12. R. Tumenggung Danoeningrat / Kg. Adipati Wiradadaha IX b. 1837 - 1844 - Keturunan (Inventaris)
Dari Rodovid ID
BUPATI SUKAPURA Ke – IX Tahun 1837-1844
(Rd. Tumenggung Danoeningrat)
Sepeninggalan Kg. Adipati Wiradadaha VIII, pada tahun itu juga R. Tumenggung Danoeningrat putra Kg. Adipati Wiratanoebaja ke 12 menjadi bupati, namun tidak sampai mendapat gelar atas kebijaksanaannya, karena pada tanggal 4 Januari 1844 wafat, jenazahnya dimakamkan di Tanjung Malaya. Beliau menikah dengan Nyi Rd. Tajoem putri Rd. Soemabrata dari Panjalu dan mempunyai putra-putri 13 orang yaitu :
1. R. Rangga Wiradimanggala, 2. Rd. Wiradiredja 3. Rd. Rangga Tanoewangsa 4. Nyi Rd. Jogjaningrum 5. Nyi Rd. Ratnanagara 6. Nyi Rd. Radjakoesoemah 7. Rd. Danoekoesoemah 8. Rd. Dg. Pranawangsa 9. Nyi Rd. Sariningsih 10 Nyi Rd. Arsanagara 11. Nyi Rd. Bradjadiguna 12. Nyi Rd. Moenaningroem13. Rd. Soebiakoesoemah
2
BUPATI SUKAPURA Ke – X Tahun 1844-1855
(Rd. Rangga Wiradimanggala / Kg. Rd. Tumenggung Wiratanoebaja).
Yang menjabat bupati kemudian adalah putra sulungnya yang bernama R. Ranggawiradimanggala, yang kemudian namanya diganti menjadi Kg. R. Tumenggung Wiratanoebaja, yang mengikuti nama dari buyut Kg. Dalem Parakanmuntjang ke III. Menjabat sebagai bupati selama 12 tahun kemudian wafat tanggal 6 Juni 1855, jenazahnya di Tanjung Malaya, dan tidak mempunyai putra-putri.
Setelah wafat, Kg. Dalem sering disebut “Dalem Soemeren”. Jabatan kemudian diserahkan ke adiknya yang bernama R. Tanoewangsa.
BUPATI SUKAPURA Ke – XI Tahun 1855-1875
Rd. Rangga Tanoewangsa / Rd. Wiratanoebaja / Rd. Adipati Wiraadegdaha.
Pada hari Selasa tanggal 11 September 1855, R. Rangga Tanoewangsa dilantik dan diganti menjadi R. Wiratanoebaja. Ditahun 1872 mendapat gelar Adipati dan diganti namanya menjadi R. Adipati Wiraadegdaha. Pada masa beliau, pemerintah mulai memberlakukan aturan pajak tanah yang dimusyawarahkan oleh 7 Bupati di seluruh Priangan ditahun 1869; yang dipimpin oleh komisaris Jendral P.K.T. Otto van Rees (Gubernur Jendral Hindia Belanda; 1884-1888). Setelah hasil musyawarah dikirimkan ke 2 e Kamer, pada bulan Juli 1871, peraturan pajak tanah di Priangan diberlakukan. Jasa Kg. Bupati kepada negara serta isinya sangatlah besar dibanding yang lainnya, bukan hanya dari segi kesejahteraan negara tetapi juga dari segi penyempurnaan adat serta tata krama dan juga besar jasanya dalam memajukan pembangunan. Pada tahun 1875 beliau mendapat musibah yang disebabkan oleh peraturan pajak tanah sampai diberhentikan dengan hormat. Untuk beberapa tahun beliau tidak diperkenankan tinggal di tempat kelahirannya tetapi di tempatkan di Bogor dan diberi pensiun f. 300 setiap bulannya. Itu sebabnya Kg. Dalem sering disebut “Dalem Bogor”. Ditahun 1908 Kg. Dalem Bogor diperkenankan kembali ke Manonjaya, hingga beliau wafat di tahun 1912. Jenazahnya dimakamkan di Tanjung Malaya. Beliau mempunyai putra-putri sebanyak 34 orang yaitu :
1. Rd. Danoeningrat 2. Nyi Rd. Patimah 3. Nyi Rd. Saribanon 4. Rd. Waktoero 5. Rd. Anhar 6. Nyi Rd. Parinaningrat 7. Rd. Alibasah 8. Rd. Kosasih 9. Rd. Timoer 10 Rd. Rangga Wiratanoewangsa 11. Rd. Asikin 12. Rd. Tasik 13 Rd. Badar 14. Nyi Rd. Radja 15. Nyi Rd. Oerpijah 16. Nyi Rd. Timoer 17. Nyi Rd. Mintarsah 18. Nyi Rd. Mintarsih 19. Rd. Adjrak 20. Nyi Rd. Soehaerah 21. Nyi Rd. Oerpinah 22. Nyi Rd. Pandji 23. Rd. Soedjana 24. Nyi Rd. Soekaenah 25. Nyi Rd. Soekaesih 26. Nyi Rd. Soehaeni 27. Rd. Soemanagara 28. Rd. Widjanggana 29. Rd. Soemitra 30. Rd. Bradjanagara 31. Nyi Rd. Resna 32. Rd. Herdis 33. Nyi Rd. Bintang34. Rd. Panris