Dear Rodovidians, please, help us cover the costs of Rodovid.org web hosting until the end of 2025.
Ahmad Al Abah (Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib ) b. 820
Dari Rodovid ID
| Marga (saat dilahirkan) | Al Husaini |
| Jenis Kelamin | Pria |
| Nama lengkap (saat dilahirkan) | Ahmad Al Abah (Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib ) |
| Orang Tua
♂ Isa Ar-Rumi [Al Husaini] d. 298 | |
| Halaman-wiki | [[1]] |
Momen penting
820 lahir: Basra City, Iraq
kelahiran anak: ♂ Sayyid Husein [Al Husaini]
kelahiran anak: ♂ Sayyid Ali [Al Husaini]
kelahiran anak: ♂ Sayyid Muhammad [Al Husaini]
Catatan-catatan
Ir. H. Hilal Achmar Lineage Study Ahmad al Abah (820-924) (Arabic: أحمد ) also known as Al-Imam Ahmad bin Isa was the descendant of Ali bin Abu Talib and Fatimah bint Muhammad, the daughter of Muhammad.
His full name is Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al Uraidhi bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin al-Husain bin Ali.
He is thought to have been born in 241 Hirah (820 CE) according to al-Qirtas by Sayyid Ali bin Hasan.
Al-Imam Ahmad bin Isa is called Al-Muhajir (emigrant) because he left Basra, Iraq during the Abbassid Caliphate that was headquartered in Baghdad in the year 317H (896 CE). He first went to Madinah and Mecca, and then from Mecca to Yemen at around 319H.
He migrated at a time when there was much internal strife, bloodshed and confusion in Iraq, where a large number of the descendants of Muhammad were persecuted for political reasons by the ruling Abbasid.
IN MALAY
Beliau adalah Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-’Uraidhi bin Ja’far Ash-Shodiq, dan terus bersambung nasabnya hingga Rasulullah SAW. Beliau adalah seorang yang tinggi di dalam keutamaan, kebaikan, kemuliaan, akhlak dan budi pekertinya. Beliau juga seorang yang sangat dermawan dan pemurah.
Beliau berasal dari negara Irak, tepatnya di kota Basrah. Ketika beliau mencapai kesempurnaan di dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah, bersinarlah mata batinnya dan memancarlah cahaya kewaliannya, sehingga tersingkaplah padanya hakekat kehidupan dunia dan akherat, mana hal-hal yang bersifat baik dan buruk.
Beliau di Irak adalah seorang yang mempunyai kedudukan yang tinggi dan kehidupan yang makmur. Akan tetapi ketika beliau mulai melihat tanda-tanda menyebarnya racun hawa nafsu disana, beliau lebih mementingkan keselamatan agamanya dan kelezatan untuk tetap beribadah menghadap Allah SWT.
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu

