Muhammad Al Baqir b. 676 d. 743

Dari Rodovid ID

Orang:70247
Langsung ke: panduan arah, cari
Marga (saat dilahirkan) Al Husaini
Jenis Kelamin Pria
Nama lengkap (saat dilahirkan) Muhammad Al Baqir
Nama lainnya Abu Ja'far
Orang Tua

Ali Zainal Abidin (Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali bin Abi Thalib) / Ali bin Husain [Al Husaini] b. 6 Januari 659 d. 20 Oktober 712

13. Fatimah Binti Hasan [Al Hasani]

Halaman-wiki wikipedia:Мухаммед ібн Алі аль-Багір
[1][2][3][4]

Momen penting

676 lahir: Madina

kelahiran anak: Ja'far ash-Shadiq [?]

pekerjaan: Imam Ke 5

20 April 702 kelahiran anak: Madinah, Ja'afar As-Sodiq [Al Husaini] b. 20 April 702 d. 4 Desember 765

743 wafat: Baqi, Madina

Catatan-catatan

{Official Lineage} Hilal Achmar Link Nasab :

Image:Ja'far Ash Shodiq di Bagi.jpg Al-Imam Muhammad bin sayid Ali Zainal Abidin bin sayid Husain putra sayid Ali + sayidah Fatimah Az-Zahro binti Rosulillah Muhammad SAW]

[Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba'alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba'alawy]


Beliau adalah Al-Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Digelari Al-Baqir (yang membelah bumi) karena kapasitas keilmuan beliau yang begitu mendalam sehingga diibaratkan dapat membelah bumi dan mengeluarkan isinya yang berupa pengetahuan-pengetahuan. Nama panggilan beliau adalah Abu Ja'far.

Al-Imam Ibnu Al-Madiny meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah (semoga Allah meridhoi mereka berdua) bahwasannya Jabir berkata kepada Imam Muhammad Al-Baqir yang pada waktu itu masih kecil, "Rasulullah SAW mengirimkan salam untukmu." Beliau bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi?." Jabir menjawab, "Pada suatu hari saya sedang duduk bersama Rasulullah SAW, sedangkan Al-Husain (cucu beliau) lagi bermain-main di pangkuan beliau. Kemudian Rasulullah SAW berkata, 'Pada suatu saat nanti, dia (yaitu Al-Husain) akan mempunyai seorang putra yang bernama Ali (Zainal Abidin). Jika hari kiamat datang, akan terdengar seruan, 'Berdirilah wahai pemuka para ahli ibadah.' Maka kemudian putranya (yaitu Ali-Zainal Abidin) itu akan bangun. Kemudian dia (yaitu Ali Zainal Abidin) akan mempunyai seorang putra yang bernama Muhammad. Jika engkau sempat menjumpainya, wahai Jabir, maka sampaikan salam dariku.' "

Beliau, Muhammad Al-Baqir, adalah keturunan Rasul SAW dari jalur ayah dan ibu. Beliau adalah seorang yang berilmu luas. Namanya menyebar seantero negeri. Ibu beliau adalah Ummu Abdullah, yaitu Fatimah bintu Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dilahirkan di kota Madinah pada hari Jum'at, 12 Safar 57 H, atau 3 tahun sebelum gugurnya ayahnya, Al-Imam Al-Husain.

Dari sebagian kalam mutiara beliau adalah,

"Tidaklah hati seseorang dimasuki unsur sifat sombong, kecuali akalnya akan berkurang sebanyak unsur kesombongan yang masuk atau bahkan lebih."

"Sesungguhnya petir itu dapat menyambar seorang mukmin atau bukan, akan tetapi tak akan menyambar seorang yang berdzikir."

"Tidak ada ibadah yang lebih utama daripada menjaga perut dan kemaluan."

"Seburuk-buruknya seorang teman itu adalah seseorang yang hanya menemanimu ketika kamu kaya dan meninggalkanmu ketika kamu miskin."

"Kenalkanlah rasa kasih-sayang di dalam hati saudaramu dengan cara engkau memperkenalkannya dulu di dalam hatimu."

Beliau jika tertawa, beliau berkata, "Ya Allah, janganlah Engkau timpakan murka-Mu kepadaku."

Beliau adalah seorang yang mencintai dua orang yang agung, yaitu Abubakar dan Umar (semoga Allah meridhoi mereka berdua).

Diantara kalam mutiara beliau yang lain, saat beliau berkata kepada putranya, "Wahai putraku, hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya adalah kunci setiap keburukan. Sesungguhnya engkau jika malas, maka engkau akan banyak tidak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, maka engkau tak akan tahan dalam menunaikan kewajiban."

