Gusti Raden Ayu Hadiwijoyo / Raden Ajeng Jimah d. 10 Februari 1939 - Keturunan (Inventaris)
Dari Rodovid ID
wafat: 10 Februari 1939, Yogyakarta, Disarekan kembali di Pasarean Hasta Renggo Kotagede Yogyakarta pada Minggu Legi 22 Juli 1990
2
wafat: 27 April 1943, Yogyakarta
wafat: 26 Februari 1955, Yogyakarta, Disarekan Pasarean Kuncen Yogyakarta
wafat: 25 Desember 1973, Jakarta
3
perkawinan: <9> ♂ Ki Hadisukatno / Ki Sukatno [Djojomartono] b. 26 Mei 1915 d. 12 November 1983, Yogyakarta, Bertempat di Ndalem Tejokusuman
wafat: 1 Oktober 1974, Yogyakarta, Dimakamkan di Taman Widyabrata, Yogyakarta
wafat: 7 Juni 1945, Ranomuut, Manado
perkawinan: <10> ♀ Toeti Sjamsuddin [Sjamsuddin] b. 8 Agustus 1928 d. 16 Juli 2005, Jakarta, Immanuel Church
wafat: 20 Juni 2000, Jakarta
RM. Menot Jr, bekerja pada instansi pemerintah Duane (sekarang Bea dan Cukai). Beliau pernah ditugaskan di Biak, Papua pada tahun 1962-1963 saat penyerahakan Papua ke tangan Indonesia. Menurut rekan seangkatan yang hadir saat pemakaman beliau, penyerahan Papua dari Belanda kepada RI di Duane, diserahkan kepada RM. Menot. Bisa jadi beliau adalah Kepala Bea Cukai pertama di tanah Papua (Biak).
Tahun 1982 beliau pensiun dari Bea Cukai dengan kedudukan terakhir di kantor Pusat Bea Cukai Rawamangun. Setelah itu beliau masih diperbantukan di BKPM Jakarta selama 2 tahun berikutnya. Sampai dengan pensiun, mobil dinas yang dipakai tetap sama, Toyota Land Cruiser keluaran 1968. Jeep canvas istilahnya. Mobil ini tetap dipakainya sampai pensiun meski kepangkatan beliau cukup tinggi, tetapi mobilnya tidak mau diganti.
Jaman dulu, belum ada istilah gratifikasi. Setiap menjelang Natal dan Tahun Baru, parcel yang beliau terima (dikirim ke rumah), bisa memenuhi kamar seluar 3x2m. Semua disimpan di kamar itu dan tidak boleh dibuka sampai malam Natal. Setiap malam Natal dan malam Tahun Baru, banyak kolega dan saudara-saudara yang berkumpul di rumahnya di kawasan Tebet Timur. Namun, setelah beliau tidak lagi menjabat, boro-boro dateng, parcel saja tidak ada yang mampir.
Ada kisah yang disampaikan oleh supir beliau (pak Rahman), "Pernah suatu kali, Papi itu didatangi Cina di kantor. Kalau orang lain mah di kasih amplop, kalau Papi dikasih duit sekoper. Tapi tau gak, Cina itu diusir dan kopernya dibuang sama Papi ke luar kantor. Itu Papi kamu".
Ketika masih bekerja, anak-anaknya sering diajak berenang di kolam renang Bojanatirta, Rawamangun. Kolam renang yang berada di dalam lingkungan kompleks perumahan Karyawan BC (Bea dan Cukai) di Jakarta Timur. Memang hobby beliau itu olahraga. Main tennis rutin setiap minggu, tenis meja di rumah, dan terakhir yang tidak pernah lepas dari tangannya, solitaire. Ya, beliau adalah seorang pendiam, tidak banyak bicara. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk main kartu sendiri, sampai kemudian anak bungsunya rajin membelikan TTS (teka-teki silang) sepulang kuliah.
Meskipun terlahir dari bapak Jawa dan ibu Manado, sosialisasi kultural yang diterapkan pada keluarga lebih condong pada budaya Manado. Demikian pula dengan nama keluarga (fam) yang digunakan secara turun temurun, lebih mengikuti pola budaya Manado ketimbang Jawa. Oleh saudara-saudaranya dari Jogja, beliau biasa dipanggil Oom Robbi, sementara untuk ayahnya dipanggil Eyang Menot.
