Raden Adipati Arya Wiranatakoesoemah II d. 1829

Dari Rodovid ID

Orang:878416
Langsung ke: panduan arah, cari
Lambang Kabupaten Bandung
Lambang Kabupaten Bandung
Marga (saat dilahirkan) Wiranatakoesoemah II
Jenis Kelamin Pria
Nama lengkap (saat dilahirkan) Raden Adipati Arya Wiranatakoesoemah II
Nama lainnya Dalem Kaum
Orang Tua

Raden Adipati Arya Wiranatakoesoemah I (Tmg. Anggadireja III) [Wiranatakoesoemah] d. 1794

Isteri I Nn [Nn]

Momen penting

kelahiran anak: RAA Wiranatakoesoemah III [Wiranatakoesoemah III] d. 1846

kelahiran anak: Nji Raden Galoeh [?]

perkawinan: Isteri I ? (Nn) [?]

perkawinan: Nji Raden Kendran [?]

perkawinan: Isteri III [?]

20 Oktober 1794 pekerjaan: Bandung, Jawa Barat., Bupati Bandung VI : 1794 - 1829

1829 wafat: Bandung

Catatan-catatan

Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


R.A. Wiranatakusumah II atau yang sering dijuluki "Dalem Kaum I"

R.A. Wiranatakusumah II atau yang sering dijuluki "Dalem Kaum I" adalah seorang Bupati untuk kabupaten Bandung yang keenam. Ia menjadi bupati sejak tahun 1794 hingga tahun 1829. Dalam pandangan masyarakat pribumi, ia adalah “Bapak Pendiri Kota Bandung”. Ia pun juga termasuk seorang bupati Bandung yang pada masa kolonial kepemimpinan dan kinerjanya cukup menonjol selain R.A. Wiranatakusumah IV (1846-1874), R.A. Kusumadilaga (1874-1893), dan R.A.A. Martanagara (1893-1918).

Ketika kabupaten Bandung dipimpin olehnya, kekuasaan di Nusantara yang awalnya dikuasai VOC diambil alih ke pemerintahan Hindia Belanda, dengan Gubernur Jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).

Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Jawa, Daendels pun membangun sebuah Jalan Raya Pos dari Anyer ke Panarukan (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing. Di daerah Bandung, jalan tersebut mulai dibangun pada pertengahan tahun 1808 dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels (dengan melalui surat) pada tanggal 25 Mei 1810 meminta bupati Bandung dan bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibu kota kabupaten ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari). Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibu kota kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.

Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti berapa lama kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibu kota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.


Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Kakek-nenek
Toemenggoeng Anggadiredja II
lahir: Bandung
pekerjaan: Bandung, Bupati Bandung IV ( 1747 - 1763 )
wafat: 1763, Bandung
Kakek-nenek
Orang Tua
Raden Adipati Arya Wiranatakoesoemah I (Tmg. Anggadireja III)
perkawinan: Isteri I Nn
perkawinan: Isteri II Nn
pekerjaan: 1763, Bandung, Jawa Barat., Bupati Bandung V : 1763 - 1794
wafat: 1794, Bandung
Orang Tua
 
== 3 ==
Raden Adipati Arya Wiranatakoesoemah II
perkawinan: Isteri I ? (Nn)
perkawinan: Nji Raden Kendran
perkawinan: Isteri III
pekerjaan: 20 Oktober 1794, Bandung, Jawa Barat., Bupati Bandung VI : 1794 - 1829
wafat: 1829, Bandung
== 3 ==
Anak-anak
RAA Wiranatakoesoemah III
perkawinan: Nji Raden Moertia Moertia
perkawinan: NR. Ayu Diyol or NR. Maryam Empoeh
pekerjaan: 1829, Bandung, Jawa Barat., Bupati Bandung VII ( 1829 -1846 )
wafat: 1846, Bandung, Hindia Belanda
penguburan: Bandung, Hindia Belanda, Astana Karang Anyar, Kel. Karang Anyar, Kec. , Bandung.
Anak-anak
Cucu-cucu
Cucu-cucu

Peralatan pribadi