Di antara kalam mutiara beliau yang lain, "Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan itu terus padamu, maka perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rejeki itu datangnya lambat, maka perbanyaklah istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, maka perbanyaklah ucapan 'Laa haula wa laa quwwata illaa billah'. Jika engkau takut pada suatu kaum, ucapkanlah, 'Hasbunallah wa ni'mal wakiil'. Jika engkau kagum terhadap sesuatu, ucapkanlah, 'Maa syaa'allah, laa quwwata illaa billah'. Jika engkau dikhianati, ucapkanlah, 'Wa ufawwidhu amrii ilaallah, innaallaha bashiirun bil 'ibaad'. Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah, 'Laa ilaaha illaa Anta, Subhaanaka innii kuntu minadz dzolimiin.' " Beliau wafat di kota Madinah pada tahun 117 H (dalam riwayat lain 114 H atau 118 H) dan disemayamkan di pekuburan Baqi', tepatnya di qubah Al-Abbas disamping ayahnya. Beliau berwasiat untuk dikafani dengan qamisnya yang biasa dipakainya shalat. Beliau meninggalkan beberapa orang anak, yaitu Ja'far, Abdullah, Ibrahim, Ali, Zainab dan Ummu Kultsum. Putra beliau yang bernama Ja'far dan Abdullah dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Farwah bintu Qasim bin Muhammad bin Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallohu anhu wa ardhah. (http://majlismajlas.blogspot.com/2008/12/al-imam-muhammad-bin-ali-zainal-abidin.html).


Nama : Muhammad

Gelar : Al-Baqir

Julukan : Abu Ja'far

Ayah : Ali Zainal Abidin

lbu : Fatimah binti Hasan

Tempat/Tgl Lahir : Madinah, 1 Rajab 57 H.

Hari/Tgl Wafat : Senin, 7 Dzulhijjah 114 H.

Umur : 57 Tahun

Sebab Kematian : Diracun Hisyam bin Abdul Malik

Makam : Baqi’, Madinah

Jumlah Anak : 8 orang; 6 laki-laki dan 2 perempuan

Anak Laki-laki : Ja’far Shodiq, Abdullah, Ibrahi, Ubaidillah, Reza, Ali

Anak Perempuan : Zainab, Ummu Salamah

Makam Di Baqi: dari kiri ke kanan : Imam Hasan ra, Imam Zainal Abidin, Imam Muhammad Al Baqir, Imam Ja'far Shodiq [[1]]