RM. Menot Jr meninggal di rumah sakit Mitra Jatinegara (saat ini namanya RS. Premiere Jatinegara) pada tahun 2000 dalam usia 72 tahun. Beliau memang perokok berat, bukan rokok lagi tapi cerutu. Beliau paling senang bila adik-adiknya dari Holland datang ke Jakarta, bukan cuma kangen, tapi cerutu Westmeister-nya. Jika tidak ada, maka cerutu Adipati-lah yang selalu nangkring dibibirnya.wafat: 3 Februari 2024, Yogyakarta
perkawinan: <11> ♂ Edhi Soejitno [?] b. 21 Desember 1929
wafat: 27 Agustus 2008, Semarang, Disarekan Pasarean Kuncen Yogyakarta
Saat Agresi Militer II, tepatnya pada tanggal 24 februari 1949 meletuslah pertempuran sengit di dekat desa plataran, yang mengakibatkan banyak cadet dan pejuang gugur, diantaranya yang gugur adalah Letda Thobias Pasuat Kandou, Vaandrig Cadet Anto Soegijarto, Vaandrig Cadet Abdoel Djalil, Vaandrig Cadet Sarsanto, Letda R.M. Oetojo Notodirdjo, dan Letda Koesnodanoedjo, Letda R. Sukoco, Vaandrig Cadet Husen, Vaandrig Cadet Sumartal, Vaandrig Cadet Susanto, Vaandrig Cadet Suharsono dan Vaandrig Cadet Subiyakto [2] [3].
RM Oetojo Notodirdjo selaku pimpinan, menunjukan ketauladanannya dengan mengambil alih sepucuk Bren dari seorang kadet yang luka parah, ia berusaha menahan gerak maju tentara Belanda dan melindungi para kadet yang sedang mundur, sampai akhirnya ia sendiri gugur. Nama almarhum diabadikan sebagai nama Lapangan Halang Rintang R.M. Oetojo Notodirdjo di AKMIL Magelang.perkawinan: <12> ♂ Willem Aurelius Lucas Mokalu [Mokalu]
wafat: 3 Agustus 1951
pekerjaan: 13 April 1981, Norway, Ambassador of Indonesia to Norway
wafat: 7 Oktober 2016, Jakarta, Burried in Pasarean Karangturi Yogyakarta
4
1391/4 <29+11> ♀ Raden Ajeng Eva Dwi Santi [Hb.6.17.4.6.2] [Hamengku Buwono VI / Hadiwijoyo / Notodirjo]perkawinan: <30> ♂ Awie M. Narang [Narang] b. 5 Maret 1947
wafat: 14 Juli 2020, Jakarta
perkawinan: <35> ♂ Raden Mas Mikael Henry Pristyanto [Pristyanto] d. 27 Januari 2023
wafat: 6 September 2015, Netherlands
perkawinan: <40> ♂ Wahjudi Pantja Sunjata [Sunjata] b. 16 Desember 1956, Yogyakarta
perkawinan: <41> ♂ Syarif Hadi Didi Djamirin Manoppo [Manoppo] b. 15 Juni 1961

GRAD: 10 November 1996, Depok, Universitas Indonesia
perkawinan: <44> ♀ Lina Marlina [Lilik Sumardi] b. 29 Agustus 1976, Depok
perkawinan: <100> ♀ Raden Ayu Sri Kadarjati / Raden Ayu Kusumaningrat [Purwadiningrat] d. 30 Juni 2021
5
1862/5 <76+27> ♂ Raden Dyan Sinudarsono [Hb.6.17.2.3.2.1] [Hamengku Buwono VI] 3203/5 <136+101> ♂ Raden Mas Aditya Nur Irawan [Hb.8.23.8.1] [Hamengku Buwono VI / Hamengku Buwono VIII]
perkawinan: <112> ♀ Herlina Tien Suhesti [?] b. 1982, Walikukun, Ngawi, Jawa Timur

perkawinan: <116> ♂ Andreas Patinkin Panggabean [Panggabean] , Yogyakarta