Bhre Pandansalas / Dyah Suraprabhawa (Bhre Tumapel Singhawikramawardhana / Brawijaya IV) d. 1474
Dari Rodovid ID
Marga (saat dilahirkan) | Majapahit Rajasa |
Jenis Kelamin | Pria |
Nama lengkap (saat dilahirkan) | Bhre Pandansalas / Dyah Suraprabhawa |
Nama belakang lainnya | Bhre Tumapel Singhawikramawardhana / Brawijaya IV |
Orang Tua
♂ Girishawardhana Dyah Suryawikrama / Bhra Hyang Purwawisesa (Dyah Suryawikrama / Brawijaya III) [Majapahit Rajasa] d. 1466 | |
Halaman-wiki | [[1]] |
Momen penting
kelahiran anak: ♂ Raden Pamekas [Majapahit Girindrawardhana]
kelahiran anak: ♂ Raden Baribin ? (Arya Beribin, Majapahit Giriwardhana) [?]
kelahiran anak: ♂ Singawardhana Dyah Wijayakusuma / Bhre Pamotan II [Majapahit Rajasa]
kelahiran anak: ♂ Girindrawardhana Dyah Ranawijaya / Sri Wilwatikta (Brawijaya VI) [Singhawardhana] d. 1527
kelahiran anak: ♀ Retno Palupi [Majapahit Girindrawardhana]
kelahiran anak: ♀ Retno Bukasri [Majapahit Girindrawardhana]
perkawinan: ♀ Bhre Tanjungpura / Manggalawardhani Dyah Suragharini (Putri Junjung Buih/Putri Ratna Janggala Kadiri) [Majapahit Rajasa]
perkawinan: ♀ Rajasawardhanadewi Dyah Sripura [Bhre Singhapura]
1466 - 1474 gelar: Majapahit, Raja Majapahit X bergelar Sri Adi Suraprabhawa Singhawikramawardhana Giripati Pasutabhupati Ketubhuta (Brawijaya IV)
1474 wafat: Didarmakan di Sri Wisnupura - Jinggan
Catatan-catatan
Dyah Suraprabhawa adalah raja Majapahit yang memerintah tahun 1466-1474, bergelar Sri Adi Suraprabhawa Singhawikramawardhana Giripati Pasutabhupati Ketubhuta. Tokoh ini identik dengan Bhre Pandansalas dalam Pararaton yang naik takhta tahun 1466.
Bhre Pandansalas dalam Pararaton Dalam Pararaton ditemukan beberapa orang yang menjabat sebagai Bhre Pandansalas. Yang pertama adalah Raden Sumirat putra Raden Sotor (saudara tiri Hayam Wuruk). Raden Sumirat bergelar Ranamanggala menikah dengan Surawardhani adik Wikramawardhana. Dari perkawinan itu lahir Ratnapangkaja, Bhre Mataram, Bhre Lasem, dan Bhre Matahun. Ratnapangkaja kemudian kawin dengan Suhita (raja wanita Majapahit, 1427-1447).
Bhre Pandansalas yang pertama tersebut setelah meninggal dicandikan di Sri Wisnupura di Jinggan.
Bhre Pandansalas yang lain diberitakan menjadi Bhre Tumapel, kemudian menjadi raja Majapahit tahun 1466. Istrinya menjabat Bhre Singhapura, putri Bhre Paguhan, putra Bhre Tumapel, putra Wikramawardhana.
Diberitakan dalam Pararaton, setelah Bhre Pandansalas menjadi raja selama dua tahun, kemudian pergi dari istana anak-anak Sang Sinagara, yaitu Bhre Kahuripan, Bhre Mataram, Bhre Pamotan, dan yang bungsu Bhre Kertabhumi.
[sunting] Kematian Suraprabhawa Dyah Suraprabhawa yang dianggap identik dengan Bhre Pandansalas, tercatat namanya dalam prasasti Waringin Pitu (1447) sebagai putra bungsu Dyah Kertawijaya. Istrinya bernama Rajasawardhanadewi Dyah Sripura yang identik dengan Bhre Singhapura. Peninggalan sejarah Suraprabhawa setelah menjadi raja berupa prasasti Pamintihan tahun 1473.
Pararaton tidak menyebutkan dengan pasti kapan Bhre Pandansalas alias Suraprabhawa meninggal. Ia hanya diberitakan meninggal di dalam keraton, dan merupakan paman dari Bhre Kertabhumi.
Tahun kematian Suraprabhawa kemudian ditemukan dalam prasasti Trailokyapuri yang dikeluarkan oleh Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Menurut prasasti tersebut, Suraprabhawa alias Singhawikramawardhana meninggal tahun 1474.
Girindrawardhana yang menjadi raja Majapahit tahun 1486 mengaku sebagai putra Singhawikramawardhana. Hal ini dapat diperkuat adanya unsur kata Giripati dalam gelar abhiseka Singhawikramawardhana yang sama artinya dengan Girindra, yaitu raja gunung.
Jadi, pemerintahan Dyah Suraprabhawa Singhawikramawardhana berakhir tahun 1474 dan digantikan oleh keponakannya, yaitu Bhre Kertabhumi putra Rajasawardhana, yang sebelumnya pergi meninggalkan istana bersama ketiga kakaknya. Meskipun tidak disebut dengan jelas dalam Pararaton, dapat dipastikan Bhre Kertabhumi melakukan kudeta terhadap Dyah Suraprabhawa karena ia sebagai putra Rajasawardhana, merasa lebih berhak atas takhta Majapahit dibanding pamannya itu.
Pararaton memang tidak menyebut dengan jelas kalau Bhre Kertabhumi adalah raja yang menggantikan Bhre Pandansalas Dyah Suraprabhawa. Justru dalam kronik Cina dari Kuil Sam Po Kong, diketahui kalau Kung-ta-bu-mi adalah raja Majapahit yang memerintah sampai tahun 1478.
Dari kakek nenek sampai cucu-cucu
gelar: 1447, Menurut prasasti Waringin Pitu, Dyah Wijayakumara memiliki istri bernama Manggalawardhani Bhre Tanjungpura. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak, yaitu Dyah Samarawijaya dan Dyah Wijayakarana.
perkawinan: ♀ Dewi Murdaningrum (Selir-1)
perkawinan: ♀ Isteri Ponorogo (Selir-2)
perkawinan: ♀ Ratu Dwarawati / Dewi Amarawati Permaisuri Dewi Murdaningrum
perkawinan: ♀ Endang Sasmitapura
perkawinan: ♀ 11.4. Syarifah Siti Zainab
perkawinan: ♀ Siu Ban Ci / Wandan Sari
perkawinan: ♀ 11.4. Syarifah Siti Zainab
gelar: 1468 - 1478, Majapahit, Prabu Majapahit XI bergelar Brawijaya V
wafat: 1478
perkawinan: ♂ Bhre Pandansalas / Dyah Suraprabhawa (Bhre Tumapel Singhawikramawardhana / Brawijaya IV)
perkawinan: ♂ Bhre Paguhan III / Raden Aria Gegombak Janggala Rajasa (Pangeran Suryanata/Raden Suryacipta)
perkawinan: ♂ Bhre Paguhan III
perkawinan: ♂ Rajasawardhana Dyah Wijayakumara Sang Sinagara (Brawijaya II/Bhre Pamotan I/Bhre Keling II/Bhre Kahuripan VI)
perkawinan: ♂ Bhre Paguhan III / Raden Aria Gegombak Janggala Rajasa (Pangeran Suryanata/Raden Suryacipta)