4. Ngabehi Raksatjandra (Reisz, Geschiedenis van Buitenzorg, p. 11)
gelar: 7 April 1752, Hoofd de negorij Bogor (Walikota)
1. RT. Wiradiredja
lahir: 1708c
gelar: 1758 - 1761, Bupati Bogor ke 7
Kakek-nenek
Orang Tua
1. Raden Entong
lahir: 1703c
5. Ratu Syarifah
lahir: ~ 1725, Cucu Sultan Ageng Tirtajasa Keponakan Sultan Hadji
perkawinan: 9. H Rd Muhammad Thohir (Auliya Thohir Al Bughuri)
9. H Rd Muhammad Thohir (Auliya Thohir Al Bughuri)
lahir: 1765c
perkawinan: 5. Ratu Syarifah
pekerjaan: 13 April 1826, Aulia / Penghulu Kampung Baru (Buitenzorg/Bogor)
penguburan: 1849, Empang, Bogor
Orang Tua
 
== 3 ==
2. RA. Wiranata / (Mbah Dalem Sepuh)
gelar: 17 April 1813, Raden Toemenggoeng
gelar: 1 September 1815, Adipati
pekerjaan: 1 November 1815 - 1849, Bupati Bogor ke 15 (1815-1849)
4. RH. Puradiredja/Suradiredja
pekerjaan: 1841 - 1857, Demang Tjibinong
8. H Rd Tumenggung Sastranegara
gelar: 1849 - 1854, Bupati Purwakarta
6. RA. Karta Nata Negara (Aom Entjan)
perkawinan: 4. Nyi Rd. Mojanagara (Dalem Istri Lebak)
gelar: 1 November 1837 - 1865, Bupati Lebak (Rangkasbitung) ke 2
== 3 ==
Anak-anak
1. RA. Mangkuwidjaja (Hoofd Djaksa & Hoofd Demang Bogor)
gelar: 23 Februari 1854 - 27 Maret 1866, Hoofd Djaksa Buitenzorg
gelar: 27 Juni 1865 - 27 Maret 1866, Hoofd Demang & Hoofd Djaksa Buitenzorg
gelar: 27 Maret 1866 - 30 Maret 1870, Hoofd Demang Buitenzorg (Bogor)
Anak-anak
Cucu-cucu
6. Rhm. Sjafi'ie (Penghulu Bogor)
pekerjaan: 24 Juni 1899 - 30 Januari 1911, Hoofd Panghoeloe Buitenzorg
10. RH. Sulaeman
pekerjaan: 8 Juni 1874 - 1882, Leden van Buitenzorg
Cucu-cucu

Peralatan pribadi