Riwayat Hidup

  1. Keimamahan Muhammad Al-Baqir, dimulai sejak terbunuhnya Ali Zainal Abidin a.s. melalui racun yang mematikan. Beliau merupakan oran pertama yang nasabnya bertemu antara Imam Hasan dan Imam Husein yang berarti beliau orang pertama yang bernasab kepada Fatimah Az-Zahra’, sekaligus dan pihak ayah dan ibu.
  2. Selama 34 Tahun beliau berada dalam perlindungan dan didikan ayahnya, Ali Zainal Abidin a.s. Selama hidupnya beliau tinggal di kota Madinah dan menggunakan sebagian besar waktunya untuk beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membimbing masyarakat ke jalan yang lurus.
  3. Mengenal keilmuan dan ketaatannya, kita semak kata-kata lbnu Hajar al-Haitami, seorang ulama sunni yang mengatakan: "Imam Muhammad AL-Baqir telah menyingkapkan rahasia-rahasia pengetahuan dan kebijaksanaan, serta membentangkan prinsip-prinsip spiritual dan agama. Tak seorangpun dapat menyangkal keperibadiannya yang mulia, pengetahuan yang diberikan Allah, kearifan yang dikaruniakan oleh Allah dan tanggung jawab serta rasa syukurnya terhadap penyebaran pengetahuan. Beliau adalah seorang yang suci dan pemimpin spiritual yang sangat berbakat. Dan atas dasar inilah beliau terkenal dengan gelar al-baqir yang berarti pengurai ilmu. Beliau baik hati, bersih dalam keperibadian, suci jiwa, dan bersifat mulia. Imam mencurahkan seluruh waktunya dalam ketaatan kepada Allah (dan mempertahankan ajaran-ajaran nabi suci dan keturunannya). Adalah di luar kekuasaan manusia untuk menghitung pengaruh yang mendalam dan ilmu dan bimbingan yang diwariskan oleh Imam pada hati orang-orang beriman. Ucapan-ucapan beliau tentang kesalehan, pengetahuan dan kebijaksanaan, amalan dan ketaatan kepada Allah, begitu banyak sehingga isi buku ini sungguh tidak cukup untuk meliput semuanya itu".
  4. Beliau menipakan salah seorang imam yang bidup di zaman yang bukan zaman Rasullah s.a.w, namun jauhnya jarak waktu antara beliau dan Rasulullah bukan merupakan atasan untuk merasa jauh dengan beliau s.a.w. Diriwayatkan: "Suatu kali Jabir bin Abdullah al-Anshori bertanya kepada Rasulullah s.a.w: Ya Rasulullah, siapakah imam-imam yang dilahirkan dan Ali bin Abi Thalib? Rasulullah s.a.w menjawab, Al-Hasan dan Al-Husein, junjungan para pemuda ahli surga, kemudian junjungan orang-orang yang sabar pada zamannya, Ali ibn al-Husein, lalu al-Baqir Muhammad bin Alî, yang kelak engkau ketahui kelahirannya, Wahai Jabir. Karena itu, bila engkau nanti bertemu dengannnya, sampaikanlah salamku kepadanya".
  5. Mengenai situasi pemerintahan yang terjadi di zaman beliau, dua tahun pertama dipimpin oleh Al-Walid bin Abdul Malik yang sangat memusuhi keluarga nabi dan dialah yang memprakarsAl pembunuhan Ali Zainal Abidin a.s. Dua tahun berikutnya beliau juga hidup bersama raja Sulaiman bin Abdul Malik yang sama jahat dan durjananya dengan selainnya, yang seandainya dibandingkan maka dia jauh lebih bejat dari penguasa Bani Umayyah yang sebelumnya. Kemudian tampuk kepemimpinan berpindah ke tangan Umar bin Abdul Aziz, seorang penguasa Bani Umayyah yang bijaksana dan lain dari selainnya. Beliaulah yang menghapus kebiasaan melaknat Imam Ali bin Abi Thalib di setiap mimbar Jum'at, yang diprakarsai oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan telah berjalan kurang lebih 70 tahun. Beliau pula yang mengembalikan tanah Fadak kepada Ahlu Bait Nabi yang pada waktu itu diwakili Imam Muhammad aL-Baqir (AL-Khishal. Jilid 3. Najf Al-Asyraf). Namun sayang beliau tidak berumur panjang dan pemerintahannya hanya berjalan tidak lebih dari dua tahun lima bulan. Pemerintahan kemudian beralih ke tangan seorang pemimpin yang laim yaitu Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan.
  6. Pemerintahan Hisyam diwarnai dengan kebejatan moral serta pengejaran dan pembunuhan terhadap para pengikut Ahlu Bait. Zaid bin Ali seorang keluarga rasul yang Alim dan syahid gugur di zaman ini. Hisyam kemudian memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan markas-markas Islam yang dipimpin oleh Imam Baqir a.s. Salah seorang murid Imam al-Baqir yang bernama Jabir al-Ja'fi juga tidak luput dari sasaran pembunuhan. Namun, demi keselamatannya Imam Muhammad al-Baqir menyuruhnya agar pura-pura gila. Beliau pun menerima saran dari Imam dan selamat dari ancaman pembunuhan, karena penguasa setempat mengurungkan niatnya setelah yakin bahwa Jabir benar-henar gila.
  7. Ketika semua makar dan kejahatan yang telah ditempuh untuk menjatuhkan Imam Muhammad AL-Baqir tidak berhasil, sementara orang-orang semakin yakin akan keimamahannya, maka Bani Umayyah tidak punya alternatif lain kecuali pada tanggal 7 Zulhijjah 114 H, ketika Imam Baqir berusia 57 tahun, Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan si penguasa yang zalim, menjadikan imam syahid dengan meracuninya, dan jenazahnya dibaringkan di Jannatul Baqi' Madinah.
  8. Ahlul Bait Nabi s.a.w berguguran satu demi satu demi mengharap ridha dari Allah SWT. Semoga salam dilimpahkan kepada mereka ketika mereka dilahirkan, di saat mereka berangkat menghadap Tuhannya, dan saat dibangkitkan kelak. (http://alraudahalridho.tripod.com/id18.html)

