Sampo Lo Khoei Kian

Dari Rodovid ID

Orang:1402728
Langsung ke: panduan arah, cari
Marga (saat dilahirkan) ?
Jenis Kelamin Pria
Nama lengkap (saat dilahirkan) Sampo Lo Khoei Kian

Momen penting

perkawinan: 1. Hayati Binti Yusuf Sidiq [Azmatkhan]

Catatan-catatan

Kunjungan Cheng Ho juga banyak memberikan bantuan alih teknologi ke masyarakat Cirebon. Di antaranya adalah manajemen kesyahbandaran, dan pembuatan jala penangkap ikan. Sehingga hasil tangkapan nelayan Cirebon menjadi lebih banyak. Bukan hanya itu, prajurit Cheng Ho juga mengajarkan teknik bercocok tanam.

Sebagai tanda persahabatan juga salah satunya membangun mercusuar untuk mempermudah dalam mengontrol Pelabuhan Muara Jati.

Hubungan Cirebon dengan Tiongkok tak hanya sampai pada kunjungan Cheng Ho. Hubungan pernikahan juga terjadi antara Sunan Gunung Jati, pendiri Kesultanan Cirebon yang juga salah seorang Wali Sanga, dengan salah satu putri dari Tiongkok, yakni Putri Ong Tien Nio. Baju-baju peninggalan Ong Tien Nio sampai sekarang masih tersimpan di museum dalam Keraton Kasepuhan Cirebon.

Cheng Ho dan Sunan Gunung Jati memang beda zaman. Cheng Ho kali pertama datang ke Cirebon pada 1405, sedangkan Sunan Gunung Jati memerintah Cirebon mulai 1479.

Meski sempat lama singgah di Cirebon, tidak banyak petilasan Cheng Ho di daerah itu. Yang masih bisa dijumpai adalah bekas mercusuar di kawasan Muara Jati. Mercusuarnya sendiri roboh pada zaman Belanda. Kini satu-satunya landmark justru bangunan modern berupa replika kapal yang dibangun pengusaha Cirebon keturunan Tionghoa. Yakni restoran berupa replika kapal Cheng Ho.

Ekspedisi berikutnya, saat mendarat di negeri Campa (Kamboja), Laksamana sampo Bo bertemu dengan Laksamana Sampo Lo Khoei Kian. Sampo Lo Khoei Kian adalah salah seorang laksamana laut yang sangat tangguh dan kepercayaan juga orang andalan dari Panglima Cheng Ho.

Kemudian Laksamana Sampo Bo dan beserta segenap ekspedisinya meninggalkan negeri Campa- Kamboja untuk melanjutkan perjalanan ke negeri-negeri berikutnya. Dalam perjalanan ini, seorang pemuda Hasanudin bin Yusuf ikut dalam perjalanan Sampo Bo. Hasanudin bin Yusuf adalah putra seorang ulama besar di Campa yg bernama Yusuf atau dengan sebutan Syeikh Yusuf. Hasanudin adalah adik ipar dari Laksamana Sampo Lo khoei kian, yang telah menikahi kakak perempuannya yang bernama Hayati binti Yusuf.

Ketika mendarat di Cirebon, ekspedisi Sampo Bo menjalin hubungan dengan Keraton Cirebon dan sebagai tanda persahabatan tersebut didirikan Menara mercusuar di Pelabuhan Cirebon. Sementara Laksamana Sampo Lo Khoei Kian beserta prajuritnya dikenalkan oleh Cirebon kepada Raja Sunda-Pajajaran di Pakuan – Pajajaran.

Prabu Siliwangi menganugerahkan lahan tanah dan jabatan untuk Laksamana Sampo Lo Khoei Kian dan wakilnya bernama Laksamana Muda Sampo Lo Kian Zhee adiknya. Demikian juga beberapa orang kepercayaan yang konon katanya ada 20 orang yg diangkat menjadi wakil mereka. Adalah orang-orang tangguh yang pilih tanding. Ada 20 orang yang masih dingat dengan baik oleh para nara sumber adalah : Dai min, Bai lin, I bung, Lo Ih, Khu sen, Lu wek, dll.

Laksamana Sampo Lo Khoei Kian dan Laksamana Muda Sampo Lo Kian Zhee adiknya diberikan lahan tanah di daerah Pulo Aren dan mendirikan bentengan bernama Cha kung (sekarang Cakung, Jakarta Timur). Sampo Lo Khoei Kian diberi nama jabatan oleh Raja Sunda dengan nama Rakean Jaya Laksana. Sementara Sampo Lo Kian Zhee diberi nama jabatan Rakean Jagabaya.


Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

Peralatan pribadi