Lara Sarkati (Nay Ratna Sarkati)
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Lampung |
Jenis Kelamin | Wanita |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Lara Sarkati |
Nama belakang lainnya | Nay Ratna Sarkati |
Orang Tua |
Momen penting
kelahiran anak: ♂ 2. Haliwungan [Sunda-Galuh]
kelahiran anak: ♂ 1. Prabu Susuktunggal / Sang Haliwungan [Sunda-Galuh]
perkawinan: ♂ Prabu Anggalarang (Prabu Niskala Wastu Kancana / Prabu Wangisutah / Prabu Linggawastu / Raja Sunda) [Sunda-Galuh] b. 1348 d. 1475
perkawinan: ♂ Prabu Anggalarang (Prabu Niskala Wastu Kancana / Prabu Wangisutah / Prabu Linggawastu / Raja Sunda) [Sunda-Galuh] b. 1348 d. 1475
Catatan-catatan
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang
Prabu Raja Wastu atau Niskala Wastu Kancana(1371-1475). Beliau adalah anak Prabu Lingga Buana, dinobatkan menjadi raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun. Permaisurinya yang pertama adalah LARA SARKATI puteri Lampung. Dari perkawinan ini lahir SANG HALIWUNGAN (setelah dinobatkan menjadi Raja Sunda bergelar PRABU SUSUKTUNGGAL). Permaisuri yang kedua adalah MAYANGSARI puteri sulung Bunisora atau Mangkubumi Suradipati. Dari perkawinan ini lahir NINGRAT KANCANA (setelah menjadi penguasa Galuh bergelar PRABU DEWA NISKALA). Setelah Wastu Kancana wafat tahun 1475, kerajaan dipecah dua diantara Susuktunggal dan Dewa Niskala dalam kedudukan sederajat. Politik kesatuan wilayah telah membuat jalinan perkawinan antar cucu Wastu Kencana. JAYADEWATA, putera Dewa Niskala mula-mula memperistri AMBETKASIH (puteri KI GEDENG SINDANGKASIH). Kemudian memperistri SUBANGLARANG (puteri KI GEDENG TAPA yang menjadi Raja Singapura). Subanglarang ini keluaran pesantren Pondok QURO di PURA, Karawang. Ia seorang wanita muslim murid SYEKH HASANUDIN yang menganut MAHZAB HANAFI. Pesantren Qura di Karawang didirikan tahun 1416 dalam masa pemerintahan Wastu Kancana. Subanglarang belajar di situ selama 2 tahun. Ia adalah nenek SYARIF HIDAYATULLAH. Kemudian memperistri KENTRING MANIK MAYANG SUNDA puteri Prabu Susuktunggal. Jadilah antara Raja Sunda dan Raja Raja Galuh yang seayah ini menjadi besan. Di tahun 1482, Prabu Dewa Niskala menyerahkan Tahta Kerajaan Galuh kepada puteranya Jayadewata. Demikian pula dengan Prabu Susuktungal yang menyerahkan Tahta Kerajaan Sunda kepada menantunya ini (Jayadewata). Dengan peristiwa yang terjadi tahun 1482 itu, kerajaan warisan Wastu Kencana berada kembali dalam satu tangan. JAYADEWATA memutuskan untuk berkedudukan di Pakuan sebagai "Susuhunan" karena ia telah lama tinggal di sini menjalankan pemerintahan sehari-hari mewakili mertuanya. Sekali lagi Pakuan menjadi pusat pemerintahan. Jaman Pajajaran diawali oleh pemerintahan Ratu Jayadewata yang bergelar Sri Baduga Maharaja yang memerintah selama 39 tahun (1482 - 1521). Pada masa inilah Pakuan mencapai puncak perkembangannya.
[sunting] Sumber-sumber
- ↑ http://yulian.firdaus.or.id/2005/09/23/sundapura/ -
- ↑ http://ms.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tarumanagara -
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

perkawinan: ♀ Lara Sarkati (Nay Ratna Sarkati)
perkawinan: ♀ Lara Sarkati (Nay Ratna Sarkati)
gelar: 1371 - 1475, Raja Sunda Ke-32
wafat: 1475

gelar: 1475 - 1482, Raja Sunda Ke 33
wafat: 1482

perkawinan: ♀ Kentring Manik Mayang Sunda / Kantri Manik Mayang Sunda (Nyimas Padmawati)
perkawinan: ♀ Ratu Anten
perkawinan: ♀ 1. Ratu Ratnasih / Nyi Rajamatri (Ratu Istri Rajamantri)
perkawinan: ♀ Nyai Ambetkasih
perkawinan: ♀ Nyai Aciputih
gelar: 3 Juni 1482 - 1521, Raja Sunda Ke-35 bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata
wafat: 1521, Rancamaya