Keturunan

Al-Husain [2] memiliki 5 orang putra dan 2 orang putri,
diantaranya adalah :
1.Ali bin Husain as-Sajjad [[3]], Dijuluki Abu Muhammad bergelar Zainal
  Abidin mempunyai 3 orang putra :
  1.Zaid yang berputra 3 orang : 
    1.Muhammad
    2.Isa
    3.Yahya
  2.Umar dengan laqob Al Asyraf yang berputra : 
    1.Ali yang berputra : 
      1.Al Qasim yang berputra : 
        1.Muhammad dengan laqob Shahibut Thaliqan
  3.Muhammad bergelar Al Baqir [[4]] berputra 1 orang : 
    1.Jafar dengan laqob As Shodiq yang berputra 5 orang : 
      1.Ismail
      2.Musa yang dijuluki Al Kazhim berputra : 
        1.Ali dengan laqob Ar Ridha yang berputra : 
          1.Muhammad bergelar At Taqiy
      3.Muhammad yang dijuluki Ad Dibaj yang berputra : 
        1.Ali menikah dengan Makhdum Tansyuri, yang merupakan adik dari Syahir Nuwi, Raja Negeri Perlak yang berketurunan
          Parsi berputra satu : 
          1.Abdul Aziz Syah, Sultan Perlak I(Aceh-840-864 M) [[5]]
      4.Ali bergelar Al Uraidhi [[6]] yang berputra : 
        1.Muhammad An-Naqib [[7]] yang berputra : 
          1.Isa Ar-Rumi [[8]] yang berputra 2 orang : 
            1.Muhammad
            2.Ahmad [[9]] berputra :
              1.Muhammad (Keturunannya tersebar di negri Baghdad )
              2.....
              2.....
      5.Ishaq bergelar Al Mu'tamin yang berputra : 
        1.Al Qasim
2.Ali bin Husain al-Akbar
  Syahid Pertempuran Karbala. Ibunya bernama Laila binti Abu Murrah bin Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi
3.Ali bin Husain al-Asghar Syahid Pertempuran Karbala. Ibunya bernama Rubab binti Imra al-Qais, merupakan syahid termuda di
  Karbala
4.Ja'far bin Husain Ibunya dari suku Quda'ah. Ja'far meninggal pada saat Husain masih hidup 
5.Abdullah bin Husain Syahid saat masih bayi bersama ayahnya.

Putri

6.Sukainah binti Husain Ibunya bernama Rabab binti Imru' al-Qais bin Adi dari Kalb dari Ma'd. Rabab juga ibut dari Abdullah bin
  Husain.
7.Fatimah binti Husain Ibunya bernama Umm Ishaq binti Thalhah bin Ubaidillah dari Taim[1]

[sunting] Sumber-sumber

  1. http://alraudahalridho.tripod.com/id18.html -
  2. http://klulaku.blogspot.com/2008/10/al-imam-muhammad-bin-ali-zainal-abidin.html -
  3. http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_al-Baqir -
  4. https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/ped/21.htm -

Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Kakek-nenek
Zaynab Bint Ali
lahir: 626
wafat: 682, Medina, Arabia
Umm Kulthum Bint Ali
lahir: 6 Juli 630
Husayn Ibn Ali
lahir: 11 Januari 626
perkawinan: Shahr Banu
perkawinan: Shahr Banu
gelar: 669 - 680, Imam of Shia Islam, 3rd
wafat: 13 Oktober 680, Karbala, Iraq
Hasan ibn Ali
lahir: 4 Maret 625
gelar: 661 - 670, Imam of Shia Islam, 2nd
wafat: 9 Maret 670
Kakek-nenek
Orang Tua
Ali Zainal Abidin (Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali bin Abi Thalib) / Ali bin Husain
lahir: 6 Januari 659, Madinah
wafat: 20 Oktober 712, Madinah, pekuburan Baqi.
3. Qasim ibn Hasan
lahir: 2 Oktober 667, Medina, Arabia
lahir: 10 Oktober 680, Karbala, Iraq
2. Hasan al Mutsanna bin Hasan / Hasan II
lahir: 661, Garis Syeikh Abdul Qodir Jaelani
wafat: 715, Medina
Orang Tua
 
== 3 ==
Muhammad Al Baqir
lahir: 676, Madina
pekerjaan: Imam Ke 5
wafat: 743, Baqi, Madina
== 3 ==
Anak-anak
Ja'afar As-Sodiq
lahir: 20 April 702, Madinah
gelar: 743 - 765, Shi'a Imam, 6th
wafat: 4 Desember 765
Anak-anak
Cucu-cucu
1. Isma‘il ibn Ja‘far
lahir: 720?, Medina, Arabia
gelar: -, Nizari Imam, 6th
gelar: -, Tayibi Imam, 7th
wafat: 775?, Salamiyah, Syria
2. Musa ibn Ja‘far al-Kadhim
lahir: 10 November 745, Abwa, Medina, Arabia
perkawinan: Ummie Hamida
gelar: 765 - 799, Shi'a Imam, 7th
wafat: 4 September 799, Baghdad, Abbasid Empire
4. Ali Al-’Uraidhi (Al Husaini) / Ali bin Ja'far
lahir: 29 Desember 765, Madinah
wafat: 26 Mei 818, Tus, Iran
Abdullah al-Aftah ibn Ja'far al-Sadiq
wafat: 766, 766 C.E. / 149 A.H
3. Muhammad Al-Dibaj
wafat: 818, Mecca, 203 A.H. / 818 C.E
Cucu-cucu
Marga:

Peralatan pribadi