Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak (Ratu Mas Ayu Sakluh) d. 1653
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Cirebon |
Jenis Kelamin | Wanita |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak |
Nama belakang lainnya | Ratu Mas Ayu Sakluh |
Orang Tua
♂ 4.1.1.3.1. Pangeran Agung / Panembahan Ratu I (Pangeran Emas) [Gunung Jati II] |
Momen penting
kelahiran anak: ♂ 1. Raden Mas Sahwawrat / Pangeran Temenggong Pajang [Mataram]
perkawinan: ♂ 1. Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (Raden Mas Rangsang) [Mataram] b. 1593 d. 1645
24 Juni 1619 kelahiran anak: ♂ 6. Sunan Prabu Amangkurat Agung / Susuhunan Ing Alaga (Raden Mas Sayidin) [Mataram] b. 24 Juni 1619 d. 13 Juli 1677
1653 wafat: Putri Panembahan Ratu (Sultan Cirebon Ke 4 setelah Sunan Gunung Jati)
Catatan-catatan
Tokoh Sunan Amangkurat Tegalwangi
Disarikan oleh : RE. Suhendar Diponegoro dari tulisan Sartono Kusumaningrat (http://www.tembi.org/majalah-prev/ratu.htm)
Sunan Amangkurat Agung adalah putra kesepuluh Sultan Agung Hanyakrakusuma dan merupakan putra kedua dari permaisuri kedua yang bernama Raden Ayu Wetan. Permaisuri pertama Sultan Agung Hanyakrakusuma bernama Kanjeng Ratu Kulon (Ratu Emas Tinumpak). Permaisuri pertama ini setelah melahirkan putranya yang diberi nama Raden Mas Sahwawrat diusir dari kraton dan tempatnya digantikan oleh permaisuri kedua. Setelah permaisuri pertama meninggalkan kraton, permaisuri kedua diganti namanya menjadi Kanjeng Ratu Kulon.
Amangkurat I lahir pada tahun 1619 dengan nama Raden Mas Sayidin kemudian diberi nama Jibus dan Rangkah ( yang berarti 'semak berduri', 'tutup batas'). Sebagai putra mahkota secara resmi ia diberi nama Pangeran Aria Mataram. Raja ini juga dikenal dengan nama Susuhunan Amangkurat Senapati Ingalaga, Susuhunan Tegalwangi, dan Sultan Plered. Sering pula ia disebut dengan nama Tegalwangi saja. Ia diberi nama Tegalwangi karena meninggal di Tegalwangi (daerah Tegal, Jawa Tengah) dalam pelariannya karena penyerbuan Trunajaya.
Raja ini pulalah yang memindahkan kratonnya dari Kerta ke Plered tidak lama setelah ia menerima tampuk pimpinan pemerintahan. Usaha pemindahan kraton itu sendiri sebenarnya telah dimulai sejak 26 Januari 1648 semasa Sultan Agung masih memegang pemerintahan.
Amangkurat Tegalwangi pernah menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh adiknya sendiri yang bernama Pangeran Alit / Raden Mas Alit (putra kedua Kanjeng Ratu Kulon) yang mendapat dukungan kaum ulama Mataram. Menurut cerita tutur pemberontakan Pangeran Alit terjadi karena hasutan Tumenggung Pasingsingan (pengasuh Pangeran Alit) dan anaknya yang bernama Tumenggung Agrayuda. Kedua tumenggung itu mengobarkan nafsu Pangeran Alit untuk menjadi raja dan mereka menjamin bahwa separuh Mataram berpihak kepadanya. Akan tetapi pemberontakan Pangeran Alit tidak berhasil karena rencananya terburu diketahui oleh pihak Amangkurat Tegalwangi. Pangeran Alit sendiri tewas oleh karena tergores oleh kerisnya sendiri yang beracun.
Untuk membalas dendam atas dukungan kaum ulama Mataram terhadap adiknya yang memberontak itu, Amangkurat memerintahkan empat orang kepercayaannya untuk melakukan sapu bersih kaum ulama. Empat orang kepercayaannya itu adalah Raden Mas atau Pangeran Aria, Tumenggung Nataairnawa atau Kiai Suta (Tumenggung Pati), Tumenggung Suranata (Tumenggung Demak)., dan Kiai Ngabei Wirapatra. Dalam tragedi ini sebanyak 5-6 ribu orang ulama tewas dibantai secara mengerikan.
[sunting] Sumber-sumber
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
perkawinan: ♀ 3.4.1.1.3. Ratu Ayu Kirana
gelar: 1552 - 1570, Sultan Banten I
wafat: 1570, Banten
gelar: < 1546, Demak, Sultan Demak III bergelar Sultan Alam Akbar III
wafat: 1548
perkawinan: ♀ Ratu Pembayun
gelar: 1570 - 1649, Sultan Cirebon IV (1568-1649)
perkawinan: ♀ 1. Kanjeng Ratu Batang [Gp.2] / Ratu Ayu Wetan (R.Ayu Prahilla)
perkawinan: ♀ Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak (Ratu Mas Ayu Sakluh)
perkawinan: ♀ Mas Ayu Wangen
perkawinan: ♀ Mas Ayu Sekar Rini
gelar: 1613 - 1645, Mataram, SULTAN MATARAM KE 4 bergelar Panembahan Hanyakrakusuma atau Prabu Pandita Hanyakrakusuma
wafat: 1645, Pajimatan Imogiri
lahir: 1621c
gelar: 1703 - 1704, Bupati Madiun Ke 10
wafat: 5 Januari 1732, Kertasura
wafat: 22 Februari 1719, Kertasura
perkawinan: ♀ 11. Bendoro Raden Ayu Kaleting Kuning
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Klating Wungu
wafat: 2 Januari 1680, Bantul
perkawinan: ♀ Nji Raden Ajoe ? (Nn)
pekerjaan: 1649, Cirebon, Sultan Cirebon IV ( 1649 - 1677 ) Catatan : Tinggal di Mataram bersama kedua anaknya : RT Martawijaya dan RT Kartawijaya. Pemerintahan dijalnkan anak ketiganya RT Wangsakerta.
wafat: 1677, Mataram
penguburan: 1677, Pasarean Girilaya, Yogyakarta