Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam IV / Raden Mas Nataningrat (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat) b. 25 Oktober 1840 d. 24 Desember 1878
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Paku Alam IV |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam IV / Raden Mas Nataningrat |
Nama belakang lainnya | Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat |
Orang Tua
♂ Gusti Raden Mas Haryo Nataningprang [Pa.2.8] [Paku Alam II] d. 1857 | |
Halaman-wiki | wikipedia:Paku_Alam_IV |
Momen penting
25 Oktober 1840 lahir: Yogyakarta
kelahiran anak: ♂ Bendoro Raden Mas Haryo Notodiningrat [Pa.4.1] [Paku Alam IV]
kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Surodiningrat [Pa.4.2] [Paku Alam IV]
kelahiran anak: ♀ Bendoro Raden Ayu Surodirjo [Pa.4.3] [Paku Alam IV]
perkawinan: ♀ Gusti Kanjeng Ratu Ayu [Hb.6.10] [Gp.Pa.4.1] [Hamengku Buwono VI]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Pujaningrum [Ga.Pa.4.1] [?]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Pujoretno [Ga.Pa.4.2] [?]
perkawinan: ♀ Raden Ayu Rengganingsih [Ga.Pa.4.3] [?]
1 Desember 1864 - 24 Desember 1878 gelar: Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat bergelar Prabu Paku Alam IV
24 Desember 1878 wafat: Yogyakarta
Catatan-catatan
RM Nataningrat dilahirkan 25 Oktober 1841 (versi lain 1840) di Yogyakarta. Ia diperjuangkan GK Ratu Ayu permaisuri PA II untuk menjadi pewaris tahta. Di sini sekali lagi dapat dilihat peranan perempuan dalam mengatur pemerintahan pada zaman kerajaan (bandingkan dengan pengaruh besar ibu Hamengkubuwono III dalam mendudukkan putranya dengan mendongkel kedudukan suaminya).
Pada 1 Desember 1864 RM Nataningrat ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat menggantikan almahrum pamannya. Masa pemerintahannya ditandai dengan kemunduran Kadipaten Pakualaman. Banyak dari kebijakan Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] menimbulkan ketidakpuasan. Selain itu ia tidak begitu mahir dalam hal kesusastraan dan kebudayaan. Di keluarga besar Paku Alam pun terjadi beberapa perubahan yang cenderung kurang baik akibat sering bergaul dengan orang-orang Belanda. Kemewahan dan foya-foya menjadi penyebab kehancuran beberapa anggota keluarga Paku Alam.
Namun disamping itu, dengan perjanjian politik 1870, Kadipaten Pakualaman diperkenankan memiliki setengah batalyon infantri dan satu kompi kavaleri. Legiun ini lebih besar dari angkatan perang yang diperbolehkan pada masa para pendahulunya. Perlu ditambahkan pula, KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] mengirim seorang pegawai laki-lakinya untuk menuntut ilmu di Kweekschool Surakarta dan seorang pegawai perempuannya untuk menuntut ilmu kebidanan di Jakarta. Agaknya inilah yang akan mendorong para Paku Alam selanjutnya untuk menyekolahkan anggota keluarga besar Paku Alam ke sekolah Belanda.
KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] menikah pertama kali dengan Putri Bupati Banyumas yang kemudian diceraikan karena sakit. Perkawinan yang kedua dengan GK Ratu Ayu putri Hamengkubuwono VI. Namun lagi-lagi seperti perkawinan yang pertama ia tidak memperoleh anak. GK Ratu Ayu selanjutnya juga diceraikan. Perlu dicatat GK Ratu Ayu kemudian menikah dengan Bupati Demak dan melahirkan Bupati Jepara, ayah RA Kartini. KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] hanya memiliki 2 putra-putri yang berasal dari selir. Pada 24 September 1878 ia mangkat dan dimakamkan di Kota Gede Yogyakarta.
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
perkawinan: ♀ 74. Gusti Kanjeng Ratu Sasi
pekerjaan: 2 Desember 1813 - 22 Februari 1847, Yogyakarta, Pepatih Dalem Kesultanan Yogyakarta bergelar Kanjeng Raden Adipati Danurejo III
wafat: 1849, Mojokerto
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Suryo Sastraningrat
gelar: 19 Desember 1858 - 17 Oktober 1864, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat
wafat: 17 Oktober 1864, Yogyakarta
perkawinan: ♀ Bendoro Raden Ayu Suryodilogo [Pa.1.8.2]
gelar: 10 Oktober 1878, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Prabu Suryodilogo
gelar: 20 Maret 1883 - 6 November 1900, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam V
wafat: 6 November 1900, Kulon Progo