Lara Sarkati (Nay Ratna Sarkati)

Dari Rodovid ID

Orang:70659
Langsung ke: panduan arah, cari
Marga (saat dilahirkan) Lampung
Jenis Kelamin Wanita
Nama lengkap (saat dilahirkan) Lara Sarkati
Nama belakang lainnya Nay Ratna Sarkati
Orang Tua

Resi Susuk Lampung [Lampung]

[1][2]

Momen penting

kelahiran anak: 2. Haliwungan [Sunda-Galuh]

kelahiran anak: 1. Prabu Susuktunggal / Sang Haliwungan [Sunda-Galuh]

perkawinan: Prabu Anggalarang (Prabu Niskala Wastu Kancana / Prabu Wangisutah / Prabu Linggawastu / Raja Sunda) [Sunda-Galuh] b. 1348 d. 1475

perkawinan: Prabu Anggalarang (Prabu Niskala Wastu Kancana / Prabu Wangisutah / Prabu Linggawastu / Raja Sunda) [Sunda-Galuh] b. 1348 d. 1475

Catatan-catatan

Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Prabu Raja Wastu atau Niskala Wastu Kancana(1371-1475). Beliau adalah anak Prabu Lingga Buana, dinobatkan menjadi raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun. Permaisurinya yang pertama adalah LARA SARKATI puteri Lampung. Dari perkawinan ini lahir SANG HALIWUNGAN (setelah dinobatkan menjadi Raja Sunda bergelar PRABU SUSUKTUNGGAL). Permaisuri yang kedua adalah MAYANGSARI puteri sulung Bunisora atau Mangkubumi Suradipati. Dari perkawinan ini lahir NINGRAT KANCANA (setelah menjadi penguasa Galuh bergelar PRABU DEWA NISKALA). Setelah Wastu Kancana wafat tahun 1475, kerajaan dipecah dua diantara Susuktunggal dan Dewa Niskala dalam kedudukan sederajat. Politik kesatuan wilayah telah membuat jalinan perkawinan antar cucu Wastu Kencana. JAYADEWATA, putera Dewa Niskala mula-mula memperistri AMBETKASIH (puteri KI GEDENG SINDANGKASIH). Kemudian memperistri SUBANGLARANG (puteri KI GEDENG TAPA yang menjadi Raja Singapura). Subanglarang ini keluaran pesantren Pondok QURO di PURA, Karawang. Ia seorang wanita muslim murid SYEKH HASANUDIN yang menganut MAHZAB HANAFI. Pesantren Qura di Karawang didirikan tahun 1416 dalam masa pemerintahan Wastu Kancana. Subanglarang belajar di situ selama 2 tahun. Ia adalah nenek SYARIF HIDAYATULLAH. Kemudian memperistri KENTRING MANIK MAYANG SUNDA puteri Prabu Susuktunggal. Jadilah antara Raja Sunda dan Raja Raja Galuh yang seayah ini menjadi besan. Di tahun 1482, Prabu Dewa Niskala menyerahkan Tahta Kerajaan Galuh kepada puteranya Jayadewata. Demikian pula dengan Prabu Susuktungal yang menyerahkan Tahta Kerajaan Sunda kepada menantunya ini (Jayadewata). Dengan peristiwa yang terjadi tahun 1482 itu, kerajaan warisan Wastu Kencana berada kembali dalam satu tangan. JAYADEWATA memutuskan untuk berkedudukan di Pakuan sebagai "Susuhunan" karena ia telah lama tinggal di sini menjalankan pemerintahan sehari-hari mewakili mertuanya. Sekali lagi Pakuan menjadi pusat pemerintahan. Jaman Pajajaran diawali oleh pemerintahan Ratu Jayadewata yang bergelar Sri Baduga Maharaja yang memerintah selama 39 tahun (1482 - 1521). Pada masa inilah Pakuan mencapai puncak perkembangannya.

[sunting] Sumber-sumber

  1. http://yulian.firdaus.or.id/2005/09/23/sundapura/ -
  2. http://ms.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tarumanagara -

Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Orang Tua
Orang Tua
 
== 2 ==
== 2 ==
Anak-anak
Ki Gendeng Sindang Kasih
pekerjaan: Juru Pelabuhan
1. Prabu Susuktunggal / Sang Haliwungan
gelar: 1382 - 1482, Raja Sunda-Galuh Ke-33 Kerajaan Sunda-Galuh terbagi 2 (Prabu Susuknunggal dan Prabu Dewa Niskala)
Anak-anak
Cucu-cucu
Cucu-cucu

Peralatan pribadi
Bahasa lain